Acehnologi adalah studi yang dibutuhkan oleh siapapun yang ingin meneliti tentang apapun yang berkaitan dengan Aceh. Seseorang akan merasakan kekurangan dalam kajiannya tentang Aceh bila tiada melihat dalam perspektif Acehnologi.
Kajian tentang pemikiran tentang tokoh yang berkaitan dengan Aceh akan tampak seperti simsalabin tanpa melakukannya dalam perspekti Acehnologi. Betapa tidak, suatu gagasan yang muncul pasti tidak lepas dari latarbelakang sosiokultural masyarakatnya.
Setiap masyarakat memiliki watak dan pola pikir yang unik. Inilah bagian dari alasan KBA menawarkan supaya Acehnologi "dipatenkan " sebagai sebuah disiplin keilmuan tersendiri. Hal ini dianggap penting karena masyarakat Aceh memiliki watak dan pola pikir spesifik di antara masyarakat Melayu, apalagi Asia Tenggara. Sekarang ini, kajian tentang Aceh selalu digenaralkan sebagai kajian tentang masyarakat Melayu. Para ilmuan menggunakan pola studi karakter dan polapiki kemelayuan dalam mengkaji Aceh. Pola tersebut dianggap oleh KBA kurang tepat. Setiap kajian tentang dunia Melayu dan Asia Tenggara, terutama tentang tema sufistik dan kesustraan, Aceh diakui sebagai pelopor. Hal ini menjadi alasan lain KBA menawarkan Acehnologi. Dia berargumentasi, beberap studi tentang masyarakat Asia Tenggara sering dimulai dari studi tentangbkelompok kelompok kecil suatu masyarakat lalu digeneralisir. Kalau Aceh adalah pendahulu bagi banyak aspek sosiokultur dan keilmuan Melayu dan Asia Tenggara, maka Acehnologi adalah sebuah disiplin wajib bagi peneliti dunia Melayu dan Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar