Aksioma Iayraqi
1. Penanda intensi adalah keseluruhah, penanda
implisit adalah penanda sebagian dan penanda simultan adalah
kebersambungan. Bila menyebut keseluruhan, maka pastilah mengikutkan
yang sebagian, tapi bila menyebutkan sebagian, tidak membawa
keseluruhan.
2. Antara konsepsi dengan afirmasi perlu
dibedakan. Konsepsi adalah sesuatu yang belum punya isi atau dianya
hanya sebuah wadah yang siap diisi.
Sementara afirmasi adalah konfirmasi dari konsepsi sehingga konsepsi itu
jadi berisi. Konsepsi mustahil dapat diberi makna karena dia belum pusa
sesuatu untuk diidentifikasi, yakni afirmasi.
3. Baru bisa
disebut 'sesuatu' (thing) kalau dia telah diberi aksiden. Apakah
kategori yang lebih dahulu, atau sesuatu itu yang membentuk kategorinya
sendiri kategorinya barulah dianya dapat dikenali? Jawaban saya adalah
akal membentuk asiden untuk 'sesuatu' bersamaan dia membentuk aksiden
bagi dirinya. Karena itulah sesuatu itu selalu tampak relatif.
4. 'Sesuatu' (thing) adalah aksiden yang dibuat oleh pikiran, bukan
sesuatu itu sendiri yang membuat aksidennya. Karena bila tidak, maka
dari sudut manapun kita memandang sesuatu, maka tetap akan sama.
5. Pada dasarnya intelek memiliki sifat yang sangat simpel, lalu turun
pada ranah genus, lalu spesies dan differensia. 'Differansia' disematkan
pada realitas partikular. Yang partikular musti punya aksiden sendiri,
hingga menjadi berbeda dengan partikular lainnya; dia bergantung pada
spesies; yang, spesies bergantung pada genus.
6. Semua hukum
yang berlaku pada alam adalah hukum yang ada di pikiran. Realitas
eksternal adalah perwujudan dari yang ada di dalam pikiran.
7.
Sesuatu hanya dapat dikonfirmasi di realitas eksternal bila sudah diberi
aksiden. Untuk menerangkan sesuatu pada orang yang belum pernah
melihatnya, yang paling penting adalah memperjelas isi tiap-tiap aksiden
sehingga dia dapat digambarkan dalam pikiran orang yang diberi tahu.
8. Realitas dalam pikiran sudah mengada dengan sendirinya. Maka untuk
menghadirkan realitas itu kepada pemahaman pribadi, akal melimitasinya
dan memisahkannya dengan realitasnya yang lebih mendalam. Setelah diberi
pembatasan subjektif, maka dicesuaikanlah dengan pembatasan yang telah
dibuat orang lain. Di sinilah objektivitasnya.
9. Sesuatu baru
melekat di ingatan bila telah dibentuk aksiden partikularnya.
Partikularitas atau spesies adalah manifes dari universalia atay genus.
Universalia dimiliki semua akal manusia. Dan semua partikularitas adalah
turunan dari yang genus, sehingga semua orang punya potensi ini. Maka
untuk menerangkan suatu partikularitas bagi seseorang, cukup dengan
menurunkan secara bertahap dari genus, spesien hingga differensia.
Karena bila didemonstrasikan secara langsung di realitas eksternal, itu
namanya bukan perjelasan atau pemberitahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar