Link Download

Rabu, 23 Maret 2011

Mati sebagai Syuhada atau Hidup di Dalam Perut

Sukakah kau mencium bau lusuh anak anak gembel, pengemis, gelandangan yang mengganggu penciuman hingga menusuk hidung naik ke otak
Atau kau memilih wangi semerbak kasturi yang dipercik bidadari dari surgawi melalui darah sang suami yang baru tumpah di medan juang

Elokkah matamu setiap hari melihat anak gelandangan yang memadati segenap pelosok negeri
Atau indah sinar mentari yang baru terbit di pagi hari menjemput mujahid di siang hari dan sore hari tersenyum anggun indah berseri membawa syuhada kepangkuan bidadari

Masih betahkah jantungmu mencap di dekat parumu melihat setiap malam para gelandangan tidak berumah menginap di sembarang tempat dan hanya dengan bayaran sesuap nasi saudara yang lain menyekap mulut mengantarkannya ke rumah sakit untuk dikuras seluruh organ berharga dari tubuhnya untuk dijual pada saudagar kaya yang telah berusia renta
Atau indahnya malammu diisi silaturrahmu di bumi dan di langit sana senantiasa para syuhada mengirimkan doa pada malam yang sepi lalu melailui desir angin tersampaikan pada pohon munajah para auliya

Belum bosankah kamu mendengar berita ibu tiduri anak hingga melahirkan cucunya dari rahimnya atau ahak pekosa putrihingga mengandung adik di dalam rahimnya sendiri atau paman cabuli keponakan dan anak masih ingusan pecah perawan kaarena tontonan
Atau bertebarannya rahmat dan cinta laksana air surga mengalir dari setiap tebingnya memberi minum para kesatria yang baru gugur di medan laga

Jika jenuh melihat saudara makan daging saudara melalui riba yang disebutnya perbankan syaria

Mari lawan; mari hancurkan; mari runtuhkan
Kita bisa; kita tidak lemah; kita ramai laksana gelombang pasang menyapu daratan; memecah tebing
Mari songsong Ilahi Rabbi;
Mari kepelukan bidadari yang telah lama menanti
Karena kita bisa;
Karena kita mampu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar