Link Download

Sabtu, 18 Desember 2010

Khairul Ummah

ﻛﻨﺗﻢﺨﻴﺮﺃﻤﺔﺃﺨﺮﺟﺖﻠﻧﺎﺱﺗﺄﻤﺮﻦﺒﺎﻠﻤﻌﺮﻮﻒﻮﺗﻧﺤﻮﻦﻋﻦﺍﻠﻤﻨﻜﺮﻮﺗﺆﻤﻧﻮﻦﺒﺎﷲ....

“ Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf,  dan mencegah yang munkar, dan beriman kepada Allah…...  “ (QS: Ali Imran: 110)

Gelar Khairul Ummah tidak diberikan kepada setiap golongan. Ummat terbaik adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu selected versi Raab, untuk menyerukan segenap makhluk yang ada di bumi untuk mengikuti kebenaran yang datang dari Khaliq. The Chosen People yang telah lolos seleksi Ilahiyah ini adalah kumpulan individu yang benar-benar telah terlebih dahulu menghayati nilai-nilai yang datang dari Allah.

Islam merupakan sebuah ajaran yang mengajak pada tindakan kolektif, menuju penyerahan diri secara totalitas (Q.S. 2:112) menuju keselamatan, kesejahteraan dan kedamaian. Jadi Islam bukan tindakan Individual seperti Wadah, Uzlah dan kelewat mistis. Misi universal (Q.S. 21:107) ini hendaklah ditawarkan oleh orang-orang yang telah terlebih dahulu menemukan menghayati Islam itu sendiri (Q.S. 6:65, 3:104, 24:55).

Sebagai manusia yang menyadari potensi diri sebagai Wakil Allah di muka Bumi (Q.S. 6:165), hendaknya kita benar-benar dapat melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya karena imbalan yang akan didapatkan sangatlah melimpah ruah (Q.S. 78:31-37). Namun apa nak di kata, ketetapan Allah telah ditulis, dan seleksi ilahiyah tetap berlaku (Q.S. 11:118-119). Dan yang menjadi The Choosen Peope hanyalah segolongan saja.

Sebelum menjalankan misinya di dunia selaku Khalifatullah Fil Ardh, Adam terlebih dahulu ditransitkan Allah ke surga untuk mengambil sampel kehidupan yang indah, tenang, damai dan  sejahtera (Q.S. 78:31-37) untuk di aktualisasikan di dunia. Jadi misi umat manusia di dunia adalah menerapkan kehidupan yang penuh kenikmatan seperti layaknya di surga.

Pada era industri seperti sekarang ini, hendaklah ummat pilihan terus ada sehingga Islam selaku Rahmat tetap dapat dirasakan seluruh alam. Meski negara kita, Indonesia, tidak memberlakukan Islam sebagai satu-satunya pedoman, namun keberadaan kaum muslim di setiap bidang provesi hendaklah menjadi "air" (Q.S. 3:104) di antara manusia-manuisa kapitalis yang gesang.

Islam merupakan sebuah paradigma terbuka(Q.S. 49:13), setiap individu dari golongan ummat ini harus memahaminya(Q.S. 22:54). Dibesarkan oleh ilmu sekuler, bergaul dengan masyarakat sosialis dan mencari penghidupan di tengah-tengah masyarakat kapitalis, tidak lantas mengharuskan kita melepaskan nilai-nilai yang kita anut (Q.S. 3:105). Bahkan di sinilah Islam yang universal dapat di interpretasi untuk aksi, dengan leluasa(Q.S. 34:46,49:11-12,16:125)).

Memasuki rezim Orde Baru, Islam sebenarnya telah meninggalkan periode Idiologi (1910-an s.d 1985), di mana masyarakat pedagang, lokasi kota, berfikir rasional nilai, pergerakan dengan tujuan tujuan damai seperti; rapat-rapat, aksi solidaritas dan pemogokan. Islam telah jauh dari periode Mitos (Abad; 18 akhiran - awalan 20) masyarakat petani, lokasi desa, berfikir pra-logis, pergerakan dengan cara pemberontakan.

Sejak diberlakukannya Pancasila sebagai azas tunggal negara (1985). Sebenarnya Islam telah memesuki periode baru,  periode ilmu. Inilah yang sengat perlu dipahami oleh generasi muda muslim, agar Islam dapat terus menjadi Rahmatan lilalamin di segala bidang. Inilah "Objektivikasi" gagasan Kuntowijoyo, atau "Membumikan Al-Qur'an" versi Quraish Shihab.

Objektivikasi atau membumikan Al-Qur'an sangat memerlukan perhatian ummat, terutama segolongan ummat yang menyeru pada kebaikan dan mencagah dari kerusakan. Maka hendaklah menjadi gologan ummat terbaik pilihan yang mampu memformulasikan diri sesuai dengan realita kontemporer. Dengan spiritualitas,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar