Aku menjadi Diriku

Tadi malam aku bermimpi menjadi diriku yang sebenarnya:
Aku suka bernyanyi apa saja,
sangat suka dan semakin serius bernyanyi ketika orang-orang mengapresiasi
Aku tidak peduli itu apresiasi atau sorakan
kepada orang gila 
Setahuku kedua pihak berbahagia
Itu saja cukup
Aku terus benyanyi lagu-lagu apa saja
Aku punya banyak piringan di tangan
kanan dan kiriku
Aku bisa memutar musik apa saja,
lalu aku akan bernyanyi dan menari

Oh, rupanya kamu ada di sudut sana
Di dekat pancuran kristal
Ah, dirimu lebih bening dari kristal
Rupanya dari tadi kamu telah
memasang senyum
Rupanya kamu menyimak aku bernyanyi dan menari dari tadi
Mengetahui ini membuat jiwa
semakin bergelora
Aku menyanyi semakin tak sadarkan diri
Tarian kulengkapi dengan akrobat
Beberapa kali aku mencoba mendekati tempat kau berposisi
Aku jadi tak peduli orang lain semua
Jadinya aku hanya ingin didengar dan disaksikan kamu
Atraksiku menjadi hanya berorientasi kamu
Ratusan penonton marah melihat aksiku
Beberapa berusaha memukulku
Aku tidak peduli itu
Hanya kamu yang aku peduli
Aku dipukul orang
Aku tak peduli

Kau adalah pelita hatiku
Di dalam jantungku ada sebuah jantung yang menggerakkan jaantungku
Itu adalah kamu
Tidak sebagaimana orang-orang, aku tidak melihat cinta sebagai sebuah kalimat tanya:
Membutuhkan jawaban
Jadi biarkan aku disini
Terus bernyanyi untukmu
Sekalipun pasar sudah sepi
Salju mulai turun
Sekalipun aku menggingil
Semua sudah di peraduan
Biarkan aku di sini
Terus bernyanyi untukmu
Aku cinta kamu

Peusangan, 22 Okt. 2014