Link Download

Jumat, 08 Juni 2012

Tidak


Kalau dia mau, pemuda itu bisa menjadi dosen di sebuah universitas di kotanya. Dia benci setiap hari melewati orang-orang yang sedang minum kopi di warung-warung di kampungnya.  Dengan mobil mewah melewati mereka dia tidak mau. Dia tidak suka menjadi sombong.
    Ada yang mengatakan ''Tinggal tegur sapa saja setiap melewati mereka. Angkat tangan dan lemparkan sebuah senyum''.
   ''Tidak,'' dia membalas '' mobil itu sendiri adalah lambang kesombongan. Mana mungkin anjing melahirkan kambing''
     Maka setiap pagi bersama rumput dan  sungai dia bercengkerama bersama menikmati sinar matahari. Siang tiba bersama sebuah sebuah balai sederhana dia melantunkan tembang untuk Sang Pencipta. Lalu kembali ke gubuknya yang sederhana untuk beristirahat. Sore hari dia kembali ke alam dan bercanda bersama air, rumput dan pepohonan.
    Ketika malam dia menyempatkan diri selalu menikmati wajah lelah warga. Di warung kopi dia ikut bercerita dan tertawa dengan mereka. Malam larut dia kembali ke gubuknya untuk merencanakan subuah daulah yang mulia untuk ummat manusia di masa depan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar