Link Download

Sabtu, 22 Desember 2012

vEksistensi Sebagai Tambahan bagi Quiditas

Pengetahuan didapatkan dari realitas eksternal yang ditangkap oleh fakultas jiwa lalu di dalam benak terbentuklah dua hal yakni eksistensi dan quiditasnya. Eksistensi untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan 'adakah itu?' dan quiditas yang terbentuk untuk memberi jawaban kepada pertanyaan 'apakah itu?'. Dalam pikiran kita, yang terbentuk hanya quiditas yang berasal dari bentuk yang diabstraksi dari luar. Terdapat banyak mekanisme untuk membentuk sebuah quiditas. Fakultas pertama adalah mencerap gambar dari luar, kemudian gambar itu diproses kepada fakultas imajinasi, lalu fakultas penyimpan gambar, lalu fakultas pemaknaan dan terbentuklah quiditas. Karena eksistensi tidak dapat ditangkap pada realitas eksternal, maka dia hanya sebagai predikasi bagi quiditas. Sekalipun demikian, Thabattaba'i (The Elements of Islamic Metaphysics, London: ICAS, 2003, h. 5) quiditas bukan bagian dari eksistensi karena karakter dzat dengan esensi sifat masing-masing independen dan tidak memerlukan pembuktian. Alasannya adalah, quiditas dapat dibentuk dari realitas yang ril maupun yang tidak ril. Quiditas membentuk eksistensinya sendiri tanpa mempertimbangkan eksistensi itu ril atau tidak. Karena itulah ekstensi hanya sekedar tambahan bagi quiditas. 
Perlu ditegaskan bahwa eksistensi sebagai tambahan bagi quiditas hanya berlaku pada alam mental atau konsep, bukan pada realitas eksternal (Toshihiko Isutzu, 'The Metaphysics of Sabzawari', Teheran: Iran University Press, 1983, h. 42). Sebelumnya, kita telah melihat proses pembentukan quiditas, pada konsep mental adalah telah memisahkan benda pada realitas eksternal dan mengambil bentuknya saja. Sebuah benda yang memiliki banyak kategori seperti massa, tidak ikut di masukkan ke dalam mental. Mental hanya menangkap bentuknya saja. karena itu, bentuk saja, hanya bentuknya yang diabstraksi mental. Kalau mental mengabstraksi keseluruhan realitas eksternal, maka kepala akan terbakar dari dalam saat melihat api. Karena itu, kita percaya bahwa alam mental adalah alam yang didominasi oleh bentuk-bentuk (dan warna tentunya. Maka, dalam wilayah mental, eksistensi sifatnya hanya tempelan atau tambahan. Tentunya, pada wilayah mental, quiditasnya yang primer dan eksistensi hanyalah tambahan ('itibarat).
Eksistensi bagi mental hanyalah sebagai penghubung antar tiap quiditas. Karena itu, eksistensi juga dikandung pada setiap quiditas. Karena menemukan eksistensi pada tiap quiditas, banyak filosof yang melihat bahwa sebenarnya eksistensilah yang lebih primer daripada quiditas. eksistensi yang berada pada alam mental memang tidak primer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar