Link Download

Senin, 08 Juni 2015

singjatku mai 2015

Singkatku Mai 2015
 Biaya hidup orang miskin jauh lebih tinggi daripada orang kaya.
 Kalau orang kaya hanya perlu enam gram emas untuk membeli elektronik buatan Jepang untuk dipakai sepuluh tahun,
orang miskin mengeluarkan dua gram emas setiap tahun karena membeli buatan Cina.
*
Anak Asuh
 Maryam meminta supaya judulnya 'Anak Asuh'.
 Dia tinggal bersama dengan abangnya bernama Ibrahim.
 Maryam selalu minta PRnya dibuatkan abangnya.
 Abangnya yang sangat jenius itu mahu saja. Lagi pula dia tahu adik perempuannya itu meminta bantuannya bukan karena tidak mampu.
 Tetapi supaya hubungan mereka lebih akrab.   Ibrahim tahu adiknya sangat pintar.
*
 Baru hari ini saya berkesempatan naik duble cabin car. Padahal saya sudah mengenal mobil itu sepuluh tahun lalu. Mobil jenis itu populer saat rehab -rekon tsunami Aceh 2004.
*
Ajaran Muhammad Ibn Abd al-Wahab sangat bermanfaat bagi Islam. Kalau saja Arab terus menerus mengembangkan kesyirikan, tentunya Islam akan menjadi sangat membingungkan. Kalau saja dia muncul lebih telat, maka dapat saja Al-Qur'an akan menjadi berbagai versi.
 Tetapi Allah ingin Al-Qur'an tetap orisinil. Dia ingin Islam mudah dipahami. Karena itu melalui Ibn Abd al-Wahab Allah terus menjaga bangsa Arab. Bangsa ini yang sejak awalnya adalah bangsa yang tegas dan kuat hafalannya sangat cocok menjadi ''Al-Qur'an yang berjalan''. Dengan ini manusia dapat mengamati mereka yang dengannya dapatlah mereka melihat pesan Allah.
 Namun manusia tidak lepas daripada wataknya. Watak inilah yang membentuk kebudayaan. Islam juga tidak kaku. Al-Qur'an dan masyarakat Arab tidak boleh dilihat secara kaku. Pesan Allah melalui kitab suci sempurna tidak boleh dimaknai secara literal. Segala kata yang ada dalam Al-Qur'an adalah siblol yang perlu ditakwil oleh manusia.
*
 PII, T. Firman Nur dan
 Seorang ibu mengamanahkan kepada kedua orang puteranya supaya saat pergi dan pulang kerja jangan terkena matahari. Abangnya memaknainya dengan berangkat sebelum matahari terbit dan baru pulang setelah matari tenggelam. Sementara adiknya memilih berangkat menjelang siang dan pulang sebelum magrib. Untuk menuruti nasehat ibunya, si adik memakai payung.
 Adiknya memaknai secara literal amanah sang ibu. Sementara abangnya menyelam ke inti terdalam makna pesan ibunya.
 Ti. Firman Nur mengajarkan kepada kader PII supaya tidak perlu gila kuliah dan jangan gila menjadi PNS. Beberapa kader memilih tidak perlu serius kuliah. Akibatnya beberapa diantara mereka terdepak dari kampus.
 Mereka gagal menyelami makna pesan. Mereka hanya menafsirkannya secara literal. Hanya dia yang dekat secara emosional dan intens bersama yang tidak hanya menafsirkan perkataannya, tetapi juga makna di balik pesan.
  Akhirnya mereka yang memahami secara literal harus kecewa karena mengambil tindakan hanya dari pesan bunyi suara yang keluar dari mulut.
*
 Jagalah Allah saat engkau sendirian. Dia akan menjagamu saat di tengah keramaian.
*
Widya sudah karam. Saat perasaannya campur aduk. Semua saudaranya patungan merehab rumah warisan neneknya yang ditinggali bersama. Dia sendiri tidak punya uang. Dia minta pada suaminya. Tetapi suaminya marah dan menceraikannya. Sedih sekali. Padahal dia sering ditinggal. Jarang pula diberi nafkah. Hancur hatinya waktu itu tiada terkira. Widya benar-banar karam.
*
 Setiap melewati tiang listrik itu, putra saya, Baim, 5, selalu menunjuk keatas tiang dan mengatakan ''Ayah, ada ular''. Setiap dikatakan begitu, sekedar mengapresiasi, saya menoleh sejenak ke atas. Yang tampak dalam pandangan saya yang sejenak itu adalah ranting kayu yang berlilitan hingga temali listrik di tiang. Ranting mirip ular karena sudang kering. Rupanya saat pergi bersama Mak atau Oomnya, Baim juga mengatakan yang sama. Tapi kami semua sepakat itu adalah ranting.
  Beberapa hari terakhir sering terjadi ledakan mengeluarkan api di atas tiang yang ditunjuk Baim. Pertama kali PLN datang mereka hanya mengotak-atik tali. Tanpa mempedulikan ranting mereka langsung pergi. Tapi besok dini hari terjadi ledakan lagi. Listrik padam. Pemuda desa kasel. Sudah jam dua malam. Semi final Liga Champion sejam lagi. Salah seorang pemuda berujar. ''Bila listrik belum nyala hingga kick off, kubakar travo.
 Merasa terintimidasi secara naluri, petugas PLN segera tiba. Mereka dikawal beberapa pemuda desa. Pengawalan ini adalah pesan supaya memperbaiki secara benar dan tuntas, jangan pernah terjadi ledakan lagi.    
  Petugas PLN menurut. Mereka membersihkan ranting yang Belepotan di kabel. Salah seorang yang memanjat dengan tangga hampir terjatuh karena terkejut. Rupanya benda yang dikira ranting itu adalah ular. Langsung saja kami teringat perkataan Baim yang diulangnya berkali-kali.
 Akhirnya para pemuda kampung dapat menonton bola dengan tenang. Tapi mereka menuai masalah klasik. Beberapa siaran yang menjanjikan penayanngan melakukan aksi mogok di kampung kami. Dan itu sering terjadi. Seperti biasa, perdebatan seputar agama terulang kembali di warung kopi. Sebagian orang menolak siaran yang selalu setia di kampung kami, Irib. ''Ini siaran Syi'ah. Haram bagi kita Ahlussunnah menontonnya. Cari siran lain yang tidak macet'' Namun sebagian yang pikirannya agak moderat atau dia adalah pendukung sejati berkomentar. ''Tidak apalah. Cuma nonton bola saja.''
  Saya memilih pulang. Bukan karena masalah kontroversi agama, tetapi sangat mengantuk. Saya memilih menonton di ponsel melalui program internet. Di rumah, bisa nonton dengan tenang. Kalau mengantuk juga bisa langsung tidur.
 Hasil pertandingan imbang. Tetapi Juventus melaju ke final berkat kemenangan tipis di leg pertama. Morata, mantan pemain Madrid, memupuskan harapan klub yang telah mendidiknya. Senjata makan tuan juga pernah dialami Madrid saat Morientes yang bermain untuk AS Monaco. Di Liga Champion hal ini saat sering terjadi. Sebelumnya David Luis sebagai pemain PSG memendam Chelsea.
 Siang hari sebelum pertandingan setiap melihat orang yang membaca ulasan Madrid V Juventus saya selalu mengatakan. ''Juve yang ke final. Kosong-kosong, bola''. Sebagian langsung percaya karena mengira saya adalah pengamat yang jenius. Sebagian yang mengerti langsung menjawab ''Ya iya lah. Bolanya belum main, ya kosong-kosong.''
 *
Anstraksi paling jujur adah mimpi
Mimpi adalah cermin diri yang baik
Ekspresi wujud diri sebagai rahasia diri
*
Sesuatu, atau beberapahal, kita lakukan secara berulang ulang. Tanpa kita sadari kita dijebak oleh rutinitas itu.
*
Semua sudah berada di rumah masing-masing. Itu artinya mereka akan baik-baik saja. Dan hanya aku saja yang masih berkelana.
*
beli PAKET 500 hari ini. Pilih paket di *100*999#.
*
Aku ingin merayakan perpisahan ini
Merayakan kehancuranku
Merayakan keberadaan kehancuran diri
Di tempat paling sunyi

Atau jangan-jangan aku sedang merayakannya
Merayakan kehancuran diriku
*
Bintang kecil
Di dalam hatiku
Hanya satu
Menghias hidupku

Aku ingin
Terbang dan menari
Di tempat tinggi
Dimana kau berada
*
Sudah beberapa kali aku mencoba
Merayakan kepergianmu
Namun selalu gagal
Ah, mana mungkin aku bisa
Merayakan kehancuran sendiri
*
Kalau cinta bisa datang berkali-kali
Berarti aku mencintaimu setulus hati
Aku telah berusaha memperjuangkan cinta kita
Entah kenapa dirimu malah berjuang supaya kita berpisah jalan
*
Cinta yang kuat dan bisa dipertahankan
Tampaknya adalah yang sedikit realistis dan memberi sedikit ruang pada akal sehat
*
Cinta memang tidak memiliki alasan
Tetapi lebih baik bila memiliki beberapa penjelasan
*
Bila lima perkara di bawah ini tidak ada. Maka niscaya bagi kita untuk meninggalkan wilayahnya:
1. Penguasa yang berwibawa
2. Para hakim yang adil
3. Pasar yang hidup
4. Sungai yang mengalir
5. Dokter yang pandai
*
Aku mencintaimu
Walau dirimu
Dan orang-orang tidak percaya
Biar hanya Tuhan yang tahu
*
Tadi malam saya bermimpi macan kumbang mengambil hati yang ada di dalam dada saya dan membawanya kabur ke dahan.
*
 Rasakanlah nikmatnya hilang, yang ada hanya samudra. Dan kau adalah setitik air yang telah benar-benar lenyap.
 Perkara apapun yang menimpamu tidak membuatmu resah. Segala kejadian tidak bagimu sebagai sebuah masalah.
 *
 aku kecewa sangat mendalam. Belum pernah aku sekecewa ini. Berhubungan denganmu seperti memperkosa mayat: dingin, kaku, tidak bergairah sama sekali.
 Tetapi aku harus berusaha mengambil sisi positifnya: setidaknya tidak perlu bayar sewa kos tiap bulan, makanan dimasak, dan beberapa hal positif lainnya yang perlu aku perhitungkan.
 Aku juga harus selalu ingat tinggal sendirian di kosan juga sangat menyakitkan. Susah, tidur, bagun terlambat dan akhirnya tidak jualan.
 *
 Aku tidak tahu apakah aku sedang dijampi oleh orang yang aku cintai atau sedang merasa begitu kecewa dengan yang harus aku berusaha cintai. Mungkin keduanya, mungkin juga salah satunya.
 *
 Hal penting yang dipertanyakan Nietzsche adalah: bagaimana (mungkin) membuat prinsip dari sesuatu yang sudah atau harus menjadi diri.
 *
 Intuisi (intuition) berbeda dengan hudhuri.  Intuisi hanya tidak membutuhkan proses proposisi dan langsung kesimpulan. Tetapi intuisi sama sekali tidak memiliki perantara.  *
 Semua materi tersusun dari maddah dan surah. Maddah adalah potensi dan surah adalah aktualitas. Mis, meja. Kayu sebagai maadah. Dan surah adalah meja, yang bukan benda lain, maadah ini juga berpotensi menjadi benda lain. Misal, kayu ke kursi.
 Akal adalah maadah. Jiwa adalah surah karena jiwa berhubungan dengan materi. Sehingga jiwa beraktualisasi bersama materi. Sementara Akal itu potensi murni yang belum terkontaminasi apapun.
 *
 Maad adalah kelanjutan dari perkembangan jiwa. Perkembangan ini lebih murni. Dia tidak berhubungan lagi dengan materi.
 *
 Pengetahuan yang tidak dapat berubah adalah aktualitas jiwa yang telah mapan dengan materialitas atau gambaran objek pengetahuan. Sementara pengetahuan yang dapat berubah adalah sebaliknya.
 *
 Saya dan Sebelum Saya

Tampaknya saya mulai memahami kenapa Usman terlebih dahulu menjelaskan statusnya
 ''Saya Usman, sudah punya istri dan telah punya seorang putreri''
 setiap berkenalan dengan perempuan.
 Awalnya saya menganggap cara yang ditempuh Usman kurang cerdas. Akan sulit bagi perempuan mau menjalin hubungan, apalagi percintaan, bila mengaku telah berkeluarga.
 Sayang sekali, pikir saya. Sebab bila ingin misi senyap ini berhasil, seharusnya mengaku masih lajang saja.
 Bisa jadi Usman memilih jalan ini karena realitanya dia adalah pria paling tampan di Aceh. Dan itu artinya dia adalah pria paling tampan di dunia. Sehingga, dia tidak akan kesulitan membangun hubungan kasih dengan perempuan sekalipun terus terang.
 Tetapi setelah membaca By the River Piedra I Sat Down and Wept karya Paulo Coelho, saya menyadari bahwa kejujuran Usman karena dia tahu bagaiman hancurnya perasaan perempuan bila dikhianati laki-laki. Dikhianati yang dimaksud dalam konteks ini khususnya adalah bila setelah terlanjur jatuh cinta, dia mengetahui pria yang ia cintai itu telah menikah. 'Telah menikah' nantinya bukanlah perkara besar yang membuatnya hancur, yang lebih parah adalah kehancuran hati seorang wanita ketika mengetahui dirinya telah ditipu.   Perempuan, bila hatinya telah diambil, maka jiwanya akan merajut impian-impian terindah di masa depan. Pada detik pertama jatuh cinta, perembuat telah selesai menggambar denah rumah, interiornya, lengkap dengan anak-anaknya yang sedang berlarian di halaman rumah. Gambar-gambar itu menyatu dan senyawa dengan jiwanya. Begitulah seorang wanita. Kiranya tidak perlu menerangkan teori ittihad aqil wa ma'qul pada seorang perempuan.
 Maka pernah bercerita, tampaknya aku hanya menguping saja, bahwa Usman itu sehari-hari hanya naik kendaraan umum. Dia tidak punya tujuan, hanya untuk berkenalan dengan perempuan yang dia tertarik. Dia akan turun bila perempuan sasarannya turun.
 Sayal tidak tahu pasti. Mungkin dia akan naik kendaraan umum lainnya dan melakukan hal yang sama.
 Nenek, ibunya Mak pernah mengatakan Usman itu sangat pemalas. Orang-orang di rumah menggelarinya Pak Belalang. Tapi saya tetap bangga dengannya. Saya menganggap sikapnya yang pemalas pada tahun-tahun awal menikah adalah karena dia sedang ingin menikmati saat terindah dalam hidup, yang tidak bisa diulang seumur hidup, yakni menikmati pondok mertua indah (pmi). Saya juga pernah menikmatinya. Dan rasanya memang seperti berada di dalam surga. Juga saya sadar bahwa berada di pmi seperti bermain bola salju di sisi terjal gunung. kapanpun bola itu dapat menggelinding, membesar hingga menjadi masalah besar. Hampir semua orang akan mengalaminya. Dan Usman telah mengalaminya. Dia harus pindah dari pmi dan tinggal di desa Paya Cut. Tetapi rumah di desa itu juga milik mertuanya. Rumah itu adalah bekas gudang penyimpanan barang milik Banta Raden, orang yang pernah menjadi paling kaya se Peusangan dan salah satu terkaya di Bireuen.      Sekalipun telah berpisah dengan mertua, Usman masih tetap menikmati sisa-sisa kenikmtan di pmi. Dia masih belum mau menyingsingkan lengan baju.
 Banta Raden yang sudah mulai bangkrut dan telah kawil lagi, sesekali di datangi oleh Mak meminta kebutuhan dasar hidup. Banta Raden yang baik hati setiap bulannya mengirim beras dan ikan asin supaya anak dan metianya yang super malas itu tidak mati kelaparan.
 Menikmati pmi atau memeng berwatak pemalas? Pertanyaan ini memang perlu dialamatkan kepada Usman. Soalnya, ibunya Usman pernah bercerita bahwa putranya itu waktu remaja sangat pemalas. Bila disuruh turun ke sawah pada pagi hari, dia akan menjawa
 ''Malas sekali. Pagi-pagi sudah disuruh ke sawah. Enbun-embun belum kering. Kedinginan kita.''
 Bila sudah agak suang disuruh, akan dijawab
 ''Sudah siang baru disuruh. Malas kita. Matahari sudah sangat terik.
 Dan kalau sore hari disuruh. Akan dijawab
 ''Sudah sore baru disuruh. Malas kita. Padahal kita sudah mandi dan stedi.''
 Tetapi Usman sendiri pernah bercerita pada sejawatnya saat saya di sampingnya. Dengan tujuan sebagai sindiran pada saya.
 ''Anak jaman sekarang sangat pemalas bila disuruh sekolah olehorang tua. Kita dulu untuk sekolah memanen sendiri sayuran, menghantarnya dengan sepeda. Berangkat jam tiga pagi, jam lima sore tiba di pasar Inpres Lhokseumawe menjual sayuran untuk biaya sekolah.''
 Saya tidak mengerti apakah pernyataan itu sepenuhnya benar. Menurut sumber lain, Usman suka mengambil dan menjual hasil kebun untuk dijual dan uangnya buat bersenang-senang. Sementara dia sama sekali tidak mau ambil peran saat proses penanaman dan perawatan. Di rumah panggung besar sebelum dibongkar Ponen untuk diganti dengan rumah beton besar, waktu kecil dulu, saya melihat ratusan bungkus roko Djarum Super bewarna merah. Belakangan saya ketuahui itu adalah sisa Usman. Itu artinya dia punya banyak uang. Dan tampaknya uang-uangnya itu dari hasil mencuri hasil kebun milik orangtuanya.
 Mungkin pola hidup yang mudah inilah yang membuatnya masih menjadi pemalas sekalipun telah beberapa tahun menikah.
 Ketika Kakak hampir masuk sekolah, barulah Usman bangun dan bekerja. Dia bekerja sepeti orang gila. Bahkan beberapa minggu sebelum meninggal, dia bekerja dengan sangat tekum sekalipun badannya telah menjadi sarang penyakit.
 Saya teringat hari-hari terakhirnya saat setelah mandi, rambutnya belum disisir, dia bangun bekerja sekalipun fisiknya sudah sangat lemah. Dia kuat di luar. Di dalam,
badannya teh hancur.

*
    Saya dan Sebelum Sekolah
 seingat saya, meski tidak sekolah TK, saya sudah bisa membaca sebelum masuk sekolah. Saya belajar membaca dari kakak yang setahun lebih tua daripada saya. Saya juga suka mengamati tulisan-tulisan yang ada di mana saja yang saya lihat. Kalau ke pasar, saya paling suka mengeja nama-nama toko. Saya pernah membuat seorang pejabat di kampung saya tertawa terpingkal-pingkal setelah menuruti permintaannya membaca sebuah papan penringatan di pinggir jalan. Dia meminta saya membaca karena ingin membuktikan berita yang beredar saya sudah bisa membaca sebelum sekolah. Tulisannya adalah: Pelan2. Saya mengejanya ''pelan dua''. Seingat saya, sampai saya masuk MIN, setiap melihat saya dia selalu memberi senyum. Mungkin dia teringat ''pelan dua'' itu.
*
 Tidak hanya Pak Liyah. Orang terpelajar lainnya di kampung kami, yang juga pegiat dunia pendidikan, Pak Aya, juga menemukan keunikan pada diri saya. Setiap beliau dalam perjalanan pulang atau pergi ke kebunnya melalui lorong dekat rumah kamu, beliau kerap singgah. Bercakap-cakap dengan ayah, atau ibu, tampaknya hanya alasan beliau saja. Beliau suka memperhatikan perilaku saya.
 Ibu saya sangat ingat peringatan beliau. Bahwa kalau saya dididik dengan baik akan menjadi orang.
 *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar