Saya baru mengenal nama ini melalui bangku kuliah. Karena diajarkan dalam kelas kuliah filsafat, maka diakuilah dia sebagai seorang filsuf. Tapi saya sendiri dan mungkin beberapa orang lainnya punya kriteria sendiri apakah seseoranf layak disebut filsuf atau tidak. Dia lahir di London pada 1748 dan meninggal pada 1832. Orang satu ini punya kelebihan khusus yakni telah dapat membaca pada usia tiga tahun. Dia adalah mahasiswa Hukum yang cerdas di Queens College, Oxford. Dengan kecerdasannya, dia menulis sistem pengembangan hukum.
Katanya, fitrah manusia adalah menginginkan supaya orang dapat menerima sebanyak mungkin dengan memberi sesedikit mungkin. Prilaku ini dikenal dengan Prinsip Bentham. Prilaku ini diterapkan manusia dalam ekonomi, perdagangan, pilitik negosiasi dan lainnya. Teori sederhana inilah yang melahirkan mazhan Ultilitarianisme. Dalam memberi keputusan untu memberi, orang akan mempertimbangkan tiga hal tentang faedah yang akan didapat. Pertama intensitas, yakni sebesar atau sedalam mana kenikmatan itu didapat. Misalnya seseorang yang rela berjalan dua puluh menit untuk menikmati sebatang rokok dengan durasi lima menit karena meski lima menit intensitas kenikmatannya melampaui perjuangannya untuk mendapatkan dan uang dikeluarkan untuk membeli kenikmatan itu. Kedua adalah durasi, seberapa lama kenikmatan itu dapat ddinikmati. Seseorang akan bekerja siang malam banting tulang terus menerus selama sepuluh tahun supaya dapat mengumpulkan uang melamar gadis pujaannya. Kenapa? Karena dia tahu perkawinan hanya sekali dan bial tidak menikahi pujaan hatinya, rumahtangganya akan cepat bubar. Orang juga rela menyisakan hartanya buat orang fakir karena mengharap surga yang abadi. Ketiga adalah kepastian, yaitu mana yang tampak lebih pasti didapatkan. Seseorang akan langsung meniduri gadis cantik yang kesepian dengan permintaan gadis itu sendiri karena kenikmatan itu tampak lebih pasti daripada dosa yang boleh jadi dapat diampuni Tuhan. Ini juga menyangkut petimbangan keenpat yakni keniktamat itu lebih cepat didapatkan, segera malam ini, dan konsekwensinya lama lagi nanti, diakhirat yang entah kapan. Perrtimbangan kelima yaitu orang akan mempertimbangkan menunda kenikmatan hari ini yang sedikit dan sejenak untuk kenikmatan lain yang walau lebih lama datangnya tapi panjang dan intensitasnya lebih mendalam. Kadang ada juga orang yang akan mengambil pengorbanan karena bersama dengannya ada kenikmatan. Olahraga yang disukai adalah contoh yang tepat. Seseorang akan rela berkeringat dan berlehal-lehah untuk melakukan jenis olah raga yang ia nikmat. Seseorang yang tidak hobi memancing akan melihat seorang pemancing dalam kekonyolan, menunggu, di bawah terik: kenapa tidak dia kepasar dan membeli setumpuk ikan, itu lebih mudah dan tidak menyiksa diri. Pertimbangan terakhir adalah pandangan masyarakat. Meskipun seseorang tahu bahwa mengemis adalah pekerjaan yang paling mudah, tapi dia tetap memilih menjadi pekerja bangunan dengan penghasilan yang jauh lebih sedikit dan tenaga yang puluhan kali lebih banyak dikeluarkan karena mengamis adalah pekerjaan yang hina di mata masyarakat.
Selain teori Bentham tentang prilaku, orang juga mengenaln Teori Hukum Bentham. Bagi Bentham, yang terpenting adalah warga harus terus merasa diawasi. Jam dua pagi orang tetap hati-hati menerobos lampu merah jalan yang sangat sepi karena lampu rambu itu perannya tidak hanya sebagai pengatur lalu lintas tetapi adalah negara yang mengatur warga. Di pos lalu lintas perempatan jalan dan piket kantor polisi kita sering menemukan helm dan topi polisi. Ini sepaya warga merasa terus diawasi. Menara di penjara juga selalu memperlihatkan moncong senjata supaya terpidana merasa selalu akan ditembak bila mencoba kabur. Di rumah sendiri sekalipun kita tidak berani membunuh seorang tamu karena kita punya kesadaran bahwa negara selalu mengawasi, mengintai dan siap menindak kapanpun.
Layakkah orang ini disebut filosof? Kita perlu mempelajarinya lebih lanjut untuk memberi jwaban. Ultilitarianisme menginspirasi lahirnya mazhab Pragmatisme di Amerika Serikat. Aliran ini melihat setiap tindakan dianggap benar bila memberi manfaat yang dapat dilihat dan diukur segera, demikian sebaliknya bila tidak dapat dilihat dan diukur segera, itu tidak baik. Subhanallah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar