Link Download

Sabtu, 16 Februari 2013

Beberapa Kaidah tentang Logika

Kita berpikir harus dengan bahasa. Bahasa adalah alat berpikir sekaligus alat untuk menyampaikan gagasan. Begitu pentingnya bahasa sehingga Heideggar mengatakan bahwa bahasa adalah Rumah Sang Ada.
*
Dalalah (significance): adalah relasi antara tanda dan maksudnya. Bahasa yang dibunyikan mangandung isi atau makana ketika dianya punya relasi dengan maksud yang dituju. Kata 'batu' yang diucapkan adalah berbeda dengan batu sebagai benda. Tetapi kata yang diucapkan bila dianya tidak memiliki makna yang dapat dirujuk dibalik kata itu, maka kata tersebut tidak dapat dianggap bermakna karena dia tidak memiliki signifikansi.
*
Thabaiyyah: yakni sesuatu yang menjadi tanda natural yang menunjukkan sebuaj makana dibalik sesuatu. Dianya bersifat natural.Misalnya wajah pucat menandakan sedang sakit. Thabaiyun ini disebut sebagai empirik.
*
'Aqliyah: yakni sesuatu yang ditangkap secara rasional oleh pikiran dan dikonstruksi oleh pikiran. Misalnya pintu yang diketuk menandakan seseorang dibalik pintu. &aqliya disebut juga empis.
*
Washan'iyah: Yakni sebuah tanda yang disepakati secara bersama. Misalnya kata 'batu' atau apapun bahasa yang pakai di seluruh dunia untuk membunyikan kata itu, dianya disepakati bersama adalah merujuk pada benda keras yang ada di alam. Washan'yah disebut sebagai conventional.
*
Ada juga conventional bukan secara linguistik. Misalnya semua sepakat bahwa lampu merah di jalan menunjukkan makna berhenti, dan ini disepakati semua orang.
*
Linguistik dibagi menjadi tiga bagian yakni 1. Correspondence: yakni sesuatu yang diucapkan mengandung makna keseluruhan dari pada bagian-bagiannya . Misalnya ketika kata 'buku' diucapkan, maka pasti telah terkandung kertas, sampul dan hal lain yang menjadi bagian buku.
Yang ke 2. Implication: yakni kata yang diucapkan sekaligus mengharuskan atau bermaknai terikuti implikasinya. Misalnya ketika dikatakan ''Pinjam laptop sebulan.'' pasti harus dengan chargernya. Linguistic implication tidak bermakna apabila implikasinya tidak hadir sekaligus.
Ke-3. Concommintment: yakni linguistik tentang kata yang disampaikan tidak memaksudkan kata tersebut, tetapi makna dibaliknya. Misal, ''Panas sekali ruangan ini.'' Maksudnya adalah dia ingin supaya pendingin ruangan dinyalakan atau dia ingi keluar dari ruangan.
*
Mafhum wal misdaq yakni konsep dan indivudual. Konsep adalah corresponding dan individual adalah correspondent. Correnpongding adalah proses rujukan diri simbol atau lambang berupa kata atau benda kepada correspondent yakni objek atau sasaran yang dituju sebagai maksud atau tujuan.
*
Konsep terbagi dua yakni partikular dan universal.
*
Konsep partikular terbagi dua yakni partikular relatif dan partikular ril.
*
Partikular relatif karena bisa menjadi beyond atau melampaui dan bisa juga menjadi below atau lebih rendah, tergantung dihadapkan dengan apa. Misalnya 'hewan': bila dihadapkan dengan 'makhluk' ia menjadi below dan dihadapkan dengan 'manusia' maka ia menjadi beyond.
*
Ada yang ril tatepi tidak bisa dikonsepkan. Misalnya, malaikat.
*
Ada yang konsepnya satu tetapi dapat diterapkan pada berbagai hal. Misalnya, tuhan.
*
Zaati yakni esensial. Yaitu apabila dia diambil maka esensinya hilang. Misalnya bila 'berpikir' diambil dari 'hewan berfikir' maka esensi 'manusia' akan hilang.
*
'Aradh yakni aksidental. Yaitu apabila dia diambil maka esensinya tidak hilang. Misalnya, 'tertawa' diambil dari 'manusia' maka esensi 'manusia' tidak hilang, ia tetap dapat disebut 'manusia'.
*
Esensial terbagi dua yakni genus dan differensia.
*
Accidental terbagi dua yakni umum dan khusus. Khusus dibagi dia yakni lazim dan Mufariq.
*
Aksiden berada di luar dan aksiden itu sifatnya mental.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar