Arthur lahir di Danzig, Jerman pada 1778 dan meninggal pada
1860 di Frankfurk. Dia adalah pengikut setia Immanuel Kant. Dia menyatakan
bahwa terdapat hal yang mungkin dipikirkan dan hal yang tidak terjangkau akal.
Dia mengatakan ada empat prinsip intelek yaitu: (1) Kausalitas, hukum
sebab-akibat yang niscaya bagi akal supaya realitas eksternal dapat dikenal.
Karena pengetahuan akal ini terus bergerak, maka diperlukan suatu (2) putusan
supaya dapat mengambil tindakan dari pengetahuan itu. Pengetahuan yang terus
bergerak itu akan sampai pada muara pemahaman yang disebut sebagai (3) intuisi.
Intuisi ini bukanlah suatu penemuan dari alam lain yang sampai pada kita,
dianya adalah kematangan dari pengolahan akal yang masih terikat oleh ruang dan
waktu. Terakhir adalah (4) kehendak. Artinya subjek bukanlah sebagai pengamat
yang menerima secara mentah objek eksternal. Kehendak adalah Penggerak
konstruksi pikiran dalam memberi aksiden pada materi. Yang terakhir ini memberi
inspirasi bagi gagasan Friedrick Nietzsche.
Schopenhauer
terkenal sebagi penentang Hegel. Dia banyak dipengaruhi oleh Friedrich Meyer
yang menganut filsafat India yang sumber ajarannya adalah Upanishad. Dia juga
sangat tertarik dengan konsep Hindu. Karena itu wajar saja Schopenhauer
mengakui bahwa setiap realitas memiliki ruh yang intensitanya relatif bagi
setiap mawjud. Filosof yang tidak pernah
menikah ini hanya hidup dengan seekor anjingnya yang ia beri nama Atman, yang
dalam istilah Hindu berarti 'jiwa kecil'.
Schopenhauer
mengaku bahwa realitas eksternal adalah konstruksi pikiran. Noumene yang
diistilahkan Kant baginya adalah Kehendak. Kehendak ini perwujudannya adalah
pada realitas eksternal. Realitas eksternal yang beraneka ragam baginya
hanyalah penampakan dari Kehendak. Karena itu semua realitas termasuk teknologi
manusia adalah berasal dari Kehendak.
Kebosanan manusia
setelah memiliki apa yang sebelumnya diusahakan dengan sungguh katanya adalah
bukti bahwa kehendak itu buta. Karena itu dia berkata ''Kedamaian hanyalah masa
jeda antar perang''. Dalam damai yang tidak dimaknai akan menimbulkan
kejenuhan.
Dia mengatakan
semua keinginan manusia itu tidak bernilai. ''Hidup manusia adalah komedi dan
tragedi dalam satu kesatuan, senauh lembah yang penuh keluhan yang tak
bernilai'' katanya. Tampaknya ia ingin
mengatakan bahwa yang sebenarnya diinginkan manusia adalah Kehendak itu
sendiri, bukan perwujudannya.
Cara manusia
menemukan Kehendak itu adalah dengan simpati Bela Rasa (Mitleid) kepada individu yang lain karena individu yang lain itu
memiliki rasa sama dengan diri kita juga. Pekerjaan ini perlu diimbangi dengan
membatasi keinginan-keinginan
Sekalipun
menyadari adanya batas yang tidak mampu dipahami oleh indera, tapi Schopenhauer
sanyat meyakini kemendasaran noumena. Dia sangat kagum pada Abraham yang
memngambil keputusan menyembelih puteranya sekalipun perintah itu tidak dialami
secara rasional.
ada tidak. buku yang menarik tentang gagasan dan cara berpikir si Arthur ini?
BalasHapus