Link Download

Senin, 29 November 2010

Tawaran Islam


 Islam tidak menawarkan alternatif bagi ummat Islam selain memerangi non-muslim hingga mereka membayar jizyah. Kalau mereka membayar jizyah maka tidak boleh mereka diperangi. Tapi mereka tetap harus tunduk pada peraturan Islam. Konsekwensinya mereka berhak mendapatkan perlindungan nyawa dan hartanya. Mereka juga berhak berkompetisi di bidang ekononi dan pendidikan. Saya tidak sepakat mereka berhak mendapat peluang politik yang sama, mereka harus dibatasi di bidang itu. Bahkan kalau mau eksistensi Islam langgeng, mereka harus dibatasi pada batas-batas yang tidak menzalimi kesejahteraan hidup mereka.

Mereka ini berhak memperoleh predikat 'Kafir zimmi' atau ahlul zimmi. Ahlul zimmi tidak boleh melakukan misionarisasi agama. Mereka tidak boleh melakukan tindakan-tindakan yang berbau penyebaran agamanya. Mereka memperoleh strata sosial yang sama ditengah masyarakat. Dan inipun haru dibatasi dan diawasi. Demikian saya kira tawaran Islam.

Implementasi ini hanya akan terlaksana bila semangat kolektifitas muslim telah bangkit. Nabi Besar memulai gerakannya melalui pemantapan akidah. Mimpi-mimpi akan kejayaan kembali perlu dihembuskan kedalam naluri setiap pemuda muslim sejak dini. Kesejahteraan kaum muslim ditengah suasana serba sulit seperti sekarang ini wajib diperjuangkan kalau tidak mau barisan muslim terpecahkan. Ingat pesan Nabi, kefakiran mendekatkan pada kekafiran " Bila satu pintu terbuka untuk kefakiran, pintu satunya lagi terbuka untuk kekafiran." terang beliau. Lihat misionaris yang dengan mudah memurtadkan kaum muslih hanya dengan iming-imingan uang.

Langkah yang harus kita tempuh ialah menentang sistem riba dalam bentuk apapun. Selanjutnya menciptakan pendidikan yang sesuai dengan prinsip Islam: Tau untuk dilaksanakan, bukan tau sekedar tau. Sebab itu model pendidikan yang paling sesuai dengan jiwa Islam adalah sistem pondok pesantren, bukan IAIN.
               
Maka daripada itu untuk merapatkan barisan, kita harus menjaga diri agar tidak mudah terprofokasi oleh pihak-pihak tertentu yang ingin Islam lemah karena terus bertikai. Disamping itu kaum muslim yang paham agama jangan lagi menipu kalangan agama lain dengan mempelesetkan makna-makna Islam yang sesungguhnya. Katakan saja secara berani bahwa demikianlah jiwa Islam: Bayar jiyzah, atau diperangi. Juga, makna jihad jangan dilarikan dari konteksnya hanya untuk memperoleh sejumlah uang dalam suatu seminar. Jihad, ya perang.
               
Yang tidak kalah pentingnya adalah pengerian 'kafir' tidak selalu memiliki konotasi negatif. Kafir yang wajib diperangi adalah kafir harbi, yaitu mereka yang memerangi kaum muslim. Sementara kafir zimmi adalah mereka yang tunduk pada aturan Islam, membayar jizyah. Mereka itu punya hak penuh untuk mendapatkan perlindungan dari Islam.
               
Janganlah kita terus terprofokasi oleh Yahudi. Islam dan Kristen punya andil besar apabila secara bersama menciptakan perdamaian di muka bumi. Cukuplah perang salib sebagai pelajaran bagi Islam dan Kristen bahwa kedua agama ini selalu diprofokasi oleh Yahudi.
               
Pluralime agama yang bertujuan menciptakan perdamaian antar agama jangan salah kaprah. Dalam merumuskan mekanisme hubungan muslim dengan non-muslim, Al-Qur'an punya aturan yang rinci dan cukup: Menyerukan pada non-muslim untuk: (1)Jangan menyembah apa yang disembah kaum muslim; (2)jangan membolehkan muslim menyembah apa yang mereka sembah; (3) jangan menyembah yang disembah kaum muslim; (4)membiarkan urusan agama kaum muslim mereka atur sendiri dan; (5)mengatur urusan agama mereka sendiri.

Mentra 58, 29 Nov. 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar