Link Download

Jumat, 07 Juni 2013

pangeran Salman ke Bhavan Jeumpa

Dengan mantap armada Pangeran merapat di Kuala Jeumpa. Kuala Jeumpa adalah pelabuhan paling sibuk. Tiap hari kapal-kapal besar dan kecil, ke dan dari seluruh penjuru dunia merapat dan bertolak. Yarman dan Sarvin, para guru bhavan dan Panglima Laut telah bersedia menanti dipelabuhan. Yarman telah diberitahu Baba waktu tepat kedatangan Pangeran. Baba kata kadatangan Pangeran untuk memberi pelajaran terakhir bagi semua pelajaran tertinggi yang ada di bhavan. ''Berbahagialah kalian akan kedatangan utusan dari manusia sempurna. Jangan membantah Pangeran. Dia adalah utusan dari manusia utusan Penguasa Alam.
Yarman dan Sarvin bersamaan mencium bahu Pangeran kiri dan kanan, bukan karena jasadnya, tetapi karena beliau telah tahu bahwa Pangeran Salman memakai jubah yang diberikan dan dipakaikan Nabi Besar Saw. Nabi berbicara kepada penyambut utusannya melalui jubah itu. Sayang sekali Baba telah tiada. Sedih Nabi Baba Pergi. Baba Pergi tepat ketika Pangeran duduk bersama Nabi, membicarakan kepergian Pangeran ke Nusantara. Sedih sekali Bapa tidak dapat menjadi ummat Nabi Muhammad. Tapi teolog akan berkata: tidaklah apa, lagi pula banyak ummat Muhammad masuk neraka dan banyak ummat rasul sebelumnya tidak masuk surga.
Pangeran Salma beserta rombongan singgah sejenak di kediaman Panglima Laut. Di sana beliau beserta rombongan disediakan jamuan yang sangat mewah: nasi, ikan dan aneka buah yang belum pernah dilihat Pangeran Salman sebelumnya. rumah Panglima Laut dekat pantai. Halamannya luas tapi sulit menemukan tanah. Semuanya ditutupi rumpu yang lebat tetapo pendek. Di tanam juga banyak bunga-bunga. Beberapah pohon yang memberi buah lezat juga ada. Pangeran beserta rombonga, Panglima Laut dengan beberapa pengawal dan Yarman dan Sarvin serta beberapa guru bhavan beristirahat di bawah salah satu pohon mangga yang sangat tinggi dan lebat. Yarman dan Sarvin tidak sabar lagi mengajak Pangeran ke bhavan. Mereka sangat ingin segera mendengar pesan Rasul terakhir yang selalu diceritakan Baba. Mereka sangat penasaran tentang pesan hikmah tertinggi yang dibawa Pangeran.

Pangeran Salman dan sahabat-sahabat mandi di sungai. Para sahabat merasa seperti mandi di surga. Maklum saja. Di tanah Persia dan Arabaia sungai nyaris tidak ada. Sementara di Nusantara, sungai adalah penentu. Bagi warga Jeumpa, sungai adalah sumur dan satu-satunya sumber mata air. Sungai-sungai dialiri air yang keluar dari perut bumi. Airnya selalu jernih sekalipun sedang hujan besar di gunung. Sungai memberikan sebagian airnya untuk pertanian. Bhavan di Pulau Ruja selalu dibangun di pinggir sungai. Semua aktivitas yang berhubungan dengan air dilakukan di sungai. Karena manusia tidak bisa jauh dari air, maka mereka tidak bisa jauh dengan sungai. Negeri-negeri didirikan di Nusantara selalu di pinggir sungai. Negeri-negeri selalu berdiri dari bhavan. Nama bhavan sering diambil dari nama sungai. Selanjutnya berubah menjadi nama negeri. Selain nama sungai, ada juga nama bhavan diambil dari nama pohon yang telah tegak sebelum bhavan didirikan. Ada juga namanegeri diambil dari manusia utama pembawa cahaya ke negeri tersebut, atau petua dari sebuah kabilah yang mula-mula menetap. Orang suci atau orang tertua dari suatu kabilah yang singgah lalu menetap di pinggir sebuah sungai sering memilih tempat yang ada pohon besar. Alasan orang suci adalah karena pada akar pohon itu bersemayam jasad orang suci sebelum mereka sehingga tanah sekitarnya menjadi berkat. Alasan orang lain karena pohon di Pulau Ruja luar biasa besar: boleh buat rumah di dahannya, bersembunyi dari binatang luas. Dilubangi batangnya tidak apa, malah dapat terus membesar. Sangat aman dari binatang buas, apalagi dari cuaca yang memang selalu bersahabat. Malah, satu kabilah dapat berlindung pada satu pohon saja meski mereka perlu mencari pohon-pohon lain bila telah tinggal beberapa generasi. Syaratnya, tentu saja pohonnya dekat dengan sungai. Pengalaman seperti ini tentu saja tidak dialami Pangeran Salman dan sahabat-sahabatnya. Nenek moyang orang Persia dan Arabia tinggal di bawah kain dan di dalam batu. Sekalipun saat kehadiran Pangeran masa tinggal di pohon telah perlahan ditinggalkan, tetapi setidaknya mereka masih dapat merasakan sejuknya aliran air yang mengalir dari perut bumi. Bahwa sungai sangat menentukan struktur geografi suatu tanah. Sungai dapat memindahkan atau bahkan melenyapkan sebuah gunung yang besar, tinggi dan kuat secara pelan tapi pasti melalui alur alirannya. Untuk setiap masa jumlah sungai selalu berbeda. Bumi menentukan aliran airnya sehingga sebuah sungai yang kecil dapat saja menjadi sungai yang sangat luas. Demikian pula sebaliknya. Banyak juga sungai menghilang karena bumi menghentikan airnya. Sungai yang kering biasanya dijadikan tempat memugar sawah. Pangeran sendiri larut dalam indahnya rasa melalui air yang sedang mengalir. Salman hilang ke dalam dirinya. Dia menjadi satu dengan air. Tentu saja melalui indera perasanya. Tiba-tiba dia merindukan Nabi Besar Saw. Tetapi beliau sadar bahwa seorang hamba saleh tidak pernah berpisah denga Rasulullah. Rasul adalah sifat Allah. Sifat itu adalah zat semata jua. Bila air itu sebagai zat, maka rasa segar adalah sifat. Maka air dengan kesegarannya adalah satu. Saat merenungkan itu, Pangeran tiba-tiba merasa gembira. Beliau senang sekali diberi amanah yang sangat mulia: menjadi risalah Rasul menyampaikan Kebenaran. Sekaligus Salman juga sadar bahwa rasa segar hanya berlaku bila ada hal lain selain air. Sebab bagi air itu sendiri, sesuatu yang disebut kesegaran tidak berlaku, tidak terjadi. Demikian sebenarnya zat Allah saja sebenarnya yang ada. Sifat Allah, yang seluruhnya adalah Nabi Saw, diutus karena ada wali-wali Allah akan hadir ditengah syariat dan syariat itu perlu untuk mengamankan tata manusia. Tiba-bila Salman menyadari sesuatu. Dia merasa gembira lebih dari sebelumnya. Betapa Nabi Muhammad itu sendiri di hadapan Allah, atau pada kesadaran Nabi Besar sendiri, yang ada hanya Ada: Satu. ''Karena memang demikianlah kebenarannya''. Ketika ungkapan Pangeran Salman itu didengar dua orang murid Bapa yang sedang bersila dengan anak Raja Persia utusan rasul. Yarman bertanya. Lantas, ''siapakah saya?'', dan tentunya Sarvirn, almarhum Bapa dan sekalian hamba Allah setelah dan akan datang. Ketika jasadnya di hadapan Yarman dan Sarvin, Salman bersila dengan Nabi Besar. Nabi meminta Salman untuk mengajarkan bacaan tahiyyat akhir kepada Yarman dan Sarvin. Siapa saja yang mengangkat dirinya untuk bersaksi bahwa hanya Allah yang ada. Bukti seseorang telah mengangkat dirinya dan benar-benar menyaksikan, ialah bahwa dia menemukan bahwa zat Allah itu bertajalli kepada Muhammad Saw. Yang menemukan tajalli Allah kepada Muhammad akan melepaskan segala atribut dirinya sehingga menemukan dirinya tiada. Ketika melihat hakikat, bahwa dirinya itu adalah tajalli Muhammad. Maka Yarman menemukan dirinya, Sarvin, Baba dan wali Allah sebelum dan setelah adalah alasan semata. Kenyataannya adalah Allah saja. Maka berbahagialah Yarman dan Sarvin. Dan Sarvin berkata. ''Sekalian manusia selain Nabi, Wali dan syuhada, hanya ekspresi citra saja.'' Pangeran tertegun dan wajahnya cerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar