George H.W. Bush mengupayakan agar Irak mampu dihancurkan dan menjatuhkan Saddam. Tapi ternyata gagal. AS beristirahat memperbaiki system ekonomi pertahanan dan militer. Sementara itu citra AS dimata dunia diperbaiki dengan melebeli “Baygon” AS dengan “air mineral” segar bermerk “Bill Clinton”.
Setelah pulih, Goere W. Bush naik tahta, Irak dimusnahkan, Saddam digulingkan dan dibunuh. Misi berhasil, mereka memang ingin Negara-negara Arab kacau hingga punya alasan untuk terus menempatkan tentara mereka di sana.
Setelah itu AS mengobati tentara – tentara terluka, memperbaiki system senjata, system ekonomi. Untuk memperbaiki citra buruk di mata dunia, mereka menaikan “budak kulit hitam” sebagai Presiden. AS memperlihatkan diri sebagai negera plural dan anti rasis, menunjukkan seolah AS adalah Negara yang multi etnis milik bersama.
Nanti setelah system senajata baik, ekonomi mantap dan segala persiapan lain mendukung, maka bersiaplah AS membuat nasib Iran lebih parah dari Irak. AS saat ini sangat gelisah karena Iran tidak kacau, aman dan tentram. Setelah Obama turun, adik kandung George W. Bush, Jeb Bush yang saat ini sedang menjadi Gubernur Florida dinaikan sebagai Presiden untuk menjalankan misi ekspansi Iran.
Setelah menghancurkan Iran, drama yang sama mereka terapkan kembali. Citra AS di mata dunia diperbaiki kembali, kali ini dengan menaikan orang Islam sebagai Presiden. Itu untuk agar dunia menilai: Oh, AS ternyata tidak benci terhadap agama tertentu, invasi terhadap Negara-negara Islam ternyata murni politik, sama sekali bukan motif agama ataupun idiologi.
Di dalam, AS terus merancang perencanaan-perencanaan selanjutnya untuk mencari Negara-negara Islam lain mana yang aman dan damai untuk mereka buat kacau, berantakan hingga dengan itu kaum muslim tetap bodoh dan terbelakang. Kalau masyarakat muslim bodoh, AS bisa dengan sangat mudah menanamkan idiologi anti Islam.
Langsa Kota, 31 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar