Link Download

Rabu, 23 Maret 2011

Pelajar Pemimpin

Pendidikan merupakan penentu kebudayaan. Untuk menciptakan budaya tangguh, dinamis, produktif dan kreatif, dalam sistem pendidikan haruslah diterapkan sistem yang partisipatif, demokratis, inklusif, kritis dan objektif. Peserta didik tidak boleh dijadikan semacam kelinci percobaan, domba gembalaan dan budak. Peserta didik harus dianggap dan diposisikan sebagai subjek, agen serta pemeran utama sistem pendidikan. Pelajar harus dilibatkan secara langsung dalam menetukan konsep penerapan sistem pendidikan. 

Runtuhnya budaya Indonesia saat ini adalah karena kita sangat lamban dan setengah hati dalam memikirkan dinamisasi sistem pandidikan. Semboyan "Pelajar hari ini adalah pemimpin masa depan" telah hilang dari dalam benak kita. Pada sisi aplikasi, pelajar telah diposisikan sebagai mangsa dari kurikulum pendidikan yang coba-coba ini dan hanya akan menjadikan siswa sebagai bagian daripada mesin untuk ilmu teknologi dan bagian dari peralatan kantor untuk ilmu administrasi, manajemen dan akuntansi.

Pada ranah ilmu sosial, pelajar dipersiapkan untuk pandai melihat potensi dan peluang untuk tercapainya kepentingan pribadi. Perkara ini telah menyebabkan bangsa Indonesia kehilangan idealitas dan moralitas . Imbas kolektif dari persoalan ini adalah hilangnya karakter pemimpin dari dalam diri setiap anak bangsa. 

Meskipun pesta pemilihan penguasa sangat seriing dilakukan dan semakin hari semakin banyak saja orang-orang yang berhasrat menjadi penguasa, namun kita kehilangan seorang pemimpin.

Krisis kepemimpinan dan mewabahnya penguasa akan mengakibatkan penyakit bangsa semakin parah. Oleh karena itu, keselarasan antara kecerdasan intelektual, emosional dan spiritualitas merupakan syarat muntaik menciptakan calon pemimpin yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi, mampu membangun relasi yang sehat dan memberi keuntungan bersama bukan individu dan kelompok tertentu dan memiliki nilai-nilai murni di dalam jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar