Kata Pengantar
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah sanhg pencipta langit tanpa tiang. Dialah yang mencIptakan laut tanpa garam. Allah yang masih memberI kita panjang umur hingga kita masih dapat berkumpul di ruang yang mulia ini.
Salawat dan salam saya sanjung sajikan ke pangkuan nabi Besar Muhammad SAW, yang telah telah membawa kita dari zaman unta ke zaman Toyota, dari jaman tak berbudaya ke era innova. Dialah manusia yang karenanya langit dan bumi diciptakan.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen kita, bapak Prof. Dr. Zainal Abidin Alawy, MA. yang telah memberikan saya kesempatan dan waktu untuk membuat dan mempresentasilan makalah yang sederhana ini.
Terakhir saya haturkan hormat dan terimakasih pada teman-teman seperjuangan yang bersedia meluangkan waktunya guna mendengarkan presentasi ini. Mudah mudahan saran kalian bermanfaat. Amin.
Darussalam, 23 September 2010
Tertanda,
MISWARI
Nim: 22101053-2
PENGERTIAN Hadits- ‘ULUM AL- HADITS
Oleh:
MISWARI
Nim: 22101053-2
KONSENTRASI PEMIKIRAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
A. Pendahuluan
Hadits merupakan sumber kedua dalam penetapan hukum dalam Islam. Tidak hanya di bidang hukum, lebih dari itu hadits Nabi1 menerangkan secara detail panduan seluruh aktivitas seorang muslim, mulai dari politik hingga kamar mandi, mulai dari etika hubungan seksual hingga mengurus jenazah. Nabi-nabi sebelum Muhammad tidak menerangkan secara detail panduan seluruh aktivitas mereka dan pengikutnya tidak mengkodifikasi ucapan, tindakan dan sikap Nabi-nabi mereka Selain karena budaya tulis menulis belum begitu berkembang saat itu, juga karena hal ini tidak diperlukan sebab setiap mereka ingin mengetahui hukum atau etika dari suatu perbuatan dengan melihat atau menanyakan langsung pada Nabi mereka. Alasan lainnya juga karena Nabi-nabi sebelum Muhammad diutu untuk kaum terbatas dengan limit waktu terbatas. Sementara Muhammad adalah satu-satunya Nabi yang diutus untuk jangka waktu yang batasnya hingga hari kiamat dan bagi seluruh ummat manusia, jadi setiap ucapan, tinfakan dan sikap beliau wajib diketahui. Pengkaburan dan manipulasi tehadap perkataan, tindakan dan sifat beliau merupakan dosa yang tidak dapat dimaafkan. Oleh karena itu kita harus benar-benar teliti dan memiliki metodologi yang baik dalam menyeleksi sumber informasi apapun berkaitan dengan Nabi. Hal ini telah diingatkan Allah2, sebagai berikut:
Artinya,
“Hai orang-orang beriman, jika dating kepadamu orang fasik membawa suatu berita maka periksalah berita itu dengan telitiagar kamu tidak menimpakan musibah pada sutu kaum tanpa mengetahui keadaan (yang sebenarnya) yang”.
tidak menimpakan musibah pada sutu kaum”. Atas dasar perintah tersebut (periksalah berita itu dengan telitiagar kamu) dan karena takut akan akibat bila melanggar perintah tersebut, yaitu menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu, maka para sahabat sejak generasi awal berusaha menyusun metode-metode yang tepat guna mencari sumber otentik dan menseleksi dengan baik setiap ucapan, tindakan dan sikap Nabi.
B. Muhammad
Sebelum kita mencoba mengkaji metode-metode yang ditempuh para ulama mutakallimin dalam merumuskan metode-metode yang tepat guna mencari sumber otentik dan menseleksi dengan baik setiap ucapan, tindakan dan sikap Nabi, baiknya kita menerangkan secara ringkas karakter seseorang yang setiap ucapan, tindakan dan sikapnya menjadi panutan semua manusia hingga the day after tiba.
Karen Armstrong dalam bukunya ‘Muhammad: The Ptrophet for Our Time’ melukiskan Nabi adalah orang yang terpercaya di kalangan masyarakannya. Dia tidak pernah menoleh ke belakang. Apabia bersalaman beliau memegang erat tangan orang tersebut dan tidak pernah mendahului menarik tangannya4. Sebelum menjadi Nabi, beliau dibeti gelar Al-Amin yang artinya terpercaya karena beliau tidak pernah ditemukan berbohang sepanjang hidupnya. Lahir pada 570M. sebagai yatim Muhammad dibesarkan oleh kakeknya abdul Muthallib setelah ibunya meninggal saat usianya enam tahun. Setelah kakenya meninggal, beliau diasuh pamannya Abu Thalib.
Abdur Rahman I. Doi melukiskan secara singkay Muhammad, sebagai berikut: “During his boyhood and youth he was so very well know for his politeness, honest, and good character that he was giving the title of Al-Amin5.”
Pada suatu hari Nabu Daud6 duduk di atas sebuah dipan dan matanya menangkap seekor ulat. Hatinya berkata, untuk apa Allah mencipakan makhluk sebagai demikian, apatah manfaat itu makhluk. Dengan cara yang tidak diterangkan, Allah menegur Daud dan menginformasikan pada beliau bahwa ulat itu diciptakan dan senantiasa bershalawat pada Muhammad setiap nafasnya, sepanjang hidupnya. Nama Muhammad. Karena beliaulah langit, bumi dan surga diciptakan. Jibril saja harus menunggu di Sidratul Muntaha Sementara Muhammad langsung bertemu dan menghadap Allah. Namanya hanya dua kali di ucapkan dalam Al-Qur’an sebagai tanda sayang dan hormat Allah atas keagungan beliau. Seorang ibu yang sayang pada anaknya biasanya memanggil buah hatinya dengan sebutan: ‘ananda’, ‘nanda’, ‘sayang’ atau lain sebagainya. Demikian pula kamu akan memanggil gurumu dengan panggilan ‘pak’, ‘bapak’, ‘tuan guru’, ‘encik guru’ atau lain sebagainya sebagai tanda hormat akannya, bukan memanggl=il mereka dengan nama yang dia sandang.
C. Pengertian Hadits
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi Islam istilah hadits berarti melaporkan/ mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad. Namun pada saat ini kata hadits mengalami perluasan makna, sehingga disinonimkan dengan sunnah, maka bisa berarti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum. Kata hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda7.
Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.
Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.
Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.
• Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi
o Hadits Mutawatir
o Hadits Ahad
Hadits Shahih
Hadits Hasan
Hadits Dha'if
• Menurut Macam Periwayatannya
o Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu' atau Maushul)
o Hadits yang terputus sanadnya
Hadits Mu'allaq
Hadits Mursal
Hadits Mudallas
Hadits Munqathi
Hadits Mu'dhol
• Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi
o Hadits Maudhu'
o Hadits Matruk
o Hadits Mungkar
o Hadits Mu'allal
o Hadits Mudhthorib
o Hadits Maqlub
o Hadits Munqalib
o Hadits Mudraj
o Hadits Syadz
• Beberapa pengertian dalam ilmu hadits
• Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer8.
Teungku Muhammad Hasbi Ashshiddieqy dalam ‘Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits’ menerangkan makna kata ‘hadits’sebagai berikut
“Hadits bermakna khabar dan ini diisytiqaqkan dari tahdits yang bermakna
riwayat atau ikhtibar : mengabarkan apabila dikatakan haddatsana bi haditsin,
maka maknanya akhbarana bihi haditsun ; Dia mengabarkan suatu kabar pada
kami”.
Mengenai hadits nabi sendiri bersabda,
Artinya,
“Bersebda Rasul: Aku tinggalkan padamu dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila (berpegang teguh) kepadanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku”.
D. Klasifikasi Hadits
Klasifikasi hadits menurut dapat (diterima) atau ditolaknya hadits sebagai hujjah (dasar hukum) adalah:
1. Hadits Shohih, adalah hadits yang diriwayatkan oleh rawi yang adil, sempurna ingatan, sanadnya bersambung, tidak ber illat dan tidak janggal. Illat hadits yang dimaksud adalah suatu penyakit yang samar-samar yang dapat menodai keshohihan suatu hadits.
2. Hadits Makbul adalah hadits-hadits yang mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima sebagai Hujjah. Yang termasuk hadits makbul adalah Hadits Shohih dan Hadits Hasan.
3. Hadits Hasan adalah hadits yang diriwayatkan oleh Rawi yang adil, tapi tidak begitu kuat ingatannya (hafalan), bersambung sanadnya, dan tidak terdapat illat serta kejanggalan pada matannya. Hadits Hasan termasuk hadits yang Makbul, biasanya dibuat hujjah buat sesuatu hal yang tidak terlalu berat atau terlalu penting.
4. Hadits Dhoif adalah hadits yang kehilangan satu syarat atau lebih dari syarat-syarat hadits shohih atau hadits hasan. Hadits Dhoif banyak macam ragamnya dan mempunyai perbedaan derajat satu sama lain, disebabkan banyak atau sedikitnya syarat-syarat hadits shohih atau hasan yang tidak dipenuhinya8.
Sesuai difinisinya ada tiga macam hadits :
1. Hadits yang berupa perkataan (Qauliyah), contohnya, sabda Nabi SAW ;
"Orang mukmin dengan orang mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan,
yang satu sama lain saling menguatkan." (HR. Muslim)
2. Hadits yang berupa perbuatan (fi’liyah) mencakup perilaku beliau, seperti
tata cara shalat, puasa, haji, dsb. Berikut contoh haditsnya, Seorang sahabat
berkata : “Nabi SAW menyamakan (meluruskan) saf-saf kami ketika kami
melakukan shalat. Apabila saf-saf kami telah lurus, barulah Nabi SAW
bertakbir.” (HR. Muslim)
3. Hadits penetapan (taqririyah) yaitu berupa penetapan atau penilaian Nabi
SAW terhadap apa yang diucapkan atau dilakukan para sahabat yang
perkataan atau perbuatan mereka tersebut diakui dan dibenarkan oleh Nabi
SAW. contohnya hadits berikut, seorang sahabat berkata ; “Kami (Para
sahabat) melakukan shalat dua rakaat sesudah terbenam matahari (sebelum
shalat maghrib), Rasulullah SAW terdiam ketika melihat apa yang kami
lakukan, beliau tidak menyuruh juga tidak melarang kami ” (HR. Muslim)10.
E. Kesimpulan.
Untuk dapat mengenal dengan baik isi ucapan seseorang kita harus mengenal betul si pengucap. Bila ini juga berlaku pada Hadits, maka wajib bagi kita mempelajari sifat hidup Nabi secara psikogogis. Nabi adalah orang yang hawa nafsunya telah ditekan hingga yang muncul dari dalam dirinya adalah jiwa yang bersih bebas dari segala sifat tercela.
Semangat mempejajari Hadits atau ulumil Hadits harus muncul dari dalam diri setiap muslim karena motifasi untuk agar kita tidak mendatangkan kerusakan pada tatanan logika dan sejarah. Memahami metode yang baik dalam meneliti hadits juga dapat membantu kita untuk menangkal serangan orang-orang tertentu yang mencoba memlakukan intrik dan agitasi terhadap sejarah dan Hadits nabi.
Catatan:
1. Setap menemukan bacaan ‘Muhammad’ atau kata ganti-kata ganti yang refer kepada Muhammad maka ucapkan: Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.
2. Setiap menemukan bacaan ‘Allah’ atau kata ganti yang refer kepada Allah maka ucapkan: Subanahu wata’ala.
3. QS. Al-Hujurat:6.
4. Karen Armstrong, ‘Muhammad: The Prophet for Our Time’ (Bandung; Mizan: 2009), h. 14.
5. Abdur Rahman I. Doi ‘ Introduction to the Hadith’ (Kuala Lumpur: AS. Noordeen: 1998), h.1.
6. Setiap menemukan bacaan nama atau kata ganti-kata ganti yang refer kepada Nabi-nabi selain Muhammad maka ucapkan: alaihi Salam.
7. http://id.wikipedia.org/wiki/Hadits#Etimologi
8. http://opi.110mb.com/haditsweb/pendahuluan/pengertian_hadits.htm
9. http://opi.110mb.com/haditsweb/pendahuluan/mengenal_ilmu_hadits.htm
10. http://www.asiautama.com/hadits/UlumulHadits.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar