Link Download

Sabtu, 16 Februari 2013

Sejarah: Fenomena dan Kebenaran


Sejarah adalah disiplin yang paling rumit. Semua teori sejarah yang telah ada dan diyakini mutkah hari ini, setidaknya hanya lima belas persen yang yang benar-benar sebagai fenomena. Sementara kebenarannya sedikit kurang dari satu persen.
   Sejarah sebagai disiplin ilmu adalah pekerjaan seperti bupati: jujur disingkirkan, tidak jujur masuk neraka. Sarjana sejarah bekerja mengutip satu-persatu dari barang bukti yang dapat didemonstrasi. Sering antara satu barang bukti dengan barang bukti lain sebenarnya tidak berhubungan sama sekali dan sering satu dengan bukti lain berjarak ratusan bahkan ribuan tatun dikemas menjadi satu teori. Bayangkan betapa besar lompatan yang dilakukan. Bagaimana bisa Sejarah dianggap sebagai disiplin yang ebjektif? Patutkah ini disebut sebagai sains?
    Betapa bebasnya sejarah ketika dia berada di tangan sastrawan yang imajinasinya berasal dari bimbingan Allah. Dia akan menghadirkan kebenaran kepada pembaca di mana tidak seorangpun tahu akan kebenaran itu sebab bukti-bukti sudah tidak bisa lagi ditemukan pada masa kini. Mereka bukan berimajinasi, laporan mereka adalah dari intuisi. Hampir seperti Nabi yang tidak melihat peristiwa tetapi mampu menceritakannya sebagai wahyu.
    Mereka tidak seperti tukang khayal yang mengkontruksi sejarah dengan cara yang berlebihan dan menggelikan. Mereka menyampaikannya supaya kita mendapatkan pelajaran, bukan sibuk berkutat dengan data dan tahun. Sejarawan yang diberi pentunjuk adalah sama dengan wali Allah. Mereka tidak sekedar menghadirkan masa lalu kepada kita tetapi mereka menghadirkan sebuah pelajaran.
      Menghadirkan barang bukti memang penting, supaya orang tidak menganggap mereka sebagai pembohong besar. Mereka yang menghadirkan sejarah atas perintah Allah pasti tidak akan bertentangan dengan barang bukti yang masih ada. Tetapi syaratnya adalah kita tidak boleh memaknai barang bukti yang ada sebagaimana kepercayaan umumnya yang telah berlaku sebab biasanya penafsiran umum yang telah ada itu adalah berasal dari mitos.
    Disiplin Sejarah jantungnya adalah sebuah barang bukti; bisa bangunan, pakaian dan perkakas, manuskrip dan fosil. Tetapi barang-barang itu sama sekali tidak berguna bila tidak mampu dikonstruksi dengan baik. Antara satu barang bukti dengan barang bukti lainnya adalah imajinasi penulis sejarah. Sebuah peristiwa yang merupakan kombinasi barang bukti dengan imajinasi juga sama sekali tidak berguna. Bahkan melihat peristiwa dengan mata kepala juga tidak berguna: kecuali sejarah dan fakta mampu menyentuh perasaan pembaca dan pengamatnya untuk melihat bertindak di masa kini dan membentuk para digma di masa depan. Karena itu dikatakan sejarah adalah: exprlosing the past, searching for the future.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar