1.
Sinisme dan Skeptisme
Hellenisme adalah sebuah era kebudayaan Yunani pasca
Aristotetes. Para peneliti filsafat melimitasi periode ini hingga Plotinus.
Sebagian lagi melimitasinya hanya pada masa aliran Sketisme, Epicurean dan
Stois. Kita menamainya Antroposentrisme
karena ajaran ini berfokus pada penyelamatan manusia yang dimulai dari masa
Sinisme hingga Neoplatonis.
Mazhab
filsafat Yunani, Sinisme adalah mazhab yang awalnya dianggap paling
kontrofersial namun secara diam-diam pemuda Yunani perlahan mengikuti.
Nama mazhab ini diambil dari kata 'sinis' (cynic)
yang berarti anjing. Diambil dari nama itu karena pendirinya sangat anti kemapaman
dan memilih hidup fakir, berpakaian lusuh dan mengemis seperti anjing. Jalah
hidup itu dipilih bukan karena keterpaksaan melainkan pilihan. Mazhab ini
sangat bertolak belakang dengan makna yang dipahami belakangan ini. Mazhab ini
memiliki mentalitas dan rasa optimisme tinggi dalam mencapai tujuannya. Mereka
menyatakan benda-benda duniawi sama sekali tidak ada gunanya. Mereka mengklaim
hidup yang paling menyenangkan adalah tidak memiliki apapun. Prinsip ini
diserap dari pemikiran Plato yang menyatakan jiwa itu abadi sementara badan dan
fisik itu fana. Russel (2004:316-317) mencatat Aristoteles adalah filsuf
terakhir yang hidup dengan riang. Pemikir sesudahnya hidup dengan mengutuk,
mengeluh dan resah.
Ajaran Sinisme
membalik pandangan yang menganggap pengemis sebagai orang yang hina dan pemberi
adalah yang mulia. Aliran ini mengambil semangat yang menyatakan menerima juga
sebagai suatu sikap heroik tanpa sedikitpun menjatuhkan nilai pemberinya. Bagi
mereka pengemis dan pemberi dalam posisi sama ditinjau dari segi manapun.
Mazhab lain yang mencoba melawan kemapanan
atau pandangan ideal umum adalah Skeptisme. Ajaran ini awalnya dikemukakan oleh
Pyrrho (360 SM), seorang pemikir jenius yang tidak meninggalkan sebarang
tulisanpun.
Begitu banyak pemikiran yang
datang silih berganti. Semua mengakui dirinya yang terbaik. Semuanya akan
terkesan baik. Karena itu perlu sikap kritis denga tidak sembarang menerima
setiap perintah, pemikiran atau gagasan: apapun alasannya. Mazhab ini
menganggap semua orang punya kualitas yang sama.
Di tengan
masyarakat yang bingung dan ketakutan, ajaran ini mencoba mengatakan pada
masyarakat bahwa masa lalu telah berlalu dan takkan kembali dan masa depan
sama-sekali tidak ada jaminan akan kedatangannya, jadi cemas takut dan ragu sama sekali tidak
ada gunanya. Yang harus kita lakukan adalah menikmati masa kini dengan
seoptimal mungkin. Atas ajaran inilah
Skeptisme beroleh banyak perhatian dari masyarakat.
Ajaran utama
Skeptisme bertujuan agar masyarakat tidak sembarang terima segala informasi
yang datang. Meragui segala informasi adalah positif supaya pendalaman
pengetahuan terhadapnya dapat terus dilaksanakan. Dengan itu, segala kebobrokan
atau kerancuan suatu informasi dapat ditemui.
Kaum Skeptis
mengatakan bila sesuatu menyenangkan maka manusia ingin merasakannya dan
khawatir bila itu berakhir. Tapi bila sesuatu itu menyedihkan maka
manusia ingin segera keadaannya berakhir.
Phyroho adalah nama sekolah
tempat mendidik kaum Skeptisme. Di sana diajarkan bahwa kita bukanlah
kebenaran, jadi kebenaran itu tidak akan
didapatkan. Ajaran ini memiliki dogma sendiri yaitu: tidak mempercayai apapun
selain meragukannya. Oleh sebab itu manusia harus terus-menerus mencari
kebenaran tanpa henti.
Untuk membentuk
suatu pandangan kita harus punya pegangan tentang pengetahuan umum yang
mendasar. Misalnya madu itu manis, bila tidak manis maka madu itu perlu
dipertanyakan. Saya kira umat beragama tidak perlu mengikuti ajaran Skeptisme
bila meraka terus-menerus taklid pada agamanya. Melalui ajaran Skeptisme, kita
dapat menyelamatkan diri dari politik pencitraan yang dimainkan penguasa.
Penguasa yang suka menipu rakyat dan membuat mereka nyaman dengan pembodohan
atas mereka dapat dilawan dengan upaya menyadarkan masyarakat atas propaganda
rapi pemerintah.
Timon,
, murid Pyrho, mengkritik adanya kebenaran. Alasannya, segala argumen dalam
filsafat Yunani menggunakan logika deduktif. Kerena itu wacana umumnya haruslah
pasti benar.Untuk membuktikan dianya benar perlu perbandingan, karena
perbandingan mustahil dalam argumen umum deduktif, maka semua terminasi sangat
mungkin semuanya keliru. Setidaknya, tidak ada jaminan sama sekali benar.
Pernyataan ''madu itu manis'' tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya
salah. Setiap pernyataan hanyalah ungkapan dari yang terjadi, yang terjadi
hanyalah fenomena.Setiap fenomena bisa jadi benar bisa jadi salah. Skeptisme
akan realitas sejalan dengan ungkapan Iqbal bahwa fenomena realitas tidak dapat
kita pahami yang sebenarnya, yang kita pahami hanyalah persepsi akal kita saja.
Lebih jauh lagi, Harun Yahya mampu membuktikan alasan ini karena realitas
hanyalah bentukan pikiran semata.
Kesamaan
garis pemikiran dan pemenuhan manusia dari zaman kuno hingga modern
mengingatkan kita pada pernyataan Hegel bahwa kesamaan kesamaan itu bisa
terjadi karena ada sebuah Pikiran Absolut yang menggradasikan diri pada
pikiran-pikiran yang sering berfikir mendalam.
2. Epicurus dan Kaum Stois
Ketika melahirkan banyak filsuf, Yunani sedang
berada dalam sistem demokrasi. Praktik demokrasi yang memberikan kebebasan
besar bagi setiap individu memungkan setiap individu mengutarakan
gagasan-gagasannya secara lebih bebas dan terbuka. Kebebasan-kebebasa-kebebasan
itulah yang membuat pemikiran-pemikiran orang Yunani semakin berkembang.
Kebebasan juga telah membuat
anak-anak muda semakin termotifasi dan punya semangat tinggi untuk terus
belajar. Epikurus adalah salahsatunya. Dia berangkat ke Athena dari kampung
halamannya saat berusia 18 tahun untuk mencari pengalaman yang lebih luas.
Karir keilmuannya dimulai dari menjadi prajurit militer.
Sekembali dari Turki,
Epikurus mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama The Taman. The Taman adalah
tempat bagi anak muda belajar dan berdiskusi tentang filsafat.
Epikurus adalalah
orang pertama yang menolak mitos. Dia dapat dikatakan tokoh kunci sistem
ilmiah. Epikurus menolak gagasan-gagasan kecuali yang telah diuji melalui
pengalaman serta telah menempuh analisa deduksi logis.
Epikurus mempunyai
pemikiran cemerlang yang melampaui masanya. Pokok pemikirannya adalah manusia
dalam hidupnya mencari kebahagiaan dan menghindari ketakutan. Gagasan ini
sangat diterima masyarakatnya ketika itu sebab masyarakat Yunani ketika itu
mengalami traumatik akibat perang Pellopenesia.
Masyarakat Yunani kala
itu membutuhkat filsafat praktis yang bisa langsung dapat mereka rasakan
manfaatnya. Di sana Epicurus mengemukakan gagasan bahwa kesenangan jasmani
terletak pada kesehatan dan kesenangan rohani terletak pada jiwa. Menurutnya,
filsafat adalah obat bagi jiwa.Jadi dengan itu masyarakat dapat mudah memahami
dan menerima pemikirannya. Namun sayang, gagasan-gagasan Epicurus sering
disalahgunakan orang untuk kepentingan pribadi.
Bagi masyarakat dia
menawarkan empat jenis kebahagiaan: (1) kesenangan sementara; (2) kesenangan
jangka panjang; (3) painful dan (4) ketenangan bagi masyarakat. Karena itu
menurutnya, kalaupun ada orang yang menempuh kesusahan dengan suka rela maka
itu adalah caranya mendapatkan kebahagiaan yang lebih besar.
Epikurus membagi tiga jenis
kesenangan yang diinginkan manusia. Pertama
adalah natural and necessary, yaitu
fakultas dan penunjang kenikmatannya dapat dilihat, contohnya perut dan makanan.
Kedua yaitu natural but not necessary yakni fukultas kenikmatannya tidak
dapat dilihat sementara sarana penunjangnya dapat. Ketiga adalah not natural and
not necessary yaitu fakultas dan sarana penunjangnya sama-sama tidak dapat
dilihat misalnya popularitas dan pangkat.
Epicurus
menerangkan, hal-hal yang menghilangkan kesenangan manusia antara lain
ketakutan akan Tuhan dan kematian. Jadi agar manusia dapat kembali senang,
manusia jangan takut pada Tuhan dan kematian. Dia menjelaskan, karena rasa
tidak ada lagi setelah kematian, maka manusia tidak perlu takut mati sebab
kesusahan, kesedihan dan rasa sakit tidak akan ada lagi.
Ada sebuah pertanyaan yang
diajukan: apakah Epicurus adalah seorang atheis. Jawaban yang muncul beragam.
Ada yang terlebih dahulu mengajukan kesepakatan pendefinisian terhadap kata
'ateis'.Selanjutnya bila semua sepakat ateis itu artinya orang yang tidak
percaya pada Tuhan.Terakhir defenisi 'Tuhan' itu sendiri yang perlu disepakati.
Saya
berpendapat, dari segi pemikirannya Epicurus itu ateis atau setidaknya
gagasannya mengarahkan ke sana. Namun saya tidak sepakat dia sebagai eteis dari
segi personanya. Pendapat yang sama juga saya alamatkan kepada Kant dan banyak
filsof lainnya. Sebab, dalam cara pandangan filsafat, Tuhan itu ada atau tidak
bukan masalah. Kalaupun ada penemuan para filsuf tentang hal-hal yang oleh kaum
agamais mengidentikkan atau menyamakannya dengan 'Tuhan', dengan nama-nama
seperti: 'Prima Cuasa', 'Wujud Absolut' dan sebagainya tidaklah sama atau bahkan
tidak punya kaitan sama sekali. Filsafat punya jalan lain, kalau diujung jalan
bertemu mau bilang apa.
Epicurus adalah orang yang sangat berpengaruh dalam lahirnya mazhab Stois atau
Stoicism. Mazhab ini diberinama 'Stois'
karena anggotanya suka belajar di serambi rumah yang lebar, terbuka diantara
tiang-tiang penyangga atap.Rumah-rumah orang Yunani banyak yang besar-besar. Lesehan
di antara tiang-tiang penyangga atap yang tinggi-tinggi dan besar-besar itu
disebut 'Stoa'. Epicurus suka
mengajar di tempat seperti itu.
Pemikiran Stois banyak digagasi
pemikiran Epicurus. Stois yang didirikan oleh Zeno ( 334 SM) menilai manusia
adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sementara alam menurut mereka
adalah berasal dari benih atau mereka sebut 'logos spermaticos'.
Menurut Stois, kewajiban
manusia adalah melakukan segala sesuatu yang rasional dan meninggalkan
segalahal yang irrasional. Segala yang rasional adalah baik, segala yang
irrasional adalah yang buruk.
Manusia memerlukan filsafat
supaya memiliki wisdom.Wisdom itu gunanya supaya manusia
dapat mengendalikan keinginannya supaya tidak keluar dari jalur yang
rasional.Stois juga mengadopsi pemikiran Epicurus mengenai sebab kegelisahan
manusia adalah ketakutan.Ketakutan manusia adalah persepsi yang timbul dari
sensasi manusia, bukan dari karena peristiwa tertentu. Kerena itu, menurut
mereka, yang ditakuti manusia sebenarnya hanya satu yaitu ketakutan itu
sendiri.
Tidak menerima
apa yang telah dan resah pada apa yang akan terjadi adalah penyebab keresahan
manusia, jadi supaya manusia bahagia, mereka harus menerima segala yang telah
terjadi dan tidak khawatir atas apa yang akan terjadi.
Dalam pandangan Stois,
materi adalah pusat dari segala realitas.Materi itu dinamis, tidak statis
seperti keyakinan sebelumnya.Inti materi atau atom selalu berubah sebagaimana
fisika modern telah membuktikannya
Ideas, kata-kata, pikiran, sensasi, pemaknaan
dan perasaan adalah adalah jalan dan sarana memperoleh pengetahuan menurut
mazhab yang hidup pada 334-262 SM ini.
Ajaran Stois merupakan ajaran yang bertahan lumayan lama di Yunani.
Pasca ajaran ini, hamir tidak ada ajaran besar di Yuanani hingga munculnya ajaran Neoplatonis yang digagas oleh Plotinus
yang lahir pada 250 M. Ajaran ini merupakan ajaran spiritual rasional. Artinya
ajaran ini merupakan penyatuan yang cukup baik antara spiritualitas ajaran
Plato dengan rasionalitas ajaran Aristoteles.
3. Neoplatonis
Untuk belajar filsafat Islam kita harus memahami
dengan baik pemikiran mazhab Neoplatonis. Memang. Hampir semua filsuf Muslim
dipengaruhi oleh Neoplatonis. Aliran ini juga adalah aliran yang sangat kaya
dan matang karena dia mampu mengambil sari dari pemikiran-pemikiran Yunani
sebelumnya. Posisi aliran Platonis yang mensintesiskan aliran-aliran filsafat
Yunani sebelumnya hampir sama dengan kerja Mulla Sadra di dunia Islam yang
mengkombinasikan segala aliran filsafat dan teologi Islam sebelumnya.
Uniknya, karena
pengaruh aliran mistik Timur barangkali, aliran ini mengajarkan kefanaan diri
atau dikenal dengan 'salvation'. Ajaran ini di India atau dalam tradisi
Hindu dikenal dengan 'Moksha'.
Salvation adalah cara
mensucikan pikiran dengan berhenti berfikir tentang realitas eksternal dan
memusatkan pikiran ke dalam diri. Cara ini dianggap sebagai cara terbaik untuk
menyatu dengan Hakikat. Dalam rumah Islam, praktik seperti ini dikenal dengan suluk.
Aliran Neoplatonis
memperkenalkan konsep gradasi yang lebih mudah dipahami daripada paham gradasi
lain milik pemikiran Yunani. 'One' dikenal sebagai sebab utama atau akal utama
yang menyebabkan akal lainnya muncul.
Ajara hampir sama
persis seperti konsep emanasi Al-Farabi dalam filsafat Islam. Hakikat Wujud
dikenal sebagai sumber kebaikan. Sesuatu yang semakin jauh akan semakin kurang
baik. Maka tidak ada yang namanya 'buruk'. Buruk itu hanya sebagai sandangan
bagi sesuatu yang jauh dari yang Baik. Toh, segalanya nanti akan kembali kepada
yang Baik. Saya kira sebab itulah dikenal adanya neraka dalam pandangan
agama.Neraka adalah jalan kembali bagi yang kurang baik kepada yang Baik.
Sesuatu yang sangat
jauh dengan Baik maka akan mengalami kehampaan. Kehampaan ini meniscarakan
penyandang kurang baik secara alami mencari jalan kembali, jalan kembalinya
adalah penyesalan diri yang disebut neraka.
Pendiri mazhab
Neoplatonis adalah Plotinus (204-270 M). Pada masa hidupnya, tentara Yunani
membunuh raja demi bayaran dari seseorang lalu menjadikannya raja dan kembali
membunuhnya bila ada pesanan lagi. Di perbatasan prajurut harus bersiaga guna
mengantisipasi serbuan bangsa Arya, Jerman dari Utara dan Persia dari Timur.
Kebobrokan negara yang korup dengan pajak yang luar biasa tinggi menyebabkan
rakyat sengsara.Wabah penyakit yang membunuh kira-kira sepertiga warga makin
memperparah keadaan. Setelah Plotinus mangkat, barulah keadaan mulai membaik.'
Plotinus tidak pernah
membicarakan kebobrokan bangsa yang dialaminya itu. Dia ingin berkonsenterasi
pada sebuah dunia yang dia ciptakan dalam imajinasinya yang bertolak belakang
dengan keadaan dunia yang ia hadapi. Dia menyatakan sudah tidak ada harapan
akan kesejahteraan di dunia ini, maka kita perlu menemukan Dunia Lain yang
indah, damai sesuai impian kita. Idenya ini sangat membahagiakan pengikut Plato
kala itu, di mana Plato menjanjikan sebuah dunia yang luar biasa indah dan
damai, yang menurut saya itu juga adalah imajinasinya semata yaitu Atlantis.
Doktrin Negeri Damai Plato yang fiktif itu benar-benar kuat merasuki pikiran
masyarakat sehingga mereka meyakininya sebagai nyata.
Doktrin Plotinus
sangat diterima pemeluk Kristen. Mereka menemukan kesamaan pemikiran itu dengan
doktrin Kitab Suci tentang dunia lain bernama Kerajaan Surga. Pesismisme akan
keadaan di masanya membuat ummat Kristen mengutuk dunia dan memfokuskan diri
mencapai kebahagiaan kerajaan surga kelak.
Doktrin Plotinus benar
benar telah membentuk dasar teologi Kristen. Antara teologi Kristen dengan
ajaran Plotinus tidak dapat dipisahkan. Hal ini terjadi karena kesamaan pahan
antar masyarakat yaitu penganut pagan yang masih berpegang teguh pada ajaran
Plato, masyarakat Kristen dan pengikut Plotinus atau Neoplatonis. Ketiga
golongan ini sejalan secara prinsip sehingga membuat ajaran Neoplatonis sangat
familiar.
Suatu sumber
mengatakan Plotinus lahirr di Mesir. Ia belajar di Alexandria hingga berusia
39. Dia berencara ikut pasukan ekspedisi melawan Persia dengan tujuan
mempelajati agama-agama Timur yang esoteris. Rencananya itu batal, lalu dia
hijrah ke Roma dan mengajar di sana. Di Roma dia diterima dengan baik oleh
Kaisar. Dia mengemukakan idenya mendirikan sebuah kota sesuai imajinasi Plato.
Kaisar yang awalnya menyetujui rencana itu merubah keputusannya.
Hingga usia 49
Plotinus tidak menulis apapu. Setelah itu dia banyak menulis.Karya karyanya
disususn dan disunting oleh seorang pengukut Phytagorean sehingga jiwa
pemikiran Plotinus yang esoteris bercorak eksoteris.
Meski hampir tidak pernah
mengutip pendapat Aristoteles, namun pemikiran Plotinus tampak jelas
dipengaruhi Aristoteles. Kepada Plato, Plotinus sangat menaruh hormat. Dia
selalu memujinya dalam setiap kesempatan.
Corak
pemikiran Plotinus sangat idealis. Dia menyatakan Yang Esa sebagai sosok yang
tidak membutuhkan apapun dari ciptaannya.Yang Esa tidak dapat dikatakan 'indah'
karena aneka keindahan yang lebih tinggi dari 'indah' itu sendiri Dia lampaui.
Dia tidak di mana-mana karena Dia meliputi segalanya. Dia hadir tanpa perlu
tiba.
'Nous'
adalah istilah yang dipakai Plato untuk mengungkapkan suatu wujud (dalam)
diri manusia yang menupakan gradasi
daripada Yang Maha Esa. 'Ruh' sebagai istilah yang paling tepat yang ditrima
Russel membuat saya sangat sepakat sebab dalam pemahanan saya, sebagaimana
Naquib Al-Attas menjelaskan, ruh adalah aktor tunggal untuk jiwa, hati dan
akal. Kehadirannya dapat dirasakan.
Hanya melalui tindakanlah dirinya dapat terpahami. Melalui tindakan segala
ungkapan tentang dirinya telah terdefenisikan. Karena itu saya kira shalat dan
ibadah lainnya harus dilakukan manusia, untuk kebutuhan manusia itu sendiri.
Sebab, setiap yang mencintai cintanya itu tidak boleh dipendam, kalau dipemdam,
sesak dada, merana badan. Bila diekspresikan melalui bahasa, maka akan absurd.
Ekspresi itu adalah tindakan, shalat dan macam ibadah.
Bila seseorang
memfokuskan diri pada kedalaman dirinya, maka dia akan memperoleh kekuatan yang
dapat dia rasakan namun tak mampu dia ungkapkan. Salvation membuat sesuatu di salam diri
merasa dekat dengan Wujud Hakiki.
Alam ini adalah
karya daripada nous. Pandangan ini serupa dengan konsep
Harun Yahya bahwa alam semesta adalah produk akal atau kesadaran.Kesadaran
muncul karena kehadiran ruh. Namun begitu alam ini tidak boleh dianggap hina.
Plotinus nengatakan nous itu indah dan mulia.Jadi alam adalah
cermin dari keindahan nous.
Jebih dari itu, dimana kaum Gnosis sering keliru, ingatan nous akan Yang
Ilahilah penyebabnya menciptakan alam, bukan karena kejatuhannya. Hal ini
senada dengan sebuah hadits qudsi dimana Allah menyatakan bahwa alam adalah
sarana bagi manusia mengenal Allah.
Kaum Stoa menyatakan Alam
sebagai Ilahi. Pandangan ini tidak keliru apalagi bila kita sepakat bahwa
'hukum alam' itu sebenarnya adalah 'hukum Allah'. Plotinus mengatakan segala
fenomena alam akan mengingatkan kita pada Keagungan dan Keindahan Abadi.
Al-Qur'an sangat sering menyatakan bahwa pada fenomena alam adalah ayat bagi pengamat yang mengamatinya dengan
benar (ulil albab). Bila melalui malaikat Allah melakukan
banyak ''kerja'', maka melalui manusia Dia melakukan banyak karya. Itulah sebab
manusia disebut Khalifah atau ''pengganti'' Allah. Setiap keunggulan karya
manusia adalah bukti darpada kekuasaan Allah.
Gnosis menganggap alam
ini adalah jelmaan dari sosok jahat yang sekaligus mencengkeramnya.Ini membawa
keyakinan bahwa alam adalah musuh manusi.Tampaknya paham ini adalah warisan
paganisme yang menyembah benda-benda alam karena ketakutan dan menghindari
murkanya.
Dilihat dari tingginya spiritualias ajaran, tampaknya ajaran Plotinus
layak digolongkan kepada ajaran teosentris. Tetapi ajaran Plotinus ini tidak
berbasis kitab suci atau doktrin agama, tetapi berbasis daya manusia. Orientasi
filsafat ini juga bukan doktrin agama seperti penyerahan diri pada Tuhan atau
sebaliknya tetapi pembebasan manusia itu sendiri. Karene alas an ini, maka
ajaran Neoplatonis dimasukkan bersama ajaran Antroposentrisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar