Link Download

Sabtu, 03 November 2012

Esensi Shadra

Adakah partikularitas dari alam eksternal? Yang ada hanya sebuah abstrasksi. Pengabstraksian ini adalah tergantung potensi esensi. Bila individualisasi materi itu hanya konsepsi, saya kita tuan tiap quiditas juga hanya konsepsi atau potensi pikiran yang dalam. 
*
Genus dikatakan hanya ada dalam konsep dan hanya differensia saja yang hanya ada dalam realitas (eksternal). Tetapi seben
arnya pada realitas tidak ada differensia. Differensia juga hanya di dalam konsep dari abstraksi modus-modus wujud pada realitas.
*
Pernyataan Shadra (h. 69) bahwa differensia itu aktual. Differensia aktual telah menyerap genus ke dalamnya. Manusia dikatakan diferensia terakhir, maka dia menghimpun lebih banyak wujud bersamanya dan mengandung esensi lebih sedikit. Tetapi saya bingung, bukankah differensia itu adalah esensi yang sangat besar. Rahman (h.71) sendiri menganggap Shadra inkonsisten tentang argumen esensi dan wujud esensi partikular dan unik. Namun bila direnungkan, ternyata maksud Shadra adalah ketika differensia menyerap genus, maka yang ada hanyalah differensia. Differensia hanya bisa ditemukan pada realitas eksternal, sementara genus hanya konsepsi pikiran. Dengan terserapnya genus, berarti esensi tereduksi. Dan wujud semakin meningkat, sebab wujud itu pasti pada realitas eksternal. Beberapa kali saya merasa Rahman dalam mengkaji Shadra hanya mengandalkan pikiran objektif, ini mungkin berhasil bila mengkaji Ibn Sina.
*
Differensia merupakan entitas pertama, namun pikiran mengesankannya sebagai kedua karena disatukan dengan genus untuk menemukan defenisi spesies.
**
Kalau yang primer adalah mahiyah, maka tidak akan ada dualitas antara 'Zaid' dengan 'hewan' pada konsep, seharusnya pada konsep juga tetap satu, sama seperti pada realitas eksternal.
*
Wujud yang hakikatnya pada realitas eksternal ketika ditarik ke dalam konsep maka dia sebagian dinisbahkan kepada esensi dan sebagian kepada kualitas aksiden.
*
,Sebenarnya, differensialah substansi pertama menurut Aristoteles karena hanya differensia yang ada. Pikiran menyebabkan differensia menjadi substansi kedua dengan disatukannya dengan genus yang diringkas untuk kepentingan penjelasannya menjadi spesies. *
Menurut Shadra, jiwa manusia adalah wujud yang murni. Dia bukan aksiden, bukan juga substansi.
*
Manusia adalah wujud. Murni. Kalau tanpa pikiran, tanpa mahiyah, maka tidak bisa menjelaskan apa-apa. Tidak bisa sama sekali menjelaskan wujud. Bagaimana bisa air menjelaskan laut. Dia adalah laut itu sendiri. Ketika ada pikiran, adalah ombak. Lalu kita mencoba menjelaskan laut melalui ombak, tetapi terkorupsi. Tetapi bagaimana, daripada tidak sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar