Link Download

Senin, 24 Desember 2012

Taman Orang-orang yang Berbahagia

aman Orang-orang yang Berbahagia

(Ispired by ta'lim kitab Al-Isyarat Wattanbihat with Dr. Abdelaziz Abbaci. Allah, kami memohon kemuliaan pada guru kami dan pengarang kitab kajian ini)

Di dunia ini hanya ada dua tipe orang: orang baik dan orang buruk. Mereka bisa berasal dari kawasan mana saja, memeluk agama apa saja, berbahasa ibunya, keturunan raja maupun hamba, berprofesi apa saja. Orang baik dan orang buruk tidak bergantung pada apa yang ia pikirkan dan tidak berpengaruh pada apa saja tindakannya. Orang baik bisa tidak senyum dan menegur anda, bisa saja orang buruk begitu ramah dan lemah lembut. Dunia ini sebenarnya disediakan untuk orang baik, sementara orang buruk hanya menumpang saja. Orang baik itu tidak ramai, orang buruk berserakan di jalan raya, trotoar dan kantor-kantor.
Orang buruk adalah mereka yang selalu sibuk mencari kebahagiaan namun tidak akan pernah menemukan. Orang baik duduk-duduk saja dan bahagia selalu menyertainya, menyatu dengan dia: bahagia dan dia adalah satu kesatuan tidak bisa dipisah. Orang buruk boleh mencincang badan orang baik dan memakannya. Bisa saja darah orang baik mengalir di urat orang buruk, tetapi tidak sedikitpun bahagia bisa dibagi.
Orang baik adalah orang yang berilmu. Orang berilmu adalah cahaya. Orang berilmu akan hadir di pelosok negeri manapun, melewati apapun menuju majelis ilmu. Seterjal apapun lembah, sederas bagaimanapun hujan, selebar-lebar sungai cahaya dengan cahaya adalah satu. Selain cahaya adalah ketiadaan. Yang ada adalah cahaya. Maka tiada jarak cahaya dengan cahaya, karena cahaya adalah satu.
''Iklaih thah hatee bah pih lan ujeun/ alue meu linteung kamoe jeumeurang'.'
Cahaya itu dari Allah. Dari Allah kepada hamba mu'min. dari Allah hanya cahaya. Cahaya Dia limpah pada siapa yang baik saja. Bagaimana bisa melihat jarak dalam cahaya.
Cahaya dengan ilmu adalah hal yang satu. Pengetahuan bukan teori, apalagi dialektika. pengetahuan adalah cahaya, dia adalah teori persepsi akan cahaya. Amal baik adalah cahaya. Ini adalah Kebahagiaan Sejati. Orang buruk boleh punya teori, amalnya buruk, pengetahuannya hanya yang semu, tang tiada, artinya tidak tahu juga. bahagianya adalah bahagia pura-pura, artinya tidak bahagia. Ada bupa orang buruk tidak punya teori, sekalipun moralnya bak, kalaupun pengetahuannya ada, maka tetap saja pengetahuannya tidak nyata sekalipun dianggap ada. maka orang begini adalah kesesatannyata. ada juga orang yang teorinya baik, moralnya baik tapi tidak punya pengetahuan, maka relatif baginya kesesatannya. Maka artinya sesat juga.
Tetap nyata ada manusia yang teorinya buruk, moralnya baik, tapi pengetahuannya pincang, maka nyatalah pincang dia dari cahaya: maknanya buruk juga. Orang yang peorinya buruk, moralnya jahat, sekalipun pengetahuan ada, tetap saja gelap: gelap adalah ketiadaan. Tahukah raja kegelapan, ia itu tanpa teori, tak bermoral dan tidak punya pengetahuan. Dia memimpin segala golongan tersebut di atas kecuali yang pertama, yakni Bahagia Sejati.
kebahagiaan adalah keterlepasan dari kecenderingan kepada materi. Dunia dan materi adalah kegelapan. Bila lepas dari gelap, maka hanya bersama cahaya. Zakat, sedekah dan infak adalah salah satu cara melepaskan kecenderungan kepada kegelapan. Sedekah itu bukanlah melepaskan dari apa yang tidak kita perlukan atau tidak sukai lagi, tetapi karena tujuannya adalah melepaskan kecenderungan, maka tentunya melepaskan dari kecenderungan pada hal-hal yang disukai. Karena materi adalah gelap, gelap adalah tiada cahaya. Cahaya adalah Nur Allah.
Siapa yang melepaskan gelap, maka cahaya baginya. Dia adalah muntanazzih. Muntanazzih shalat karena pengetahuan, karena dia sadar akan cahaya. Dia berahikan (himmah) Nur. Siapa yang berahikan cahaya maka dialah 'urafa, yakni orang yang selalu zikir akan Alla dimanapun dia punya badan, selagi apapun dia punya pekerjaan. siang malam rindu cahaya, pagi dan petang berharap perjum paan. tasbih dan takbir akan Allah di hati tiada pernah lekang. Dengan dunia tiada terasing, kepada materi tiada bergantung. Mereka adalah wali-wali Allah yang melakukan empat perjalanan.
Dia adalah makhluk menuju Khaliq. Dalepaskan keterikatan materi menyongsong Wujud. Dia bersama cahaya dan sentiasa dalam cahaya. Dia bersama Wujud dan menjadi perantara menghantar cahaya pada segenap ciptaan. Dia bersama makhluk-makhluk dan bersama makhluk-makhluk, dia menerangi dengan Cahaya Al-Haqq.
Mereka adalah wali-wali Allah. Karena mereka hujan masih turun dan matahari tidak menghentikan sinarnya. Karena mereka bintang masing bergelantung di ujung langit. Karena mereka jua jangit tidak rubuh menimpa.
Dengan zikir: tasbih dan takbir cahaya diharap. Allah sejati tak perlu disuci karena Dia Maha Sici, takbir kita tidak merubah keagunganNya. Apa itu tasbih, hanya usaha hamba melepaskan diri dari noda sedari pikiran mulai bekerja. Takbir adalah ikhtiar seorang 'abid mejuju Ilah. Kebenarang hanya dari Allah. kebenarah hanya Dia. Dia. Dia.

ICC, 19-12'12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar