Jumat, 06 Maret 2015
singkatku feb 2015
Bila suatu itu halalan tapi tidak memberi tenteram, berarti belum thayyiban?
#
Tadi malam saya bermimpi menemukan ide brillian. Bahwa di tanah tempat saya lahir paling cocok dibangun masjid. Saya telah punya gambaran bagaiman masjid itu dibangun: lantainya dari kayu jepara diwarnai hitam. Demikian pula dindingnya. Sebagaimana biasa, bagian atas dinding diberi kaligrafi ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Warna huruf-huruf kuning emas. Warna mimbar khutbah juga hitam dan ukirannya kuning emas. Sebagian atapnya dari genting bewarna merah hati. Diberi kubah bewarna hitam dari kayu. Menaranya menyatu dengan dinding masjid. Kubah nenara bewarna hijau berbentuk kubah di makam Nabi Saw di Madinah.
Tiba-tiba saya bertemu presiden. Langsung saja saya usulkan pembangunan masjidnya. Saya yakin Presiden sangat setuju karena gambaran yang saya paparkan padanya memiliki banyak kemiripan dengan tema rumah adat kamoung Presiden.
Singkat cerita masjid itu si bangun. Sangat megah dan unik. "Tanah kelahiranku" bisik saya dalam hati sambil mengagumi keagungan masjid tersebut. Kini tanah sekitar tempat kelahiran saya menjadi ramai. Pasar dibangun. Kampus pendidikan didirikan. Jalanan dibuat terusan.
#
Saya hanya sedang mempertahankan kebahagiaan diri. Bila kebahagiaan saya merenggut kebahagiaan anda. Silahkan ambil kehidupan saya.
#
Saya kira saya ingin menyepi di sini saja. Duduk menyendiri. Dan hanya akan berlari bila azan ditegakkan. Sudah terlalu lama saya sibuk dengan urusan tak menentu. Itikaf malah lebih sering di kamar mandi.
#
Benar-benar tidak dapat mengkritisi tanpa benar-benar memahami.
Tidak akan benar-benar mengkritik yang benar-benar memahami.
#
Inilah Indonesia. Negeri artifisial. Tempatnya para amatiran.
#
Sedalam manapun seorang sarjana filsafat di Indonesia memahami logika dan epistemologi filsafat manapun, tetap saja dia harus berhenti dan menjadi sastrawan. Sebab Alam tidak memperkenankan seorang insan berbicara sendiri. Di situ kadang saya merasa sedih.
#
Sajak dan syair adalah pengetuk pintu Tuhan.
Menyadarkan insan akan kesendirian.
Semakin dikenal dan semakin dikenal,
Semakin merasakan keterasingan.
*
Beberapa tahun terakhir saya terlalu banyak membuang waktu yang tidam brrguna.
Sibuk dengan hal-hal yang tidak memberikan hasil.
Masjid tidak lagi menjadi tempat yang nyaman bagi jiwa.
Tuhan menghinakan saya dengan membuat saya berlama-lama di kamar mandi.
Untung saja masih ada sisa shalat dhuha.
Tetapi hanya tersisa dua rakaat saja.
*
Ya Allah, kembalikan saya ke haribaanMu
Terimalah kembali ke pangkuanMu
Buat saya nyaman di tempat-temoat yang baik
Jauhkan saya dari situasi-situasi yang buruk
Kini saya sangat sadar tekah banyak berbuat lalai
Insaf telah banyak berbuat dosa
Engkau adalah Maha Pengampun
Maka ampuni semua kesalahan saya
Ya Allah,
Berilah kedamaian di hati, kesujukan di jiwa
Karuniakanlah kebahagiaan hakiki kepada kami
Jauhkan hamba dari gundah-gulana tiada berkesudahan
#
Tadi malam saya bermimpi mendapatkan pedang emas dari Rasulullah Saw yang sangat bagus. Pedangnya kokoh, sarungnya mewah.
Saya kira saya akan mendapatkan anak yang patuh pada syariat dan kedusukan yang haom yang diridhai Allah dan Rasulnya.
#
Mereka yang tidak mengerti akan mengeluh bila cuaca panas.
Kita yang memahami akan bersyukur karena cuaca panas mempercepat sirkulasi kotoran dibadan melalui keringat. Maka banyaklah minum ar putih supaya sirkulasi itu semakin baik dan kitaoun jadi sehat.
#
Tios menulis buku ala Hernowo.:
Bahasanya harus mengalir. 2. sistematika penulisan harus tertata dengan baik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar