Latar Belakang Penulisan
‘Hakikat Al-Qur’an’ yang merupakan tema yang diberikan kepada penulis, penulis akui sangat berat. Selain berat, dianya juga sulit difahami dalam satu makna yang utuh. Dianya multi tafsir. Penulis awalnya menghendaki penulisan makalah ini melalui metode tiga dimensi. Tiga dimensi tesebut adalah: (1) Al-Qur’an menurut para pemikir (atau penulis) Muslim; (2) Al-Qur’an menurut Al-Qur’an dan; (3) Al-Qur’an menurut kaum orientalis. Dengan menggunakan metode penulisan tiga dimensi ini penulis berharap agar dapat melakukan perbandingan antara ketiga “dimensi” yang berbeda tersebut, dan pastinya sebelum itu kita dapat memahami dengan baik ketiga dimensi tersebut.
Pada mulanya penulis berharap dapat memaparkan secara ringkas dan terarah pikiran-pikiran para penulis muslim mengenai Al-Qur’an. Selanjutnya kita dapat mencari persamaan dan kekeliruan para penulis muslim mengenai Al-Qur’an dengan membandingkannya dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang Al-Qur’an itu sendiri. Dengan pikiran kaum orientalis kita dapat membandingkan serta mencari perbedaan-perbedaan pemikiran mengenai Al-Qur’an antara para pengkritik Al-Qur’an dengan “pemilik” Al-Qur’an.
Ternyata rencana penulisan demikian tidak dapat ditampilkan dalam makalah ini secara baik. Alasan utamanya karena penulis gagal menemukan buku-buku karya penulis-penulis non-muslim yang melakukan studi kritis secara tajam terhadap Al-Qur’an. Karen Armstrong hanya menggambarkan Al-Qur’an sepintas lalu dalam kajiannya tentang Islam (Islam: A Short Story) dan Muhammad (Muhammad: Prophet for Our Time). Orientalis terkenal, Annemarie Scimmel (Mengurai Ayat-ayat Allah) tidak memberikan komentarnya secara mendalam terhadap Al-Qur’an, namun hanya menguraikan tema-tema pokok yang ditampilkan dalam Al-Qur’an serta menguraikannya dalam perspektif pribadinya dengan metodologi yang tidak jelas. Tosshihiko Isutzu tidak mempedulikan tanggapan-tanggapan mengenai Al-Qur’an, intelektual Jepang ini memfokuskan penelitiannya terhadap kata-kata yang dikandung Al-Qur’an melalui ilmu Semantik yang dikuasainya secara mendalam.
Hal ini bukan berarti tidak adanya para pemikir non-muslim yang dapat melakukan studi kritis yang radikal terhadap Al-Qur’an, namun kekurangan penulis serta dan langkanya buku mengenai tema dimaksud adalah kendala utamanya. Terlihat, pembenaran-pembenaran penuh semangat terhadap Al-Qur’an tidak hanya terlihat dalam karaya-karya penlis muslim1) namun juga juga selalu sangat sering ditemukan dalam literatur-literatur Barat.
Mu’jizat Para NabiSetiap Rasul Allah memperoleh mu’jizat sebagai pengunggul atas kehebatan-kehebatan masyarakat tempat Rasul bersangkutan diutus. Quraish Shihab1) menerangkan kata ‘mu’jizat terambil dari kata ‘ja’aza’ yang berarti menundukkan’. Mu’jizat ditasbihkan sebagai bukti bahwa nabi yang diutus mengaku diri sebagai utusan Tuhan membuktikan pernyataannya. Setiap mu’jizat yang diberikan pada masing-masing nabi diutus sebidang dengan keahlian masyarakat bersangkutan.
Nabi Saleh diutus pada kaum Tsamut yang luar biasa ahli dalam bidang arsitektur2) dan seni ukir. Nabi Saleh diberikan mu’jizat yaitu seekor unta betina yang elok dan anggun. Unta itu bernyawa dan makan rumput layaknya unta-unta lain. Kepada Nabi Yusuf diberiakan mu’jizat berupa keahlian menafsirkan mimpi3) dan memprediksi kejadia-kejadian yang akan terjadi di masa depan mengingat banyak orang di zamannnya yang ahli dibidang ilmu falak.
Ilmu sihir terlalu marak pada zaman nabi Musa. Sebab itu Musa diberi mu’jizat untuk menundukkan tukang sihir terhebat pada zamannya4). Maraknya peperangan pada masa nabi Daud membuat beliau memperoleh mu’jizat berupa keahlian membuat peralatan perang terutama baju besi5). Daud juga dianugerahi suara yang merdu hingga menurut riwayat, saat beliau melantunkan Zabur, kitab yang diturankan Allah padanya maka memelehkan besi dan berhenti air-air mengalir disungai.
Penyakit kusta mewabah dalam masyarakat Bani Israil. Kejumudan dalam menilai sesuatu menjadi tradisi mereka. Diperlukan hal-hal yang mencengangkan guna mencairkan pikitan Bani Israil yang yang membeku. Kemampuan menyembuhkan penyakit kusta, membuat burung yang dibuat dar itanah liat bahkan menghidupkan orang yang telah mati6) . Tapi ternyata tetap saja mereka menolak apa saja yang disampaikan Isa. Ternyata penolakan pada Isa bukan karena Bani Israil tidak mampan dengan mu’jizat-mu;jizat luar biasa yang dibawa Isa namun karena mereka memang punya sifat yang telah mendarah daging yaitu menolak semua ajaran nabi-nabi yang sudah sangat banyak diutus untuk mereka.
St. Paul dalam Masalah Besar.
Kalau Isa karena dari bani Israil tidak pantas, dan memang tidak boleh selain Bani Israil menjadi Nasrani. Agama Nasrani hanya diperuntukkan bagi Bani Israil. Semua nabi sebelum Muhammad hanya diperuntukkan bagi satu bangsa saja. Semuannya berasal dari orang dalam bangsa itu. Tidak boleh ada 'tamu' daru luar.
Sebagaimana diungkapkan Saddam Hussain secara metafor melalui novelnya 'Devil's Dance', Bani Israil mengambil kesempatan akan Isa dan kitab Injilnya, serta agama Nasraninya untuk dijadikan senjata sebagai persiapan memerangi Juru Selamat beserta agama Islamnya. St. Paul memodifikasi Injil sebagai jembatan menuju lahirnya Islam menjadi senjata untuk memerangi Islam dengan cara merubah prinsip dasar dari agama Nasrani. Isa, dari sebagai nabi utusan dengan amanah Injil, dari kalangan Bani Israil, selaku manusia biasa sama seperti nabi-nabi sebelumnya, menjadi tuhan yang berubah bentuk menjadi manusia untuk menanggung dosa semua orang Kristen. Paul membuat konsep Isa sebagai tuhan agar, kelak ketika Muhammad lahir, Isa tetap lebih unggul dari Muhammad. Bila Isa tidak 'disulap' menjadi tuhan, maka pastilah Muhammad akan lebih superior dibandingkan Isa.
Isa, seorang pemuda paling miskin dengan pakaian sepasang yang hanya melekat di badan saja, hanyalah seorang nabi utusan untuk segelintir orang (diitus untuk Bani Israil saja) dengan misi yang gagal (ditolak habis-habisan oleh ummatnya). Bandingkan dengan Muhammad seorang pemuda keturunan golongan terpandang (baik dari keturunan ayah maupun ibunya), menikahi saudagar kaya (Khatijah) dengan misi agama yang gemilang (Islam mencapai 2/3 belahan bumi dalam waktu singkat) serta menjadi pemimpin tidak hanya dari kabilah-kabilah suku bangsa Arab saja melainkan juga hampir seluruh bangsa.
Selain itu, Bani Israil yang menjadi langganan Tuhan dalam pengutusan rasul-rasul, tidak mudah menerima rasul yang paling hebat dari kaum yang menjadi musuh sepanjang sejarah (baca: Arab). St. Paul khususnya dan Bani Israil umumnya harus cepat mencari cara agar kehebatan Musa dan nabi-nabi Bani Israil lainnya selaku utusan Tuhan tidak tenggelam oleh kemashuran Muhammad.
Kehadiran Isa bersama Injilnya segera dimanfaatkan untuk menjadi senjata melawan Muhammad dan keutamaannya. Penggagas Ide Isa selaku pemberi kabar gembira dengan akan datangnya juru selamat bernama Ahmad7) dari saudara mereka8) menjadi Muhammad sebagai rival dari Kristen adalah St. Paul, seorang Bani Israil ahli Yudaisme dan ahli Injil dari Turki.
Konsep trinitas Kristen telah mengalami masalah sejak awal perumusannya oleh St. Paul. Di zaman modern serba rasional konsep kerancuan trinitas mencapai titik klimaks. Penerimaan konsep sekularisme oleh Kristen memang karena mereka tidak punya cara lain menghindarinya sebagaimana dikemukakan Al-Attas9). Tapi saya kira penerimaan sekularisme oleh Kristen sebab mereka mengharap agar pengkajian ilmu-ilmu tidak melibatkan atau tidak menghubung-hubungkannya dengan teori-teori pokok agama. Bila ilmu-ilmu mengkaji pokok agama maka Injil akan menghadapi masalah besar. Bagaimana mereka bisa menjawab doktrin-doktrin keliru dalam di dalam Injil. Lebih dari itu intelektual Yahudi juga khawatir ilmu-ilmu akan mengalami banyak pembenaran-pembenaran terhadap kitab suci Islam10).
Semboyan 'Sekularismen adalah sumbangan agung Kristen bagi dunia modern' hanyalah sebuah tirai untuk bersembunyi dari kebenaran sejarah bahwa Kristen telah sekuat tenaga memebendung sekularisme, namun gagal. Injil selalu mengalami pertentangan dengan pertembangan teori-teori dan ilmu-ilmu baru sebab kitab ini dipaksakan terus bertahan melewati tempo pasca Muhammad. Padahal Injil dipersiapkan bagi Isa sebagai pedoman hingga turunya Al-Qur'an. Sebab utama Injil menjadi kitab yang ditolak oleh intelaktual-intelektual mereka adalah karena hukum alam yang berlaku bahwa setiap teori yang dikembangkan manuasi pastinya akan mengalami absurditas seiring pergantian waktu. Karena St. Paul mengotak-atik Injil dengan isi kepalanya maka Injil pasca Paul bukanlah kalam Tuhan lagi melainkan teori Paul. Selanjutnya ketika Kristen hendak didakwahkan ke Barat, Yunani sebagai gerbang menuju Barat ketika itu masih gila filsafat. Masyarakat Yunani memfirter isi kandungan Injil, mensensornya hingga semua isinya hingga semua kandungan Injil bersesuaian dengan filsafat Yunani saat itu.
Karena filsafat juga hasil buah pikir manusia, maka pastinya mengalami absurditas seiring berkembangnya pemikiran manusia. Sebab itulah Injil mengalami penolakan oleh hampir semua intelaktual pasca pencerahan ilmu seperti Karl Marx, Friedrick Nietzsche dan Kahlil Gibran.
Al-Qur’an yang Menundukkan.
Kalimat kalimat yang disampaikan pada Muhammad melalui berbagaia carap) menurut kasus-kasus yang terjadi (baca; asbabun nuzul) selama 22 tahun 2 bulan 2 hari11) selanjutnya dikodifikasi oleh Umar ibn Khattab disebut sebagai mu’jizat bagi Muhammad. Peran mu’jizat sebagai petunjuk tidak cukub bagi Muhammad yang ditunjuk sebagai nabi terakhir untuk seluruh manusia sebatas pada penundukan atas keunggulan_keunggulan kaum tertentu dan masa-masa tertentu sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Muhammad harus memiliki mu’jizat yang dapat menundukkan hasil karya dan buah pikir sluruh manusia sepanjang sejarah manusia. Setelahnya hingga bumi digulung.Untuk memenuhi persyaratan tersebut Al-Qur’an harus mampu mengungguli semua hasil karya dan buah pikir manusia, segala bidang, sepanjang masa.
Pada masa turunnya Al-Qur’an, masyarakat Arab saat itu terlalu menggandrungi syair. Syair-syair mereka berisi kata-kata hikmah, sindiran dan kritik sosial. Syair-syair tersebut memiliki nada dan langgam yang menarik. Turunnya Al-Qur’an ketika itu mampu mengungguli syair-syair bangsa Arab, baik dari segi kandungan hikmah, wacana sosial dan bunyi serta langgam yang luarbiasa. Karena keindahan bahasanya, kata Shimmel, penterjemahan Al-Qur’an dalam bahasa apapun takkan pernah memberi arti sesungguhnya12). Bahasa yang dipakai Al-Qur’an tidak pernah usang karena kandungan makna per-kata sangat luas dan simbolik. “Semakin simbolik, elisif dan makin multi sisi suatu bahasa agama, maka akan semakin abadi dan penuh arti bahasa itu bagi generasi baru yang terus berdatangan di masa depan.” Kata Ali Syari’ati13).
Pada masa perkembangan filsafat dalam dunia Islam, para filosof mampu mengintegrasikan antara pemikiran para filosof Yunani dengan kandungan Al-Qur’an. Bahkan antara Al-Qur’an dengan filsafat, saling membenarkan dan saling memberikan apresiasi. Misalnya dalam bidang Teologi, filsafat mengakui adanya satu wujud mutlak yang telah menciptaka alam semesta beserta isinya. Di dalam Al-Qur’an juga banyak sekali ayat-ayat yang mendorong manusia untuk berfikir, belajar dan mengkaji. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini semakin mendukung saja akan kebenaran Al-Qur’an. Hal ini telah diprediksikan oleh Iqbal sejak hampir satu Abad yang lalu13). Harun Yahya sangat mampu mengungkapkan integrasi antara penemuan-penemuan terbaru di bidang ilmu pengetahuan dengan kandungan-kandungan ayat dalam Al-Qur’an. Hal ini mengingatkan saya pada apa yang pernah diucapkan Hegel, filsuf asal Jerman: Hanya yang rasional saja yang bertahan lama. Disini, sekali lagi Al-Qur’an membuktikan dirinya sebagai mu’jizat.
II.5. Mu’jizat Sepanjang Masa.
Musisi ternama yang berasal dari Ingris Yusuf Islam ketika ditanya “Apa Alasan utama anda masuk Islam?” dia menjawab: “Saya mempercayai agama Islam karena saya yakin akan kebenaran Al-Qur’an, saya sangat yakin bahwa Al-Qur’an itu benar-benar Firman Allah. Bukan merupakan hasil dari rekayasa nabi Muhammad SAW. Saya masuk Islam setelah mempelajari, mengkaji serta menghayati isi dari kandungan Al-Qur’an. Segala yang tertera dalam Al-Qur’an benar-benar terbukti dan dapat diterima oleh pemikiran rasional manusia, jadi alasan utama saya masuk Islam karena keyakinan saya padaAl-Qur’an”14).
Setelah Allah mewafatkan Muhammad, Allah tidak akan pernah lagi mengutus lagi seorang Rasul untuk meluruskan ummat manusia apabila mereka mereka menyimpang. Namun Allah telah menurunkan Al-Qur’an sebagai mukjuzat. Di zaman kapan pun manusia tersebut berada, secanggih apapun penemuan manusia tersebut, kebenaran serta keajaiban Al-Qur’an akan senantiasa selalu dapat masuk dan diterima oleh akal manusia. Kebenaran Al-Qur’an takkan pernah dapat ditolak oleh akal manusia karena itulah banyak sekali orang yang berbondong-bondong masuk Islam setelah mempelajari, mengkaji kemudian merenungkan makna dan isi Al-Qur’an.
Sangat banyak, bahkan semua ayat Al-Qur’an yang sesuai dengan Ilmu pengetahuan yang kadang baru diketahui pada abad ke-20. Seperti di bidang Ilmu kedokteran dan kandungan, para ahli di di bidang tersebut baru dapat mengetahui bahwa janin yang ada didalam perut ibu, memiliki Tiga kegelapan yaitu kegelapankulit perut, kegelapan dinding rahim dan kegelapan plasenta pembungkus orok/bayi. Para ahli ilmu kandungan baru mangetahui hal ini kira-kira pada awal abad ke-20, namun Al-Qu’ran yang diturunkanAllah pada abad ke-7 telah terlebih dahulu membahasnya (QS. Az-Zumar:6). Serta masih banyak lagi bukti kebenaran Al-Qur’an di bidang Ilmu Kandungan dan kedokteran seperti proses kejadian manusia di dalam janin mulai dari setetes mani yang bercampu ovum sampai berbentuk manusia yang prosestersebut terjadi di dalam rahim (QS. Al- Mukminun:12-14). Sel sperma laki-laki yang menentukan jenis kelamin bayi (QS.An- Najm; 45-46). Semua hal tersebut baru diketahui para ilmuan pada abad ke-20, namun Al-Qur’an telah membuktikannya kira-kira 14 abad yang lalu.
Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam, Al-Qur’an benar-benar membuktikan kebenarannya sebagai Firman Allah, seperti pada QS. Al-Anbiya: 30 yang menyatakan bahwa langit dan bumi dahulunya satu-padu kemudian Allah memisahkannya. Kejadian tersebut ternyata sejalan dengan teori “Big-Bang” yang menyatakan bahwa prosester jadinya Galaksi-galaksi di seluruh jagad raya ini , termasuk galaksi yang kita huni yaitugalaksi Bima Sakti , terjadi dengan adanya ledakan yang sangat dahsyat kemudian ledakan tersebut menghasilkan berbagai benda angkasa sebagaimana yang ada sekarang ini seperti bintang, matahari planet-planet dan seluruh isi jagad raya lainnya.
Sebagaimana yangrerjadi pada setiap ledakan, ledakan yang merupakan proses awalterjadinya alam semesta atau dinamakan dengan Big-Bang tersebut terus menghamburkan apa yang terledakkan tersebut yaitu seperti matahari dan seluruh planet yang mengintarinya termasuk planet yang kita huni sekarang ini yaitu planet bumi.
Kita mungkin hanya mengetahiui bahwayang berotasi hanya bumi dan planet-planet lain, namun ternyatamataharibeserta bintang-bintang lainnya terus bergerak dengan kecepatan1/3 kali kecepatan cahaya menjauhi langit. Mungkin inilah seperti yang dimaksud dalam Al-Qur’an: “Demi langit yang mempunyai Jalan-Jalan”.
Kejadian-kejadian tersebut mungkin baru saja diketahui oleh para Ilmuwan badang Astronomi, namun Al-Qur’an telah menerangkan kejadian itu melalui nabi Muhammad jauh sebelum para ahli Astrinomi mengetahuinya {QS. Al- Dzariyat: 47 ~Allah mengembangkan langit, berarti langit terus menjauhi kita) (QS. Al-Dzariyat: 33 ~ “Demi langit yang mempunyai jalan-jalan” jalan-jalan tersebutlah yang menjadi jalannya matahari beserta bintang-bintang lainnya berjalan menjauhi langit dengan kecepatan 1/3 kecepatan cahaya}.
Di bidang Ilmu Pengetahuan Alam masih banyak terdapat bukti bahwa Al-Qur’an memang merupakan Kalamullah bukan dari hasil rekayasa seorang hamba Allah, Muhammad yang tidak dapat membaca dan menulis. Diantaranya seperti penyerbukan bunga melalui perantaraan angin (QS. Al-Hijr: 22), ihwal pemisahan Dua laut (QS. Al- Furqan: 53). Masih sangatbanyak lagi bukti kebenaran Al-Quran yang ada di alam semesta ini yang tidak semua dapat ditulis di pembahasan kali ini, namun penulis yakin beberapa bukti kebenara Al-Qur’an yang telah dipaparkan di sini dapat membuktikan bahwa Al-Qur’an mustahil merupakan hasil rekayasa Muhammad yang tidak mungkin mengetahui hal tersebut melainkan itu semua adalahFirman Allah.
Al-Qur’an itu berasal dari Allah.
Bahwasanya Al-Qur’an Al-Qur’an itu berasal dari Allah, membawa kebenaran, membenarkan kitab-kitab sebelumnya, menjelaskan hokum_hukum yang telah ditetapkan, sempurna dan tiada keraguan di di lammya.:
39.1. Kitab (Al Qur'an ini) diturunkan oleh Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
39.2. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya.
39.41. Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.
27.6. Dan sesungguhnya kamu benar-benar diberi Al Qur'an dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.
4.166. (Mereka tidak mau mengakui yang diturunkan kepadamu itu), tetapi Allah mengakui Al Qur'an yang diturunkan-Nya kepadamu. Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; dan malaikat-malaikat pun menjadi saksi (pula). Cukuplah Allah yang mengakuinya.
6.115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al-Qur'an) sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.
11.14. Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri (kepada Allah)?
11.17. Apakah (orang-orang kafir itu sama dengan) orang-orang yang ada mempunyai bukti yang nyata (Al Qur'an) dari Tuhannya, dan diikuti pula oleh seorang saksi (Muhammad) dari Allah dan sebelum Al Qur'an itu telah ada Kitab Musa yang menjadi pedoman dan rahmat?. Mereka itu beriman kepada Al Qur'an. Dan barangsiapa di antara mereka (orang-orang Quraisy) dan sekutu-sekutunya yang kafir kepada Al Qur'an, maka nerakalah tempat yang diancamkan baginya, karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al Qur'an itu. Sesungguhnya (Al Qur'an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.
13.1. Alif laam miim raa . Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Qur'an). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).
Keistimewaan Al-Qur’an
Al-Qur’an memiliki keistimewaan sebagaimana difirmankan Allah:
6.38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab , kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.
5.48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu , Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
59.21. Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.
II.4.3. Tidak Benar Seorang Manusia Mampu Membuat Al-Qur’an
Bahwasanya Al-Qur’an bukanlah rekayasa Muhammad dan tidak ada seorangpun yang mampu membuat semisal Al-Qur’an. Firman Allah:
21.1. Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
25.4. Dan orang-orang kafir berkata: "Al Qur'an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad dan dia dibantu oleh kaum yang lain "; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar.
36.69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.
6.4. Dan tidak ada suatu ayatpun dari ayat-ayat Tuhan sampai kepada mereka, melainkan mereka selalu berpaling dari padanya (mendustakannya).
17.86. Dan sesungguhnya jika Kami menghendaki, niscaya Kami lenyapkan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan dengan pelenyapan itu, kamu tidak akan mendapatkan seorang pembelapun terhadap Kami,
52.34. Maka hendaklah mereka mendatangkan kalimat yang semisal Al Qur'an itu jika mereka orang-orang yang benar.
II.4.4. Al-Qur’an Sebagai Petunjuk
Allah menyatakan Al Qur'an yang diturunkan dalam bahasa Arab itu sebagai petunjuk dan perinyatanbagi seluruh alam:
25.1. Maha suci Allah yang telah menurunkan Al Furqaan (Al Qur'an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam ,
4.174. Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mu'jizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Qur'an).
10.37. Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya , tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
11.2. agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya,
II.4.5. Cara Al-Qur’an Diturunkan
Adapun cara_cara Al-Qur’an diturunkan sebagaimana dijelaskan didalam Al-Qur’an:
25.32. Berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?"; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar).
17.106. Dan Al Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
42.51. Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.
26.210. Dan Al Qur'an itu bukanlah dibawa turun oleh syaitan-syaitan15).
II.4.6. Nama-nama Al-Qur’an
Adapun nama-nama Aqur’an sebanyak 15(chiruddin h.208-209) nama sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu:
1. Al-Qur’an/ Bacaan (75:17-19).
2. Al-Kitab/kitabullah (2:2).
3. Al-Furqaan/Pembeda (25:1).
4. Adz-Zikra/peringatan (15: 9).
5. Al-Maui’zhah/Nasihat, Pelajaran (10:57).
6. Asy-Syifa’/Obat, Penawar (41:44).
7. Al-huda/Petunjuk (11:44).
8. Al-Hikmah/Kebijaksanaan (17:39).
9. Al-Hukmu/keputusan (13:37).
10. Al-Khair/Kebaikan (2:105).
11. Ar-Ruh/Ruh,Jiwa (42:52).
12. Al-Bayan/Keterangan(75:17-19).
13. Basyair/Pedoman, Buktu Nyata (3:138).
14. An-Nuur/Cahaya (64:08).
15. Al-muthahharah/Yang Disucikan (98:2).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Attas, Syed Muhammad Naquib. Islam dan Sekularisme. PIMPIN; Bandung, 2010.
Al-Ghazali, Muhammad. Al-Qur’an Kitab Zaman Kita. Mizan; Bandung, 2008. h.23
Anwar, Rosihon. Ulumul Qur’an: Untuk IAIN, STAIN, PTS. Pustaka Setia: Bandung, 2004.
Arkoun, Muhammad. Kajian Kontemporer Al-Qur’an. Penerbit Pustaka; Bandung, 1998.
Iqbal, Muhammad. Pembangunan Kembali Pikiran Agama dalam Islam. Bulan Bintang; Jakarta, 1966.
Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Qur’an. Mizan: Bandung, 2004.
_____, Mu’jizat Al-Qur’an Mizan: Bandung, 2004. h.28.
KLASIFIKASI KANDUNGAN Al-Qur’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar