Gereja semakin menentang perkembangan ilmu pengetahuan. Seiring perkembangannya, ilmu pengetahuan dianggap semakin bertentangan dengan doktrin gereja.
Akhirnya para pegiat ilmu pengetahuan dan orang-orang yang terlibat dengannya, meninggalkan gereja. Mereka mereka menilai fatwa-fatwa gereja menghambat perkembangan ilmu pengetahuan.
Zaman pertengahan, Renesaince memberikan tempat terhormat bagi ilmu pengetahuan. Pada masa itu, ilmu pengetahuan semakin memperlihatkan kemajuan drastis.
Loncatan perkembangan ilmu pengetahuan disambut dengan kelahiran mesin-mesin. Paska kehadirannya, mesin menggantikan manusia di berbagai bidang dalam menyalesaikan pekerjaan. Mesin membuat pekerjaan manusia semakin praktis dan efektif. Perbandingan waktu yang dilakukan mesin lebih singkat dibandingkan kerja manusia.
Pada era Teknologi itu, terjadilah perbedaan Humanisme. Pihak pertama adalah kaum Borjuasi yang terdiri dari pemilik pabrik dan perusahaan. Pihak kedua adalah kalangan pekerja dan buruh.
Sebelum kedatangan Proletariat, awalnya perbedaan ini hanya dianggap sebagai pembagian tugas. Bagi Proletariat, perbedaan ini adalah perbedaan kelas. Proletariat menentang keras Borjuasi.
Kedatangan Proletariat disambut hangat pekerja dan buruh. Bersama buruh, Proletariat berjuang menghapus kepemilikan perseorangan. Kepemilikan hanyalah milik pemerintah dan rakyat berhak mendapat secara merata. Demikian paham Proletariat.
Logika Formal merupakan asas Proletariat mencari kebenaran. Sedang Borjuasi menggunakan Dialektika sebagai asas.
Perang Dunia I dan II murni bersumber pada kontradisi antara Borjuasi dengan Proletariat.
Sumber Refleksi :
Peran Borjuasi Dalam Transformasi Eropa; Kuntowijoyo
Logika Formal Dan Dialektika; Artikel tanpa data
Tidak ada komentar:
Posting Komentar