Makkulatul awaaliyah
mahawiyah (MAM)adalah konsep di dalam intelek yang dapat dikonfirmasi oleh
melalui indera atau yang berada di ruang eksternal dapat dipahami dengan
sendirinya tanpa perlu disemat dengan konsep atau mahiyah lain di ruang eksternal.
Makkulatul sanawiyah falsafiyah (MSF)adalah
konsep yang cuma ada di dalam pikiran, bentukan pikiran untuk memberi kualitas
atas suatu mahiyah. MSF tidak bisa
dikonfirmasi di ruang eksternal.
Makkulatul sanawiyah mantiqiyah (MSM) adalah
konsep yang murni bentukan mental. Dianya tidak bisa dikonfirmasi pada suatu
mahiyah yang ada di ruang eksternal.
Persoalannya
terletak pada MAM, minggu sebelumnya Musa Kazim (Pak Musa) mengatakan MAM
adalah suatu konsep yang dapat ditunjuk pada ruang eksternal. Misalnya batu.
Tapi hari ini konsep manusia yang sebenarnya adalah konstruksi mental juga
digolongkan MAM. Padahal sebelumnya dikatakan, Ali, Umar saja yang bisa disebut
MAM, manusia hanya bentukan, yang ditunjuk cuma Ali, Zainal, Umar, dst. Tapi
kali ini dikatakan 'manusia' juga termasuk MAM karena dapat ditunjuk di luar
melalui partikularnya (Ali, Zainal). Saya kira ini karena 'manusia' juga bisa
dimaknai dengan sendirinya, tidak perlu penyematannya pada konsep lain.
Tapai kalau MSF,
misal cantik, jelek, baik, buruk, tidak bisa berdiri sendiri, dianya perlu
penyematan pada suatu Konsep lain seperti Fatimah cantik, Sulastri jelek. MAF
baru terbentuk setelah adanya perbandingan antar partikular. Kalau Sulastri
adalah satu satunya perempuan di sunia ini, maka kualitas padanya tidak dapat
diberikan sebab tidak ada bandingannya. Jadi yang mendasar dari MSF adalah
bahwa dianya tidak dapat berdiri sendiri. Sementara MAM yang mendasar adalah
dia dapat berdiri sendiri. Yang sering menjadi kekeliruan kita adalah
contoh-contoh atau analogi yang diberikan, tapi tanpa contoh, sulit pula
dipahami. Oleh sebab itu dibutukan pemahaman yang baik dan teliti dalam memberi
contoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar