Link Download

Sabtu, 16 Februari 2013

Rempong Lagi



Maunya sakit gigi setiap hari 
Cantik sekali dokter gigi di puskesmas kami
Ketika Tuhan mengirimkan sakit gigi
Dia telah mempersiapkan dokter gigi yang aduhai
Tuhan kami Maha Adil
*
Ini kupesan buat kamu
Kau bilang selalu sangat suka ini
lama kutunggu tapi kamu tidak juga tiba
rusak jantungku,
rasanya seperti buldoser Israel yang sedang
menghancurkan rumah Palestina
*
Masalah terbesar bagi manusia bila Tuhan ada dua adalah susahnya mengabdi. Demikian pula hati tidak mungkin ada dua cinta. Tetapi manusia suka poligami. Mereka lebih parah daripada binatang.
*
Maafin abang kalau ada salah, sayang, ya. Kita saling mencinta. Tapi kita dijebak oleh situasi. Mari pandai pandai mensiasati. Supaya cinta semakin bersemi.
*
Dari muda lah mempersiapkan diri. Nanti
umur empat puluh, bolehlah dapat wahyu.
*
Kalian muncul, tumbuh, berkembang, dan kembali tiada bersama waktu. Sementara aku tetap begini sambil memandang yang datang dan pergi.
*
Kalau terjadi gangguan ekonomi di seluruh indonesia dan semua kota di negeri ini mengalami khaos, maka saya ya kin Beureuneun, dengan roda ekonominya yang membuat orang lain cemburu, akan kokoh bertahan.
*
Di tanganmu aku seperti layanga. Ditarik ulur sesukamu. Hebatnya lagi engkau dapat menentukan arah angin.
*
Aku tahu aku dipelet. Tapi karena dia memelet karena dia cinta, maka kubiarkan saja.
*
Kau bilang baru datang menemuiku hari Minggu. Padahal ini Selasa. O, kalau bisa sekarang aki tertidur pulas dan baru bangun hari minggu supaya tidak sengsara menunggu.
*
Seharusnya aku tidak perlu lagi hidup, kecuali untuk mengirim Al-Fatihah kepada ayah. Setelah nanti putraku dapat mambaca Al-Fatihah, aku akan segera pergi.
*
Ya. Lama tak jumpa. Jumpa lalu sebentar. Minta kenalan dengan kawan. Kemudian pacaran dengan kawan dan pergi selamanya. Itu biasa. Di senetron juga biasa.
*
Tidak menunggu siapapun jauh lebih baik daripada menunggu seseorang yang tak kunjung datang.
*
Lebih baik ketika kita berdua satu sama lain saling diam saja.
Aku tidak perlu berucap apa-apa, kamu juga baiknya tidak bersuara.
Setiap cerita mu adalah karangan semata. Yang kejadiannya hanya terjadi di dalam alam khayalmu, berlaku bersamaan dengan keluarnya bunyi yang menjadi susunan kata.
Aku juga begitu. Semua yang kuucapkan adalah dusta semua. Kita laksana dua sastrawan yang terlibat dalam lomba mengarang.
Kata demi kata terus saja bersaut-sambut di antara kita berdua. Tetapi tidak ada realitasnya.
Kita berdua sama-sama pendusta.
Bukankan baiknya kita diam saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar