Salah satu analogi paling populer dalam analogi sufi dalam menjelaskan Bayangan pada dirinya sendiri sama-sekali tidak memiliki hukum. Tetapi hukum-hukum sang pemilik bayangan menjelma dalam inti bayangan.
Analogi ini dipakai untuk menjelaskan relasi jiwa dengan jasad. Jasad adalah aktualisasi jiwa. Pada dirinya, semua ekspresi jasad sebagaimana bayangan, tidak memiliki independensi, semuanya bergantung pada jiwa.
Demikian juga hubungan jiwa dengan Tuhan. Jiwa meripakan manifestasi dari Eksistensi al-Haqq.
Ibn 'Arabi juga menggunakan analogi kaca-kaca yang bewarna-warni. Setiap warna tertentu dari kaca akan memancarkan warnanya masing-masing. Kaca kuning memancarkan cahaya warna kuning. Kaca biru memancarkan cahaya warna biru. Cahaya murni mengaktual melalui beraneka ragam warna cahaya.
Analogi ini untuk menggambarkan bahwa pluralitas di alam adalah aktualisasi dari al-Haqq. Analogi lain dari penggambaran ini adalah ombak-ombak yang beragam bentuk yang sejatinya adalah aktualisasi dari laut yang satu.
Analogi-analogi lain dalam menerangkan kesatuan antara kesatuan dengan keberagaman dalam sistem Ibn 'Arabi adalah apai dengan korek api, angka-angka, suara dengan pemilik suara dan sebagainya. Berbeda dengan filosof yang memilih logika, aum sufi memang lebih memilih analogi dalam penjelasannya.
Demikian juga hubungan jiwa dengan Tuhan. Jiwa meripakan manifestasi dari Eksistensi al-Haqq.
Ibn 'Arabi juga menggunakan analogi kaca-kaca yang bewarna-warni. Setiap warna tertentu dari kaca akan memancarkan warnanya masing-masing. Kaca kuning memancarkan cahaya warna kuning. Kaca biru memancarkan cahaya warna biru. Cahaya murni mengaktual melalui beraneka ragam warna cahaya.
Analogi ini untuk menggambarkan bahwa pluralitas di alam adalah aktualisasi dari al-Haqq. Analogi lain dari penggambaran ini adalah ombak-ombak yang beragam bentuk yang sejatinya adalah aktualisasi dari laut yang satu.
Analogi-analogi lain dalam menerangkan kesatuan antara kesatuan dengan keberagaman dalam sistem Ibn 'Arabi adalah apai dengan korek api, angka-angka, suara dengan pemilik suara dan sebagainya. Berbeda dengan filosof yang memilih logika, aum sufi memang lebih memilih analogi dalam penjelasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar