Link Download

Sabtu, 16 Februari 2013

Kondisi Sosio-Agama Seputar Hamzah

Puji syukur akan Dzat al-'Aliy Rabbil 'alamin. Shalawat akan baginda Nabi Besar junjungan alam.

Adapun agama mulia ini dibawa langsung sahabat Baginda Rasul Saw. Seorang pencari sejati dari negeri Persia. Bertolah merek menempuh badai mengarung samudra hingga tiba di Negeri Jeumpa yang makhluk di sana amat tinggi budayanya karena adalah dia metropolis karena itu adalah tempat kapal-kapal pengarung dunia bersinggah. Adalah adanya 'amal sebelum Islam pada masyarakat Sumatra terkhususnya Negeri Jeumpa adalah amat dikuasai bangsa Persia yang datang mendakwah sebab moyang mereka adalah penyembah api dan kayu jua.
Maka tinggal saja memberi penjelasan kepada pemimpin padepokan bhavan yang mendidik semua anak sedari bayinya hingga mereka dewasa dan berkeluarga. Diberilah penjelasan akan ''Avatar'' yang mereka tunggu telah terlahir di negeri Arab dekat ka'bah batu suci. Adapun manusia terakhir yang siang malam mereka nanti telah diberi wahyu oleh Pangeran Alam Semesta.
Dan si fakir Salma sebagai khalifah da'wah bermukimlah di Tanah Jeumpa dan memperisteri princess Jeumpa. Dikarunia akan Allah putra-putra yang sehat badannya lagi ceudah elok rupanya. Putra-putra itu jua dididik di dalam bhavan hingga mereka cukup bekal agama. Putra-putra itu pergilah menyebar ke berbagai negeri di ujung Barat Sumatra. Maka menjadi Islamlah dengan izin Allah segenap negeri yang kini diberi nama Darul 'Ars- Assalam atau Aceh Darussalam.
Di Darussalam terus saja berdatangan dan singah dan menetap dan beranak pinak segala mereka yang bertauhid saja? Kenapa pula bisa? Karena di sana sesama muslih adalah satu badan juga. Dari sejak dahulu mereka yang terusi, diusir dan melarikan dir dari negerinya seperti para pengikut saidina Ali yang diusir Mu'awwiyah, para cerdik cendikia utamanya sufi yang diburu istana -istana di Timur tengah, hingga muslim Rohingya yang dikejar orang Burma menujulah tanah surga Dar al-Salam .
Maka beragam corak beragama masyarakat di sana hidup berdampingan saja. Tidak ada yang peduli isi kepalanya apa. Dan semuanya berada di belakang satu orang imam saat shalat fardu. Darussalam memang menjadi surga bagi mereka yang siasingkan, dikucilkan, dikafirkan dan diburu.
Imam Ja'far adalah ulama besar. Kejeniusan pikirannya sejalan dengan tingkat zuhudnya yang sangat tinggi. Sebagaimana anak cucu Imam Ali lainnya, melalui titah Nabi Besar Saw. mereka ditakdirkan menjadi pemimpim (pengarah) ummat manusia. Maka Imam Ja'far atas karu nia Allah diikuti ummat manusia ajarannya. Ajaran beliau adalah ajaran yang tegas, nyata dan tulus sebagaimana Islam dibawa Nabi Saw. Beliau memiliki banyak pengikut yang kelak juga banyak diikuti ummat manusia. Karena lurusnya ajaran Imam Ja'far, maka banyak penguasa yang tidak sepakat menerapkan ajaran beliau karena dapat membuat kekuasaan mereka goyah. Akibatnya pengikut Ja'far selalu dikucilkan, dituduh sesat, bahkan juga sering dianiaya dan dibunuh. Karena itu sanagt banyak diantara mereka yang bermigrasi menjauh dari Timur-tengah. Mereka berkeyakinan pada hadits bahwa mereka harus lari menyelamatkan agama dari fitnah.
Maka berpencarlah mereka ketempat-tempat yang jauh, baik yang telah masyarakatnya menjadi muslim atau belum. Di tempat yang masyarakatnya belum bersyahadat, mereka mensyi'arkannya. Di tempat yang telah ada Islamnya, maka paling nyaman bagi mereka adalah di tanah yang masyarakatnya terbuka. Maka Durussalam adalah tempat yang paling disinggahi dan menetap mereka yang terusir karena mempertahankan keyakinan yang benar. Di Darussalam, menjadi dominanlah ajaran Imam Ja'far karena banyaknya menetap dan berdakwah ulama-ulama yang menghirdari penguasa zalim di tanah asal mereka. Sebelumnya, di Darussalam keterbukaan adalah menjiwa. Namun itu, timbilnya beragam pemaaknaan dalam mempelajari Islam tetap saja berlaku, tetapi mereka selalu taat kepada otoritas ulama yang lebih tinggi dari mereka. Ulama-ulama yang datang sejak kepergian Salman tetap saja ada. Ulama yang lebih dahulu berada atau berlahir di Darussalam mengakui ketinggian ulama yang baru hadir kalau yang baru hadir memang tinggi. Juga ulama yang yang baru hadir mengakui ketinggian ulama yang telah lebih dahulu ada atau hadir lebih dahulu jika memang yang lahir di situ dan lebih dahulu hadir lebih tinggi. Kerena ini, perdebatan dan perselisihan tidak boleh ada. pluralitas, ragam corak disatukan oleh otoritas tinggi.
Berkat besarnya pengaruh para pengikut Imam Ja'far di Darussalam, maka sebuah kerajaan Islam Peureulak yang masyhur dikenal dengan corak Syi'ah. Penyebutan bahwa Syi'ah adalah ajaran di Peureulak karena di zaman mutakhir ditemukan kesamaan ritual dan ajaran antara Syi'ah di Persia yang berkembang pada zaman kesultanan Syafawi hingga Republik Islam Iran. Padahal masyarakat Peureulak adalah mengamalkan ajaran Imam Ja'far.
Syafawi dibangun oleh pengikut Ja'far yang setia, yang mereka selalu ditindas sejak Mu'awwiyah. Demikian juga kerajaan Peureulak. Dan sejatinya tidak hanya di Negeri Samudra, seluruh Ujung Barat Sumatra corak beragama masyarakat adalah ajaran Imam Ja'far. Sementara ajaran-ajaran ulama lain menjadi populer di pelosok lain bumi ini karena penguasanya tidak nyaman dengan ajaran Ja'far. Penguasa-penguasa di kawasan selain Darussalam umumnya lebih memilih ajaran Malik, Syafi'i, Hanafi dan Hambali karena kebetulan ajaran tersebut mengapresiasi kedaulatan sultan. Dikatakan kebetulan karena memang kebetulan. Sebab ulama-ulama itu sendiri tidak menyengajakan ajarannya untuk membenarkan penguasa tertentu. Fantastic Four Syafi'i, Malik, Hanafi dan Hambal menjadi populer karena dipakan dan dipaksakan penguasa kepada mayoritas untuk diamalkan. Ulama-ulama pengikut Fantastic Four digaji besar dengan mengajarkan itu kepada masyarakat. Tetapi di Darussalam tidak demikian. Masyarakat di sana malah telah dipengaruhi ajaran Ja'far dan semakin kokoh seiring banyaknya ulama pengikut Imam Ja'far yang datan dan semakin berkembangnya ajaran tersebut. Para khalifah di Darussalam tidak dipilih karena keturunan tetapi mengikut kepada restu daripada imam tertinggi. Kalaupun anak raja tidak direstu Imam Besar, maka tidak ridha rakyat akan dia menjadi raja. Lagipula pun sering khalifatnya adalah anak raja yang fakih adanya, tinggi derajatnya dan diab'ahlah oleh ulama. Unik kiranya kerena di sana sepanjang masa khalifahnya dan serta Imam Besar juga adalah anak keturunan Saidina Ali. Tidak hanya di situ saja hampir semua penjuru selain Timur-Tengah kecuali Safawi Imam Besar serta khalifah adalah anak Cucu Saidina Ali juga. Ini karena titah Nabi ''keturunanku adalah dari Fatimah puteriku.''
Ajaran Imam Ja'far begitu sangat mementingkan syariat yang memiliki isi yakni thariqat, hakikat dan ma'rifat. Tingkat-tingkat itu ditempuh secara disiplin dan bertahap oleh setiap pelajar dan ulama. Harmat mereka kepada siapa yang telah berada di atas mereka. Dalam bhavan senioritas sangat diutamakan karena kedalaman pengetahuan yang di atas mereka. Maka maklum kita kenapa banyak sufi dan aulia yang lahir dan hidup di Darussalam. Karena mereka beroleh ajaran yang benar dari sumber yang benar tentang yang benar. Adapun mereka punya disiplin yang baik dalam belajar. Mereka diajar dan diberi pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman akal serta tingkat latihan diri dalam beramal. Semakin baik pemahaman dan amalan, maka semakin tinggi ajaran dan latihan yang diberikan.
Ulama-ulama yang telah mencapai tingkat yang tinggi dalam makam ma'rifat tidak akan membicarakan pengalamannya kepada yang tidak layak. Orang yang berbicara pengalamannya kepada orang yang dibawah pengalaman dirinya berarti adalah telah cukup menjadi bukti tunggal dan paling kuat bahwa orang tersebut sebenarnya tidak mengalaminya. Kalaupun mereka menulis pengalaman itu, mereka akan memberi peringata-peringatan tertentu. Dan Allah tidak akan memperkenankan pemahaman kitab-kitab yang tinggi kepada orang yang rendah dan masih rendah.
Demikian juga pelajar tidak akan mencuri-curi kitab (bila ada) yang belum jua mejadi haknya. Lagian jua, bahwa tradisi pengajaran melalui kitab adalah sangat langka dan hampir tiada. Pengajaran konsep hanya melalui lisan ulama dan latihan adalah dengan badan sendiri. Kitab-kitab ada ditulis Imam Besar dari kerajaan tertentu sebagaimana Jeumpa, Peureulak dan kelak Samudra Pasai adalah karena permintaan khalifat sebagai dokumetasi fatwa bagi masyarakat atau juga sebagai nasihat yang diminta khalifat sendiri bagi dirinya. Ada jua ditulis kitab oleh guru besar di bhavan kepada beberapa orang saja murud di bawahnya supaya menjadi podoman dan ajaran bagi diri mereka dalam melangkah keatas dari posisi yang ada dan tentunya titah pena itu tiada pernah disebar luar kecuali sebagai dijadikan pedoman bagi mereka.
Banyak jua ajaran-ajaran tinggi yang telah ditulis tetapi tidak bisa kita temukan karena memang hanya dituliskan kepada orang-orang tertentu dan sejak awal memang disembunyikan. Dalam dokumentasi kita hanya dapat menemukan naskah tertua adalah Hikayat Raja Peureulak. Dalam kitab ilmu, yang tertua hanya karya Hamzah Fansuri. Maka dipertanyakanlah kepada kita putra Pasai karena telah mejadi sarjana untuk memberikan keterangan sosio-agama terkait Hamzah.
Bismillahirrahmanirrahi. Allah saja yang menjalankan jari-jari ini. Tiada kuasa sama sekali Miswari si fakir ini memberi ketarangan apatah lagi petunjuk kepada manusia. Maka saya yang hina berkata bahwa sejak Mu'awwiyah yang kejam lagi zalim memaksakan kuasa kepada kaum muslim maka terusirlah mereka yang teguh pada kebenaran. Mereka yang terusir banyak yang segera ke Darussalam dan banyak pula yang ke Perisa, juga bermukim di Gujarat. Di samping banyak pula yang ke Soviet dan Afrika. Adapun sering pemegang teguh kebenaran dari Persia berpindah-pindah ke Gujarat dan kepada Darussalam. Mereka pemegang teguh kebenaran tidak pernah mengikut perintah dan petunjuk sebagaimana pendaki gunung mengikut peta dan petualang mengikut kompas. Mereka bergerak adalah mengikut saja kepada jiwanya yang dikendalikan Allah Subhanahu wa Ta'aala.
Maka masyarakat Darussalam yang metropolis dan inklusif tetapi sangat taat pada otoritas ulama menjalankan agama yang kukuh kepada syrariat yang tidak gersang karena mereka kenal akan thariqat, hakikat dan ma'rifat. Sekalipun kepada umum ajaran thariwat, haqiqat dan makrifat tiada diajarkan sebelum menerak mantap dalam syariat. Tetapi umumnya mereka adalah menganut syariat tidak sebatas kulit tetapi diserta pula haqiqat sebab telah mereka semua dibesarkan dengan ajaran yang mantap di dalam bhavan atau kini kita sebut dayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar