Link Download

Jumat, 29 April 2016

Singkatku April

Feb 16 Singkatku

Yang paling dirindukan ayam adalah seekor musang
Bulu-bulunya memberikan kehangatan
Cakarnya memberikan harapan
Taringnya memberikan sebenar-benar kehidupan

Geudong Pasee, 16 Januari 2016
***

Salah Minum Obat

Saat sedang bercermin, hampir dapat dipastikan seseorang merasa dirinyalah yang paling cantik atau paling tampan di dunia. Kenapa demikian? Karena kita hanya mau melihat sisi-sisi yang indah dari wajah kita dan anggota tubuh lainnya. Kita akan malas melihat sisi-sisi yang mungkin buruk dari diri kita karena sisi-sisi yang buruk tersebut akan membuat kita pesimistik.
 Jangan khawatir. Itu adalah sifat alami manusia. Buktinya, orang-orang yang sangat jelek yang kita kenal selalu punya kepercayaan diri yang tinggi. Itu adalah rahmat Tuhan. Bagi orang yang jelek, Tuhan menambahkan rasa percaya diri yang lebih pada dirinya. Bila tidak, mungkin dia akan bunuh diri setelah kali pertama bercermin.
 Karena fitrah tersebut, manusia umumnya hanya mampu melihat sisi buruk orang lain. Lalu menyerang sisi yang buruk tersebut habis-habisan. Kepada keburukan diri sendiri, seperti saya katakan tadi, kita akan enggan melihatnya. Perilaku tersebut juga berlaku pada media massa. Majalah menyerang koruptor habis-habisan pada satu halaman. Namun pada halaman selanjutnya mereka memampang iklan kendaraan mewah, paket wisata yang wah dan poperti yang sangat luxury. Tanpa mereka sadari, media tersebut telah bekerja sebagai motivator untuk melakukan korupsi. Tivi menanyangkan dan menilai koruptor dengan cara yang sangat buruk. Namun pada menit berikutnya mereka menayangkan iklan properti mewah, mobil mahal dan wisata luarbiasa. Koran pada bagian atas mencaci-maki koruptor. Di bagian bawahnya menayangkan iklan mobil mewah.
 Dengan demikian, media massa memperoleh dua keuntungan sekaligus. Pertama mereka memperoleh biaya besar dari iklan kendaraan, properti dan promosi wisata. Kedua, mereka memperoleh bahan berita ketika terjadi tindakan korupsi. Entah sadar atau tidak, media massa adalah aktor utama pemicu korupsi. Lebih dari persuasif, iklan-iklan memaksa orang-orang untuk mendapatkan uang untuk mendapatkan yang diiklankan. Keinginan-keinginan menjadi sangat banyak akibat iklan-iklan. Sementara gaji pas-pasan. Akhirnya korupsi.
 Parah media massa, lebih parah lagi bangsa yang tidak punya identitas. Saya melihat bangsa itu dan bingung saat mereka membawa pulang pohon kurma, lalu ditanam di depan masjid raya Baiturrahman. Saya bingin melihat mereka menanam kurma sekitar kolam. Hati saya tertawa geli. Pohon gurun di tanam di tanah tropis. Mungkin besok mereka akan melepaskan beberapa beruang kutub di gurun pasir. Salah satu antara keduanya, Arab atau Aceh, saya kira sedang mengalami gangguan di kepala.
 Mungkin Arab memaksakan ide bodoh itu. Mereka memberi banyak bantuan untuk rehabilitasi masjid raya Baiturrahman. Jadi, mereka merasa punya kekuatan untuk memaksakan ide gila. Teungku Aceh tak berdaya. Akhirnya menanggung malu.  
 Atau memang ide itu  datang dari bangsa yang sejak semula sudah dikenal gila. Buktinya, belakangan mereka merencanakan menyemen seluruh halaman masjid raya. Konsep ini mengikut kepada konsep masjid Nabawi di Madinah. Atau, boleh jadi juga konsep ini disponsori orang Arab juga, sehingga konsep dibuat oleh Arab. Padal konsep menyemen seluruh masjid tidak sesuai dengan masyarakat tropis. Orang Arab menyemen seluruh halaman masjid karena dapat dipastikan di tanah mereka tidak akan tumbuh sehelai rumputpun. Sementara di daerah tropis, rumput mudah tumbuh dengan baik. Sehingga, kalaupun jamaan meluber keluar masjid, mereka dapat menegakkan shalat di atas rumput.
 Menyemen keseluruhan halaman masjid akan menyebabkan panas yak terkira pada siang hari dan dingin pada malam hari. Uap panas dan dingin itu akan mempengaruhi bagian dalam masjid. Kenyamanan beribadah terganggu selama 24 jam. Padahal halaman yang disemen hanya dipakai sekitar satu jam seminggu yakni saat jamaah Jum'at mulai tidak muat di dalam masjid.
 Lalu untuk mengantisipasi panas disediakan payung besar. Payung ini tentu hanya untuk dipakai sejam seminggu. Payung ini mengikuti payung masjid Madinah. Padahal di Madinah hampir tidak pernah hujan. Kalau di daerah tropis, payung lebih dibutuhkan untuk pelindung hujan. Dan payung mahal yang   mahal perawatan itu tidak berguna.
 Intinya orang Aceh ingin masjid Baiturrahman mengikuti masjid Madinah. Bahkan bila masjid Nabawi ada makan Nabi, maka mungkin orang Aceh akan cemburu lalu memakamkan wali naggroe di masjid.
 Ini benar-benar salah minum obat. Manusia yang hanya dapat menemukan hal positif pada dirinya, adalah buruk. Tetapi lebih buruk lagi manusia yang tidak dapat melihat hal positif dari dirinya.
*
 Tulisan seperti: ''Kartini mengangkat suara ketika perempuan di Nusantara, bahkan dunia belum memiliki keberanian menolak budaya patriarki.'' Akan ditertawakan oleh orang yang paham sejarah.
Sekalipun tidak menjadi hari libur nasional, tanggal-bulan kelahiran Kartini diperingatkan. Anak dari Bupati Jepara dari istri ketiganya itu digadang-gadangkan sebagai ikon perjuangan emansipasi wanita.
 Orang Aceh merasa aneh ketika Kartini begitu diagung-agungkan. Tiga hingga dua ratus tanun sebelum stri ketiga Bupati Jepara itu  berteriak supaya perempuan diberikan kebebasan berpendidikan dan berkarir, Kerajaan Aceh sudah dipimpin oleh perempuan selama empat generasi berturut-turut.
 Bahkan empat ratus tahun sebelum Kartini, Laksamana dari Kerajaan Aceh adalah perempuan. Namanya MalahayatI. Di Ujong Batee, Aceh Besar, Aceh memiliki sepasukan angkatan laut yang semuanya perempuan. Suatu ketika, pasukan perempuan yang dipimpin langsung oleh Laksamana Malahayati menyerang kapal Portugis yang hendak menguasai Aceh.
 Mereka berperahu menyerang selagi kapal-kapal Portugis masih jauh dari bibir pantai. Pasukan wanita Aceh berhasil membunuh dan menawan pasukan-pasukan Portugis hongga Laksamana Malahayati berhasil menaiki kapal perang utama dan menyerang seluruh pasukan Portugis hingga akhirnya memanangi duel satu lawan satu dengan panglima perang Portugis.
  Nama Kartini begitu di agung-agungkan karena Jawa tidak memiliki budaya kesetaraan jender.  Entah mereka benar-benar tidak memilikinya, atau mungkin itu adalah pengaruh Belanda. Kita tahu bahwa Eropa jaman itu masih dalam dilema apakah memasukkan perempuan ke dalam golongan manusia atau hewan. Sesuatu yang telalu diagungkan di Jawa, bisa jadi bahan tertawaan di Aceh. Karena itu, cukup mengatakan perjuangan Kartini adalah dalam sekup kejawaan, bukan Indonesia atau Nusantara.
***

Aku terus berlari dengan hati yang luka
Bayanganmu hadir selalu membuat aku semakin tersiksa


 


&*&
Indahnya cinta kita
Aku tersenyum-senyum sendiri

Bahasanya tiada yang memahami
Hanya kita saja

Kenapa belum diberi salam?
Karena aku masih ingin
Berasyik-masyik denganmu

07.29 Langsa, 10 April 2016
Saya sedang coba keyboard baru.  Keren juga ne barang. Bikin saya lebih mudah dalam mengetik.
###
Masyarakat semakin antusiat menyelamatkan dan memelihara bayi temuan, para remaja y berhubungan gelap tidak lagi perlu was_was akan keadaan bayi yang dibuang.

###
Kalau benci pada Syiah, jangan suka bikin status atau bicara tentang syiah. Nanti kita bisa seperti Barat yang benci Islam. Kampanye kebencian akan membuat masyarakat luas penasaran. Lalu mempelajari syiah, lalu memutuskan jadi syiah seperti barat y penasaran lalu mempelajari danxx akhirnya masuk islam.
&&&


1 komentar: