Jumat, 01 November 2013
Perbincangan Chapra
Apa yang ingin dilakukan masyarakat modern? Mereka ingin telanjang. Seperti yang dialami masyarakat-masyarakat Arab kini, mereka kepanasan. Hijab terlalu merepotkan, sorban menyebalkan. Laki-laki dan perempuan ingin pakai baju kaus, walapun penampikan akan mirip monyet, tidak masalah, yang penting praktis. Sekalipun itu semua adalah dorongan nafsu, tetapi nafsu itu tidak bisa dilawan, kecuali membebaskan diri dari pikiran, padahal pikiran esensi manusia. Artinya, tanpa pikiran tidak dapat disebut manusia, tetapi dengan mengikuti nafsu, pasti menjadi hewan. Kalau berpikir, menjadi hewan, tidak berfikir tidak dapat disebut manusia.
*
Benda-benda subatomik bukanlah materi tetapi gejala-gejala. Mungkin inilah yang disebut Amar dari Tuhan. ''Dia senantiasa sibuk mengurus
Konsep integrasi ilmu di Indonesia juga direspon oleh Armahedi Mhazar dalam bukunya Revolusi integralisme. Dia mengatakan teologi hanyalah produk manusia yang disusun untuk memahami pesan Tuhan. Karena itu, menurutnya (catatan kaki: Armahedi Mahzar, Revolusi Integralisme, (Bandung: Mizan 2003), h. 10) teologi harus dihadapkan dengan sains supaya keduanya berkembang dan dapat memberi kontribusi secara integral bagi kehidupan manusia. Tetapi Armahedi tidak mengemukakan secara jelas landasan dan prinsip integrasi ilmunya. makhluk-makhluknya.
*
Ketika sedang sangat sehat, kita merasakan tubuh kita secara keseluruhan. Bila bagian tertentu sakit, maka bagian tersebut akan disadarisecara terpisah. Demikian juga menyadari setiap realitas adalah satu kesatuan berarti anda sedang sehat. Sebaliknya meyadari setiaphal secara terpisah berarti anda sakit jiwa.
Pemecahan cara memandang hal sebagai fragmen dan pemisahan roh dengan badang adalah ilah Yunani. Timur dari dulu tidak begitu. Mungkin karena betapa sulitnya Persia mengajari orang Barat yang bebal.
*
Sekalipun hal adalah satu kesatuan utuh, tetap saja pikiran harus melimitasi, bila tidak tiadak akan ada pengetahuan, tidak akan dapat menangkap gelaja dan sifat alam ke dalam pengetahuan.
*
Foton-foton itu bukanlah hal pasif untuk diamati tetapi pola-pola tertentu memperlihatkan bahwa mereka mewakili pengamat dalam melihat sesuatu. Ini adalah pembenaran terhadap ungkapan sufi bahwa antara yang mengetahu dan diketahu.
*
Di masa depan, sains tidak lagi dibangun dengan analogi bangunan tetapi adalah jaringan yang menyatu dengan segenap realitas. (h. 61)
*
Dikatakan ilmuwan tidak ada yang mengemukakan kebenaran. Mereka hanya menggarap limitasi persepsi indra. Dan filosof menggarap limitasi rasio. Hanya sufi yang setidaknya mengemukakan kebenaran melalui analogi-analogi. Kalau mereka dapat mengunjukkan analogi dengan tepat maka beruntunglah. Kalau analogi mereka tidak dapat dimaknai dengan baik, maka rugilah pembacanya.
*
Logika memang sangat elegan, tetapi dia tidak dapat diterapkan pada semua hal di alam (h. 73). Logika saja tidak cukup. Kita perlu metafora. (h.74)
*
''bukan jalan cerita, orang-orang, atau benda-benda, yang penting dalam sebuah cerita adalah hubungan-hubungan diantara mereka (h. 76)
*
Pikiran adalah quiditas dan kesadaran adalah eksistensi
*
Ketika dilahirkan pada waktu instan, kita makan buah tanpa biji dengan ukuran sepuluh kali asli. Dagung yang kita konsumsi adalah ayam yang menjadi dewasa dalam dua puluh hari. Bila sakit, kapitalisme kesehatan menanti dengan pisau bedang, siap membedah kantong Anda sampai kering.
*
Setiap mewacanakan dan meluncurkan gagasan, harus menghindari konfrontasi langsung.
*
Mineral, nabati, hewan dan manusia adalah materi, kehidupan, kesadaran dan kesadaran diri adalah Rantai Kedirian Besar.
*
Fisika dapat menerangkan pikiran, pikiran dapat menerangkan hati, hati dapat menerangkan Tuhan.*
Apa yang kita lihat tergantung bagaimana kita melihat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar