Link Download

Kamis, 08 Oktober 2015

Singkatku Juli hingga september dan saya dan jdhdhdhdjsjdh




Saya dan 2154

Tampaknya saya mulai memahami kenapa Usman terlebih dahulu menjelaskan statusnya
 ''Saya Usman, sudah punya istri dan telah punya seorang putreri''
 setiap berkenalan dengan perempuan.
 Awalnya saya menganggap cara yang ditempuh Usman kurang cerdas. Akan sulit bagi perempuan mau menjalin hubungan, apalagi percintaan, bila mengaku telah berkeluarga.
 Sayang sekali, pikir saya. Sebab bila ingin misi senyap ini berhasil, seharusnya mengaku masih lajang saja.
 Bisa jadi Usman memilih jalan ini karena realitanya dia adalah pria paling tampan di Aceh. Dan itu artinya dia adalah pria paling tampan di dunia. Sehingga, dia tidak akan kesulitan membangun hubungan kasih dengan perempuan sekalipun terus terang.
 Tetapi setelah membaca By the River Piedra I Sat Down and Wept karya Paulo Coelho, saya menyadari bahwa kejujuran Usman karena dia tahu bagaiman hancurnya perasaan perempuan bila dikhianati laki-laki. Dikhianati yang dimaksud dalam konteks ini khususnya adalah bila setelah terlanjur jatuh cinta, dia mengetahui pria yang ia cintai itu telah menikah. 'Telah menikah' nantinya bukanlah perkara besar yang membuatnya hancur, yang lebih parah adalah kehancuran hati seorang wanita ketika mengetahui dirinya telah ditipu.   Perempuan, bila hatinya telah diambil, maka jiwanya akan merajut impian-impian terindah di masa depan. Pada detik pertama jatuh cinta, perembuat telah selesai menggambar denah rumah, interiornya, lengkap dengan anak-anaknya yang sedang berlarian di halaman rumah. Gambar-gambar itu menyatu dan senyawa dengan jiwanya. Begitulah seorang wanita. Kiranya tidak perlu menerangkan teori ittihad aqil wa ma'qul pada seorang perempuan.
 Maka pernah bercerita, tampaknya aku hanya menguping saja, bahwa Usman itu sehari-hari hanya naik kendaraan umum. Dia tidak punya tujuan, hanya untuk berkenalan dengan perempuan yang dia tertarik. Dia akan turun bila perempuan sasarannya turun.
 Sayal tidak tahu pasti. Mungkin dia akan naik kendaraan umum lainnya dan melakukan hal yang sama.
 Nenek, ibunya Mak pernah mengatakan Usman itu sangat pemalas. Orang-orang di rumah menggelarinya Pak Belalang. Tapi saya tetap bangga dengannya. Saya menganggap sikapnya yang pemalas pada tahun-tahun awal menikah adalah karena dia sedang ingin menikmati saat terindah dalam hidup, yang tidak bisa diulang seumur hidup, yakni menikmati pondok mertua indah (pmi). Saya juga pernah menikmatinya. Dan rasanya memang seperti berada di dalam surga. Juga saya sadar bahwa berada di pmi seperti bermain bola salju di sisi terjal gunung. kapanpun bola itu dapat menggelinding, membesar hingga menjadi masalah besar. Hampir semua orang akan mengalaminya. Dan Usman telah mengalaminya. Dia harus pindah dari pmi dan tinggal di desa Paya Cut. Tetapi rumah di desa itu juga milik mertuanya. Rumah itu adalah bekas gudang penyimpanan barang milik Banta Raden, orang yang pernah menjadi paling kaya se Peusangan dan salah satu terkaya di Bireuen.      Sekalipun telah berpisah dengan mertua, Usman masih tetap menikmati sisa-sisa kenikmtan di pmi. Dia masih belum mau menyingsingkan lengan baju.
 Banta Raden yang sudah mulai bangkrut dan telah kawil lagi, sesekali di datangi oleh Mak meminta kebutuhan dasar hidup. Banta Raden yang baik hati setiap bulannya mengirim beras dan ikan asin supaya anak dan metianya yang super malas itu tidak mati kelaparan.
 Menikmati pmi atau memeng berwatak pemalas? Pertanyaan ini memang perlu dialamatkan kepada Usman. Soalnya, ibunya Usman pernah bercerita bahwa putranya itu waktu remaja sangat pemalas. Bila disuruh turun ke sawah pada pagi hari, dia akan menjawa
 ''Malas sekali. Pagi-pagi sudah disuruh ke sawah. Enbun-embun belum kering. Kedinginan kita.''
 Bila sudah agak suang disuruh, akan dijawab
 ''Sudah siang baru disuruh. Malas kita. Matahari sudah sangat terik.
 Dan kalau sore hari disuruh. Akan dijawab
 ''Sudah sore baru disuruh. Malas kita. Padahal kita sudah mandi dan stedi.''
 Tetapi Usman sendiri pernah bercerita pada sejawatnya saat saya di sampingnya. Dengan tujuan sebagai sindiran pada saya.
 ''Anak jaman sekarang sangat pemalas bila disuruh sekolah olehorang tua. Kita dulu untuk sekolah memanen sendiri sayuran, menghantarnya dengan sepeda. Berangkat jam tiga pagi, jam lima sore tiba di pasar Inpres Lhokseumawe menjual sayuran untuk biaya sekolah.''
 Saya tidak mengerti apakah pernyataan itu sepenuhnya benar. Menurut sumber lain, Usman suka mengambil dan menjual hasil kebun untuk dijual dan uangnya buat bersenang-senang. Sementara dia sama sekali tidak mau ambil peran saat proses penanaman dan perawatan. Di rumah panggung besar sebelum dibongkar Ponen untuk diganti dengan rumah beton besar, waktu kecil dulu, saya melihat ratusan bungkus roko Djarum Super bewarna merah. Belakangan saya ketuahui itu adalah sisa Usman. Itu artinya dia punya banyak uang. Dan tampaknya uang-uangnya itu dari hasil mencuri hasil kebun milik orangtuanya.
 Mungkin pola hidup yang mudah inilah yang membuatnya masih menjadi pemalas sekalipun telah beberapa tahun menikah.
 Ketika Kakak hampir masuk sekolah, barulah Usman bangun dan bekerja. Dia bekerja sepeti orang gila. Bahkan beberapa minggu sebelum meninggal, dia bekerja dengan sangat tekum sekalipun badannya telah menjadi sarang penyakit.
 Saya teringat hari-hari terakhirnya saat setelah mandi, rambutnya belum disisir, dia bangun bekerja sekalipun fisiknya sudah sangat lemah. Dia kuat di luar. Di dalam, badannya teh hancur.   
***
Saya dan Sebelum Sekolah
 seingat saya, meski tidak sekolah TK, saya sudah bisa membaca sebelum masuk sekolah. Saya belajar membaca dari kakak yang setahun lebih tua daripada saya. Saya juga suka mengamati tulisan-tulisan yang ada di mana saja yang saya lihat. Kalau ke pasar, saya paling suka mengeja nama-nama toko. Saya pernah membuat seorang pejabat di kampung saya tertawa terpingkal-pingkal setelah menuruti permintaannya membaca sebuah papan penringatan di pinggir jalan. Dia meminta saya membaca karena ingin membuktikan berita yang beredar saya sudah bisa membaca sebelum sekolah. Tulisannya adalah: Pelan2. Saya mengejanya ''pelan dua''. Seingat saya, sampai saya masuk MIN, setiap melihat saya dia selalu memberi senyum. Mungkin dia teringat ''pelan dua'' itu.
*
 Tidak hanya Pak Liyah. Orang terpelajar lainnya di kampung kami, yang juga pegiat dunia pendidikan, Pak Aya, juga menemukan keunikan pada diri saya. Setiap beliau dalam perjalanan pulang atau pergi ke kebunnya melalui lorong dekat rumah kamu, beliau kerap singgah. Bercakap-cakap dengan ayah, atau ibu, tampaknya hanya alasan beliau saja. Beliau suka memperhatikan perilaku saya.
 Ibu saya sangat ingat peringatan beliau. Bahwa kalau saya dididik dengan baik akan menjadi orang.
 *
 Ayah, cinta itu indah, ya.
 Kenapa bertanya begitu?
Bukankah ayah yang pergi ke warung kopi itu. Mematikan televisi dan engkau merangkulku.
 Malam menjelang pernikahanku. Bukankah ayah yang datang menjemputku. Membawaku pergi dari pengantin perempuan. Kita ke suatu tempat yang sangat sunyi.
 Indah sekali.
 Dan ayah menunkukkan padaku sebuah cinta yang sebanarnya. 
 Pada sebuah dusun. Harinya tidak gelap, tidak terang.
 Di sana orang-orang biar saja suka menggunjing dan menggibah.
 Tetapi ternak-ternak, ayam-ayam, bebek-bebek. Mereka menari bersama dengan rapi. Dengan gerakan yang sama secara bersama.
 Aku belum pernah menemukan pria yang lebih tampan daripada ayah.
 Aku belum pernah berjumpa manusia yang wajahnya lebih indah daripada ayah.
 Belum pernah saya melihat insan yang wajahnya memancarkan cayaha lebih indah daripada cahaya yang keluar dari wajah ayah.  Ayah, ananda selalu memenuhi keinginanmu.
 Sekalipun tanpa melalui kata, tetapi melalui cahaya mata dan air wajah Ayah, aku tahu Ayah yang memintaku melompat dari atap kendaraan yang sangat tinggi itu.  Padahal kita sudah susah payah memanjatnya bersama.
 Pada sebuah pantai, saat daratan telah lelah kita tempuh, saat Ayah akan kembali ke laut,- atau akan naik ke langit(?) Saat aku tahu kita akan berpisah, tidak henti-henti kuminta orang memotret kita. Saat kutahu Ayah akan segera pergi. Aku tidak ingin cahaya Ayah itu tidak kupandang lagi.
 Sayangnya kemara-kamera itu tidak ada yang bekerja.
 Akhirnya Ayah mengeluh kesakitan. Sakit sekali. Jelas sekali, aku bisa turut merasa sakitnya. Dan kutahu Ayah harus segera pergi.
 Kukumandangkan zikir ''La ilaha illallah'' berulangkali. Kuharap Ayah mengikuti.
 Tetapi yang keluar dari mulut Ayah adalah salawat Nabi. Berkali-kali Ayah mengulangi. Dari Ayah punya ekspresi, dan selalu dari sana saya menemukan pesan sesungguhnya dari Ayah, salawat yang ayah ulang berkali-kali itu jauh lebih penting daripada kumandangan zikir yang ''kuhantarkan''. Tetapi diujung shalawat itu keluar juga ''lailaha illallah''. Demikian berkali-kali.
 Saat Ayah menunjukkan ekspresi sangat sakit sekali, aku berusaha melalukan sesuatu untuk meringankan Ayah. Karena hampir kehabisan akal, kutunjukkan selembar daun bewarna hijau yang dicari hampir semua manusia tetapi hanya beberapa saja yang berhasil mendapatkannya. 
 Selembar itu juga merupakan tanda pendakian yang telah melalui berjuta tantangan dan rintangan telah berhasil dilalui.  Melihat itu Ayah bangga sekali. Rasa sakit Ayah tidak kurasakan lagi. Ayahpun tertidur di atas pasir pinggir pantai. Tanpa Ayah ucapkan, tapi entah bagaimana kuketahui ucapan itu dari Ayah, penuh kebahagiaan, kebanggaan, puncak tertinggi
 ''Anakku akan ke Amerika.''
 Aku tidak mengerti apa hubungannya daun hijau itu dengan Amerika. Setahuku tidak ada. Tapi bila disambung-sambungkan ya bersambung. Di sambung-sambungkan begitu-begitu, setiap satu hal dengan hal lain juga bisa berhubungan.
 Akan naik ke langit atau ke laut, rupanya keduanya benar. Ruhnya naik ke langit, jasadnya dibawa ke laut. Entah sebaliknya. Entaah. Di sana, langit dan laut adalah sama.
  Aku menyadari bahwa ada ruang di mana kita selalu bisa bertemu bersama. Ada juga ruang di mana aku harus pergi sendiri, tempat di mana aku mewujudkan mimpi-mimpimu, mimpi-mimpi kita. Dan itu adalah alam dunia ini.
 Aku yakin. Dan itu pasti, suatu hari nanti, kita akan berada di sana bersama selamanya.  Mungkin setelah beberapa dari cita-cita kita tertata di alam materi ini.
 Wallahu'alam :)

 Pada suatu pagi, 07-07-2015 Zawiyah


 

Saya dan Sebelum Saya

Tampaknya saya mulai memahami kenapa Usman terlebih dahulu menjelaskan statusnya
 ''Saya Usman, sudah punya istri dan telah punya seorang putreri''
 setiap berkenalan dengan perempuan.
 Awalnya saya menganggap cara yang ditempuh Usman kurang cerdas. Akan sulit bagi perempuan mau menjalin hubungan, apalagi percintaan, bila mengaku telah berkeluarga.
 Sayang sekali, pikir saya. Sebab bila ingin misi senyap ini berhasil, seharusnya mengaku masih lajang saja.
 Bisa jadi Usman memilih jalan ini karena realitanya dia adalah pria paling tampan di Aceh. Dan itu artinya dia adalah pria paling tampan di dunia. Sehingga, dia tidak akan kesulitan membangun hubungan kasih dengan perempuan sekalipun terus terang.
 Tetapi setelah membaca By the River Piedra I Sat Down and Wept karya Paulo Coelho, saya menyadari bahwa kejujuran Usman karena dia tahu bagaiman hancurnya perasaan perempuan bila dikhianati laki-laki. Dikhianati yang dimaksud dalam konteks ini khususnya adalah bila setelah terlanjur jatuh cinta, dia mengetahui pria yang ia cintai itu telah menikah. 'Telah menikah' nantinya bukanlah perkara besar yang membuatnya hancur, yang lebih parah adalah kehancuran hati seorang wanita ketika mengetahui dirinya telah ditipu.   Perempuan, bila hatinya telah diambil, maka jiwanya akan merajut impian-impian terindah di masa depan. Pada detik pertama jatuh cinta, perembuat telah selesai menggambar denah rumah, interiornya, lengkap dengan anak-anaknya yang sedang berlarian di halaman rumah. Gambar-gambar itu menyatu dan senyawa dengan jiwanya. Begitulah seorang wanita. Kiranya tidak perlu menerangkan teori ittihad aqil wa ma'qul pada seorang perempuan.
 Maka pernah bercerita, tampaknya aku hanya menguping saja, bahwa Usman itu sehari-hari hanya naik kendaraan umum. Dia tidak punya tujuan, hanya untuk berkenalan dengan perempuan yang dia tertarik. Dia akan turun bila perempuan sasarannya turun.
 Sayal tidak tahu pasti. Mungkin dia akan naik kendaraan umum lainnya dan melakukan hal yang sama.
 Nenek, ibunya Mak pernah mengatakan Usman itu sangat pemalas. Orang-orang di rumah menggelarinya Pak Belalang. Tapi saya tetap bangga dengannya. Saya menganggap sikapnya yang pemalas pada tahun-tahun awal menikah adalah karena dia sedang ingin menikmati saat terindah dalam hidup, yang tidak bisa diulang seumur hidup, yakni menikmati pondok mertua indah (pmi). Saya juga pernah menikmatinya. Dan rasanya memang seperti berada di dalam surga. Juga saya sadar bahwa berada di pmi seperti bermain bola salju di sisi terjal gunung. kapanpun bola itu dapat menggelinding, membesar hingga menjadi masalah besar. Hampir semua orang akan mengalaminya. Dan Usman telah mengalaminya. Dia harus pindah dari pmi dan tinggal di desa Paya Cut. Tetapi rumah di desa itu juga milik mertuanya. Rumah itu adalah bekas gudang penyimpanan barang milik Banta Raden, orang yang pernah menjadi paling kaya se Peusangan dan salah satu terkaya di Bireuen.      Sekalipun telah berpisah dengan mertua, Usman masih tetap menikmati sisa-sisa kenikmtan di pmi. Dia masih belum mau menyingsingkan lengan baju.
 Banta Raden yang sudah mulai bangkrut dan telah kawil lagi, sesekali di datangi oleh Mak meminta kebutuhan dasar hidup. Banta Raden yang baik hati setiap bulannya mengirim beras dan ikan asin supaya anak dan metianya yang super malas itu tidak mati kelaparan.
 Menikmati pmi atau memeng berwatak pemalas? Pertanyaan ini memang perlu dialamatkan kepada Usman. Soalnya, ibunya Usman pernah bercerita bahwa putranya itu waktu remaja sangat pemalas. Bila disuruh turun ke sawah pada pagi hari, dia akan menjawa
 ''Malas sekali. Pagi-pagi sudah disuruh ke sawah. Enbun-embun belum kering. Kedinginan kita.''
 Bila sudah agak suang disuruh, akan dijawab
 ''Sudah siang baru disuruh. Malas kita. Matahari sudah sangat terik.
 Dan kalau sore hari disuruh. Akan dijawab
 ''Sudah sore baru disuruh. Malas kita. Padahal kita sudah mandi dan stedi.''
 Tetapi Usman sendiri pernah bercerita pada sejawatnya saat saya di sampingnya. Dengan tujuan sebagai sindiran pada saya.
 ''Anak jaman sekarang sangat pemalas bila disuruh sekolah olehorang tua. Kita dulu untuk sekolah memanen sendiri sayuran, menghantarnya dengan sepeda. Berangkat jam tiga pagi, jam lima sore tiba di pasar Inpres Lhokseumawe menjual sayuran untuk biaya sekolah.''
 Saya tidak mengerti apakah pernyataan itu sepenuhnya benar. Menurut sumber lain, Usman suka mengambil dan menjual hasil kebun untuk dijual dan uangnya buat bersenang-senang. Sementara dia sama sekali tidak mau ambil peran saat proses penanaman dan perawatan. Di rumah panggung besar sebelum dibongkar Ponen untuk diganti dengan rumah beton besar, waktu kecil dulu, saya melihat ratusan bungkus roko Djarum Super bewarna merah. Belakangan saya ketuahui itu adalah sisa Usman. Itu artinya dia punya banyak uang. Dan tampaknya uang-uangnya itu dari hasil mencuri hasil kebun milik orangtuanya.
 Mungkin pola hidup yang mudah inilah yang membuatnya masih menjadi pemalas sekalipun telah beberapa tahun menikah.
 Ketika Kakak hampir masuk sekolah, barulah Usman bangun dan bekerja. Dia bekerja sepeti orang gila. Bahkan beberapa minggu sebelum meninggal, dia bekerja dengan sangat tekum sekalipun badannya telah menjadi sarang penyakit.
 Saya teringat hari-hari terakhirnya saat setelah mandi, rambutnya belum disisir, dia bangun bekerja sekalipun fisiknya sudah sangat lemah. Dia kuat di luar. Di dalam, badannya teh hancur.   


Saya dan Sebelum Sekolah
 seingat saya, meski tidak sekolah TK, saya sudah bisa membaca sebelum masuk sekolah. Saya belajar membaca dari kakak yang setahun lebih tua daripada saya. Saya juga suka mengamati tulisan-tulisan yang ada di mana saja yang saya lihat. Kalau ke pasar, saya paling suka mengeja nama-nama toko. Saya pernah membuat seorang pejabat di kampung saya tertawa terpingkal-pingkal setelah menuruti permintaannya membaca sebuah papan penringatan di pinggir jalan. Dia meminta saya membaca karena ingin membuktikan berita yang beredar saya sudah bisa membaca sebelum sekolah. Tulisannya adalah: Pelan2. Saya mengejanya ''pelan dua''. Seingat saya, sampai saya masuk MIN, setiap melihat saya dia selalu memberi senyum. Mungkin dia teringat ''pelan dua'' itu.
*
 Tidak hanya Pak Liyah. Orang terpelajar lainnya di kampung kami, yang juga pegiat dunia pendidikan, Pak Aya, juga menemukan keunikan pada diri saya. Setiap beliau dalam perjalanan pulang atau pergi ke kebunnya melalui lorong dekat rumah kamu, beliau kerap singgah. Bercakap-cakap dengan ayah, atau ibu, tampaknya hanya alasan beliau saja. Beliau suka memperhatikan perilaku saya.
 Ibu saya sangat ingat peringatan beliau. Bahwa kalau saya dididik dengan baik akan menjadi orang.
 *
 ,
,,
Singkatku Juli 2015

 Emha Ainun Najib atau Cak Nun mengatakan sila pertama Pancasila, yang menjadi dasar NKRI tidak layak bagi ummat beragama. Menurutnya, redaksi 'ketuhanan' itu bukanlah ajaran yang mengajarkan untuk taat kepada Tuhan tetapi kepada sifatNya saja.
 Dia menjelaskan, ketuhanan yang diajarkan Pancasila sama seperti sifat kepanasan, tetapi tidak menawarkan api. Dan sama seperti manisnya saja tetapi tidak menawarkan gula. Kesimpulan dia, Pancasila itu bukan menawarkan Tuhan tetapi sifatnya saja.
 Pernyataan Cak Nun ini membingungkan. Sebab pernyataan demikian, secara logika menuntut zat. Jadi kalau zat yang dia tuntut, bagaimana yang seharusnya bila Zat Tuhan yang dituntut?
 Bila menuntut ZatNya, berarti menuntut WujudNya. Bila WujudNya yang diaktualisasikan, maka menuscayakan kesirnaan wujud-wujud lain termasuk wujud manusia. Sebab mustahil Wujud yang tak terbatas bersanding dengan wujud terbatas karena meniscayakan yang tak terbatas menjadi terbatas.
 Pernyataan Cak Nun tentu saja berkonsekuensi pada kehadiran Wujud tak terbatas dan melenyapkan wujud-wujud lainnya. Sehingga manusia tidak memiliki wujud sama sekali. Manusia hanya boleh melaksanakan apapun yang menyatakan eksistensi diri. Hal ini berarti manusia harus mengaktualisasikan segala amal Tuhan. Tidak melempar kecuali Tuhan yang melempar. Tuhan menjadi tangan, kaki dan segala anggotanya sebab kedirian manusia harus lenyap.
 Hanya begini saja cara menafsirkan maksud Cak Nun. Dan cara ini berarti adalah mengaktualisasi segala Sifat Tuhan. Dengan demikian, redaksi 'Ketuhanan' tidak keliru. Karena segala amal yang dilakukan manusia adalah amal Tuhan Yang Maha Esa. Rupanya hanya terjadi perbedaan redaksi saja.
 Jadi kritik Cak Nun adalah kritik sindiran. Dan biasanya beginilah cara dia menggugah orang-orang.
 Wallahu'alam.
*
 Lebaran sudah berakhir
 Sampah-sampah bungkus mainan sudah bisa dibersihkan
 Pedagang senjata mainan sudah mengundurkan diri
 Warung kopi sudah dibuka lagi
 *
  Tips Kuliah 263
  Kalau hendak kuliah, pilihlah jurusan yang kamu inginkan. Keinginanmu itu harus disesuaikan dengan kemampuanmu. Bila hendak menerawang peluang kerja, maka terawanglah secara luas dengan prospek puluhan tahun. Dan itu hanya boleh kamu lakukan sekali yaitu sebelum kamu memilih jurusan kuliahmu. Bila nanti saat sedang kuliah informasi yang beredar lowongan kerja untuk jurusanmu sangat sulit. Tidak perlu kamu pikirkan itu. Karena nanti bisa jadi setelah kamu mengantongi ijazah, lowongan kerja untuk jurusanmu membanjir.
 Saran saya, jangan pernah berhenti kuliah di tengan jalan, apapun alasannya.
 Orientasi murni kuliah bukanlah mencari peluang-peluang sebagaimana kegiatan dalam perdagangan. Kuliah adalah menemukan sepadan jiwa. Karena itu, peluang kerja, prestise atau orientasi selain kesesuaian pelajaran-pelajaran dengan jiwa adalah orientasi ideal.
 Persoalan peluang kerja terkait jurusan kuliah seperti menanam dikebun dengan tanaman yang dipanen sekitar lima tahun. Petani sama sekali tidak dapat memastikan jenis tanaman apa yang akan dicari pasar lima tahun ke depan. Seorang petani sejati tidak terlalu peduli dengan persoalan yang tidak pasti itu. Yang difokuskan sang petani adalah menanam tanaman yang dia gemari, yang ia ahli dengan tanaman itu.
     *

 Tips Kuliah 3215

Kalau memang kamu mulai meresa tidak mampu menghadapi pelajaran di jurusanmu, maka ketahuilah mata kuliah di jurusan lain tidak juga mudah. Hal ini persis seperti melihat rumput tetangga, selalu tampak lebih hijau.
 Ada banyak cara menghilangkan kebosanan pada jurusan yang sedang kamu jalani. Diantaranya dengan membaca biografi tokoh-tokoh yang sudah sukses dan menjadi orang terpandang serta berpengaruh di tingkat nasional maupun internasional yang kuliah dan aktif pada bidang yang sama denganmu. Hal ini dapat mengembalikan semangatmu untuk memupuk kembali kebanggaanmu belajar dan bersiap aktif dalam bidangmu itu. *
 Orang baik dengan orang buruk berjumpa sebentar sebelum subuh. Saat orang baik baru bangun tidur dan orang buruk saat hendak tidur.
*
 Hirarki Cinta
 Tingkatan pertama, sebagai tingkatan terendah adalah cinta kepada diri sendiri. Pada tingkatan ini, cinta menjadi terpenjara dalam diri sehingga mengambat perkembangannya. Tahap kedua adalah tingkatan cinta kepada objek-objek luar diri seperti benda, hewan atau orang lain. Cinta tahapan ini tidak boleh dianggap tingkatan tertinggi dari cinta sebab cinta tahap ini adalah limitasi cinta terhadap objek. Cinta tahap ketiga adalah cinta kepada nabi-nabi dan teks suci. Cinta ini adalah cinta yang suci. Cinta ini dapat dikembangkan pada
tahap cinta tertinggi sebagai cinta sejati yakni cinta kepada Tuhan sebagai pemilik cinta.
 Cinta kepada Tuhan dapat dimiliki manusia karena cinta Tuhan mendahului. Tanpa cinta Tuhan, jangankan untuk mencintai, untuk bereksistensi saja manusia tidak mungkin.
 Cinta kepada diri sendiri pada tingkatannya sagat berguna. Karena pada tahap itulah seseorang mengenal cinta, makna dan tujuannya. Saat itu, manusia belajar mempertahankan yang ia cintai dan belajar berkorban untuk cinta. Sekalipun perjuangan dan pengorbanan itu masih pada wilayah individu, tahap ini bila dikembangkan, akan meluas pada tahap ekstra diri. Pada tahap mencintai pada selain diri sendiri, pengorbanan dan perjuangan yang telah dipelajari, sekalipun sebelumnya diorientasikan pada diri sendiri akan memudahkan perjuangan dan pengorbanan kepada cinta pada objek lain.  Cinta kepada objek selain diri mengajarkan bahwa cinta itu tidak egois. Pelajaran baru ini dapat menghantarkan seseorang melepaskan aksiden-aksiden objek yang ternyata ini pula merupakan penjara bagi cinta. Dalam pengalaman ini, cinta menjadi semakin ideal sebab sasarannya adalah objek-objek abstrak seperti kenabian, kitab suci dan agama.
 Cinta ideal adalah cinta yang lebih bebas yang terlepas dari sasaran-sasaran material sehingga menghantarkan cinta kepada tujuan sejatinya yakni Maha Cinta. 
*
 Raihan Kehidupan 235
 Saya kira saya sudah mengerti bahasa Indonesia sejak pertama kali saya mendengar orang becakap-cakap bahasa itu. Saat pergi menonton tivi kerumah tetangga, saya sudah dapat memahami bahasa Indonesia dengan baik. Karena itulah setelah Mak membawa pulang tabung berukuran enambelas inci, saya bisa paham dengan lancar percakapan orang-orang di dalamnya.
 Bahasa Indonesia adalah bahasa yang sangat mudah dipahami orang Aceh. Bahasa Indonesia dan bahasa Aceh adalah sama-sama bahasa serumpun Melayu. Kosakata Aceh dengan Indonesia memang hampir semuanya sama, hanya aksennya saja yang berbeda. Namun dalam pengucapannya, orang Aceh cepat sehingga bila didengar, bahasa Aceh seolah sangat berbeda dengan bahasa Indonesia.
 Tetapi bila disuruh berbahasa Indonesia kepada orang Aceh, tidak semudah itu. Saya sendiri pernah membuktikannya. Suatu hari saya pergi ke Bireuen untuk membeli sesuatu. Rupanya itu toko Cina. Dia berbahasa Indonesia. Saya gugup. Di situlah pertama kali saya berbahasa Indonesia. Keluar dari toko saya merinding dan gemetaran.
 *         
alkeber
aljabur
*
ingin mencari tempat yang sangat nyaman
Tempat yang tenang
tetapi tidak dilanda kesepian
*
 merekrut bisa
 mengambil y bermanfaat susah
 *




singkatku agustus



Kesunyian
menyatukan aku dan kamu
Ke dalam sebuah rumah cinta yang rumit
Angin berhembus tenang menyampaikan lagu kesunyian
Tanpa kusadari 
 di kedalaman hatiku terlukis wajahmu 

*

1.(-20)x2+6-(-4)=
2.(32)+6x(-5)-(-8)=
3.14+(-9)x4+(-4)=
4.9+7x(-8)-(-6)=
5.14-14:(-2)+13=
*

Analogi-analogi dalam Metafisika Ibn Arabi

 Salah satu analogi paling populer dalam analogi sufi dalam menjelaskan Bayangan pada dirinya sendiri sama-sekali tidak memiliki hukum. Tetapi hukum-hukum sang pemilik bayangan menjelma dalam inti bayangan.
 Analogi ini dipakai untuk menjelaskan relasi jiwa dengan jasad. Jasad adalah aktualisasi jiwa. Pada dirinya, semua ekspresi jasad sebagaimana bayangan, tidak memiliki independensi, semuanya bergantung pada jiwa.
 Demikian juga hubungan jiwa dengan Tuhan. Jiwa meripakan manifestasi dari Eksistensi al-Haqq.
 Ibn 'Arabi juga menggunakan analogi kaca-kaca yang bewarna-warni. Setiap warna tertentu dari kaca akan memancarkan warnanya masing-masing. Kaca kuning memancarkan cahaya warna kuning. Kaca biru memancarkan cahaya warna biru. Cahaya murni mengaktual melalui beraneka ragam warna cahaya.
 Analogi ini untuk menggambarkan bahwa pluralitas di alam adalah aktualisasi dari al-Haqq. Analogi lain dari penggambaran ini adalah ombak-ombak yang beragam bentuk yang sejatinya adalah aktualisasi dari laut yang satu.
 Analogi-analogi lain dalam menerangkan kesatuan antara kesatuan dengan keberagaman dalam sistem Ibn 'Arabi adalah apai dengan korek api, angka-angka, suara dengan pemilik suara dan sebagainya. Berbeda dengan filosof yang memilih logika, aum sufi memang lebih memilih analogi dalam penjelasannya.   
  *
 Tentang penguatan argumen pada sebuah tulisan ilmiah.
 Sebuah tulisan ilmiah biasanya memasukkan argumen orang lain untuk menguatkan sebuah pernyataan. Pernyataan yang dikutip itu umumnya sangat segmentaris. Karena itu, sangat sering prinsip dasar antara pemikiran tokoh yang dibahas dengan prinsip dasar pemikiran tokoh yang dijadikan kutipan penguat. Jadinya, pada satu segmen yang spesifik, kesamaan antara kedua tokoh itu hanya pertemuan tanpa sengaja di sebuah persimpangan.
 Seharusnya hal ini tidak dilakukan karena sains itu tidak bisa dilepaskan secara independen. Sains memiliki beberapa prinsip yang tidak dapat disanggah, salah satunya adalah harus tunduk pada alur sejarah lahirnya dan pemikiran tokoh itu tidak dapat diparsialkan karena mengingkari alur epistemologis.
 Tetapi itulah yang biasa dilakukan para peneliti dan penulis. Tanpa melakukan ini, seolah sebuah laporan ilmiah tidak sah. Padahal, kalaupun antara dia tokoh memiliki banyak kesamaan atau bahkan telah digolongkan sebagai pengikut, tetapi tetap saja keduanya memiliki sisi perbedaan. Ini pasti. Dan bila dilakukan pengutipan dengan tujuan penguatan, maka ini tetap sebuah pengingkaran epostemologis.
 *
 ''Rahmat Allah meliputi segala sesuatu; jadilah mereka hina atau mulia'' (Ibn Arabi, Fusush al-Hikam, Yogyakarta: Islamika, 2004,   Alih Bahasa: Ahmad Sahidah dan Nurjannah Ariantti, h. 177)
 Neraka adalah jarak yang dibuat mereka ketika di dunia. Jarak itu adalah hawa nafsu mereka. (h. 179).
 Kelompok pertama adalah sufi, mereka mengetahui jalan dan tujuan mereka, yakni jalan yang lurus. Kelompok kedua tidak mengetahui jalan dan tidak mengetahui tujuannya. Tetapi hmereka juga berjalan di jalan yang lurus. (h. 180)ß
*
 Idiologi adalah sebuah ajaran yang memiliki bingkai, terbatas. Sementara filsafat sifatnya terbuka. Dan agama adalah ajaran yang memiliki aspek lahir sekaligus aspek batin.
 *
Saya dan Kita Orang Aceh Merasa Diri Paling Hebat.
 Orang Aceh merasa diri paling hebat. Orang Aceh menyepelekan banyak hal. Mengangap beberapa hal itu mudah. Sering sekali ketika berkompetisi dengan orang luar Aceh kita berada di posisi paling bawah.
*
mukhlisuddin.ilyas@gmail.com
*
Aku perlu bersabar dengan kesabaran melampaui gunung
Sebab aku ingin kebahagiaan sejati terulang kembali
Aki ingin mengalaminya berkali-kali
*
 Kadang-kadang kutipan atau catatan kaki dari karya ilmiah seperti film India dengan lagu-lagu di dalamnya: tidak ada hubungan antara cerita dengan lirik.
 *
  Seorang guru dari sebuah perguruan bela diri melarang seorrang murid berguru pada ajaran beraliran lain. Ada rekomendasi melanjutkan pelajaran kepada guru lain. Tetapi itu adalah bagian dari hirarki yang dianut gurunya.
 Bukankah itu adalah mirip dengan prinsip linieritas yang dianut sistem pendidikan masa kini. Lagi pulang ulama-ulama melarang mencampuraduk praktik antar mazhab.
 Karena itu, dalam menulis sebuah karya ilmiah, jangan seperti orang yang kebetulan berpapasan di pasar, kutipan untuk menguatkan argumen harus pada penulis yang memiliki pandangan ontologis dab epistemologis  yang sama dengan objek yaang diteliti.
*
* 
''Hakikatnya kebatinan itu merupakan satu pandangan hidup yang mengikat para pemeluknya untuk lebih memusatkan usaha mereka kepada hal-hal yang bersifat methafisik'' (hal. 5. Diktat, Aliran Kebatinan/Kepercayaan jilid I Drs. Hoh. Hatta, Medan: Al-Jami'ah IAIN Sumatera Utara, 1983)

Sifat2 aliran kebatinan: mengutamakan gaib dari materi. Materi adalah jebakan, penghalang kemurniah. Batin adalah solusi.
* melepaskan diri dari pengetahuan konseptual praktis, dan mulai merasa, yakni mengedepankan intuisi hati. *mengutamakan keaslian, menolak paham2 luar. *Kekompakan antar anggota aliran. ini karena keintiman pertemuan dan perjalanan mereka sehingga manis pahit selalu berrsama. *Memiliki kepekaan sosial dan kepekaan pada selurrruh makhluk dengan baik.

Pokok2 ajaran kebatinan:
1. Integrasi unsur2 manusia: jasmani dan rohani.
2. Usaha menyatukan diri dengan alam. Yaitu melalui latihan2 olah rasa, semedi, dsb.
3. Pemikiran metafisik: manusia berasal dari rohani dan terus berproses dalam rohani itu secara terus menerus. Alam materi hanya bagian dari proses itu dan materi harus dihindari karena dapat menghambat proses gerak jiwa. (Diktat I h. 22-25).'p
*
 Banyak orang menulis dengan menggunakan catatan kaki dan daftar pustaka, lalu berkata: Inilah karya ilmiah. Padahal mereka sama-sekali tidak tahu menahu tentang logika dan tidak pernah memangang buku panduan EYD.
*
 Hanya dengan keseimbangan hidup kedamaian dapat diraih. Semuanya berangkat dari jiwa yang teduh, pikiran yang tenang sehingga terwujud dalam keluhuran etika yang berdampak pada keindahan estetika.
 *


Singkatku September 2015

Saya dengan seorang perempuan sedang bertengkar hingga memperebutkan sebuah barang berharga. Tarik menarik benda itu hingga tak sengaja memasuki kamar ibu perempuan itu. Ibunya diam saya. saya katakan pada ibunya ''Kita kasih pelajaran sekali?'' jawabnya ''ajari aja'' ketika saya mengangkat tangan ibunya segera menyanggah. ''jangan. Dia masih-anak-anak, bukan begitu cara mengajarinya.'' Lalu saya lari hingga ke sebuah padang. Di sana saya bertemu almarhum Ayah.
 Dalam diam, raut wajah ayah berkata ''Masih dengar Ayah, kan.'' Saya jawab, ''Tetap selalu, bukan hanya menaati Ayah, bahkan jantung kita adalah sama'' lalu saya minta ijin menempelkan telinga ke dada ayah. Terasa kencang deguban jantungnya. Saya tanya ''Kenapa jantung Ayah berdebar kencang?'' Ayah jawab ''Baru selesai makan.'' Saya tahu jawaban itu adalah buatan, saya hampir yakin deguban itu karena Ayah sangat gelisah saya bertengkar dengan perempuan.
 Jadi saya tidak boleh berrtengkar dengan perempuan. Ayah akan sedih.
 Saya kembali menempelkan telinga kanan ke dada aAyah untuk mendengar deguban jantungnya karena menurut saya deguban itu adalah deguban jantung saya juga.
 Kemudian Ayah pergi. Saya ikrarkan dalam hati kalau perempuan ribut lagi dengan saya, saya ikut Ayah saja.
 Saat terbangun saya merasa ruh ayah masih mencolek jasad saya. Terasa dingin. Mungkin teguran pada saya untuk bangun bertahajjud. Setelah memastikan diri terbangun, saya berwudhuk, shalat dan berdoa untuk kami dan kita kaum muslimin dan muslimat.
*
2. Sept. Rapat CPNS dengan Rektor. Di Ruang pertemuan rektor.
* Mengisi surat kesediaan bantuan sosial internal kampus.
*
Setiap akhir pekan aku mengetuk pintu rumahmu.
Aku seperti pengemis dalam pandanganmu.
Tidak ada yang perlu aku lakukan.
Kecuali sejak minggu depan membuktikan bahwa aku bukan pengemis.
Tidak ada yang bersabar bersama orang yang tidak punya uang.
Kecuali Ahmad Yanis.
*
 Cinta kita adalah nyanyian para penghuni surga. Bila terdapat ribuan duri dan alang melintang, tentu saja lumrah adanya. Sebab malaikat-malaikat tetap saja bertanya kenapa kita berada di dunia.
 *
 ''Mudah-mudahan dalam kehidupan kita ini Allah subhanahuwata'ala tidak tergolong dalam kehidupan orang merugi''

11 sept.
 Diutus ke Puskom Universitas untuk mengkonfirmasi tentang pengumpulan data alimni PAI 2009-2011


*
Seperti awan yang berproses sehingga keseluruhan pertikel awan berubah menjadi partikel air. Demikian juga pikiran yang baik akan berproses hingga melenyapkan dirinya menjadi penyingkapan. Banyak awan yang muncul lalu lenyap begitu saja sementara hujan tak kunjung tiba. Demikian juga banyak orang yang lahir ke bumi, meninggalkan  karya-karya berbasis pikiran untuk selanjutnya disanggang benerasi kemudian. Maka jadilah awan yang baik, yang terus berproses supaya partikel keawanan berubah menjadi partikel air. Hendaklah terus mempelajari logika sampai logika itu menghantarkan pada kasyaf. Sunggung kedua hal ini bukan oposisi tetapi tingkatan integral.
 *
 Raihan bisa hadir pada wajah perempuan seksi yang memakai celana ponggol. Jadilah dia begitu menarik dan membuat tertarik.
 Raihan menyusup pada wajah perempuan berumur yang sudah bersuami. Jadilah dia menggoda dan membuat terpesona.
 Raihan bisa menampilkan diri dalam wajah gadis manis kerudung panjang yang terkejut dari lamunannya di teras samping mushalla itu. Jadilah gemetar aku dan hampir pingsan dibuatnya.
 Ah, aku mecoba mendamaikan imajinasi ini: Raihan berada di dalam hari wanita-wanita yang baik perangainya.
 *
 Metode pembuktian sesuatu yang baru dapat dianggap sebagai sebuah kebenaran dalam versi sains sedikit lucu. Misal, seseorang yang masuk ke dalam sebuah hutan ternyata tidak pernah pulang untuk selamanya. Lalu keluarganya mengatakan hutan itu berbahaya. Pernyataan keluarrrganya ini tidak dapat diterima sebagai kebenaran oleh saintifik

 *
 Aku melihat seekor sapi di atas genteng. Oh, rupanya sedang ditunggui seekor singa. Karena lelah atau bosan di atas genteng, sapi turun. Ya, langsung dilahap.
 Habis makan sapi, aku sasarannya. Terpaksa giliranku yang berada di atas genteng.
 Mami Heun menyodorkan paket untuk naik caleg. Sebab di bawah tidak ada tempat yang aman.
 *

1 komentar:

  1. Sands Casino and Resort | Entertainment & Luxury
    Discover a world of 카지노 luxury septcasino at Sands Casino and Resort, an elegant and enchanting casino resort หารายได้เสริม that combines the essence of Las Vegas with the

    BalasHapus