aman Orang-orang yang Berbahagia
(Ispired by ta'lim kitab Al-Isyarat Wattanbihat with Dr. Abdelaziz
Abbaci. Allah, kami memohon kemuliaan pada guru kami dan pengarang kitab
kajian ini)
Di dunia ini hanya ada dua tipe orang: orang
baik dan orang buruk. Mereka bisa berasal dari kawasan mana saja,
memeluk agama apa saja, berbahasa ibunya, keturunan raja maupun hamba,
berprofesi apa saja. Orang baik dan
orang buruk tidak bergantung pada apa yang ia pikirkan dan tidak
berpengaruh pada apa saja tindakannya. Orang baik bisa tidak senyum dan
menegur anda, bisa saja orang buruk begitu ramah dan lemah lembut.
Dunia ini sebenarnya disediakan untuk orang baik, sementara orang buruk
hanya menumpang saja. Orang baik itu tidak ramai, orang buruk berserakan
di jalan raya, trotoar dan kantor-kantor.
Orang buruk adalah
mereka yang selalu sibuk mencari kebahagiaan namun tidak akan pernah
menemukan. Orang baik duduk-duduk saja dan bahagia selalu menyertainya,
menyatu dengan dia: bahagia dan dia adalah satu kesatuan tidak bisa
dipisah. Orang buruk boleh mencincang badan orang baik dan memakannya.
Bisa saja darah orang baik mengalir di urat orang buruk, tetapi tidak
sedikitpun bahagia bisa dibagi.
Orang baik adalah orang yang
berilmu. Orang berilmu adalah cahaya. Orang berilmu akan hadir di
pelosok negeri manapun, melewati apapun menuju majelis ilmu. Seterjal
apapun lembah, sederas bagaimanapun hujan, selebar-lebar sungai cahaya
dengan cahaya adalah satu. Selain cahaya adalah ketiadaan. Yang ada
adalah cahaya. Maka tiada jarak cahaya dengan cahaya, karena cahaya
adalah satu.
''Iklaih thah hatee bah pih lan ujeun/ alue meu linteung kamoe jeumeurang'.'
Cahaya itu dari Allah. Dari Allah kepada hamba mu'min. dari Allah
hanya cahaya. Cahaya Dia limpah pada siapa yang baik saja. Bagaimana
bisa melihat jarak dalam cahaya.
Cahaya dengan ilmu adalah hal yang
satu. Pengetahuan bukan teori, apalagi dialektika. pengetahuan adalah
cahaya, dia adalah teori persepsi akan cahaya. Amal baik adalah cahaya.
Ini adalah Kebahagiaan Sejati. Orang buruk boleh punya teori, amalnya
buruk, pengetahuannya hanya yang semu, tang tiada, artinya tidak tahu
juga. bahagianya adalah bahagia pura-pura, artinya tidak bahagia. Ada
bupa orang buruk tidak punya teori, sekalipun moralnya bak, kalaupun
pengetahuannya ada, maka tetap saja pengetahuannya tidak nyata sekalipun
dianggap ada. maka orang begini adalah kesesatannyata. ada juga orang
yang teorinya baik, moralnya baik tapi tidak punya pengetahuan, maka
relatif baginya kesesatannya. Maka artinya sesat juga.
Tetap nyata
ada manusia yang teorinya buruk, moralnya baik, tapi pengetahuannya
pincang, maka nyatalah pincang dia dari cahaya: maknanya buruk juga.
Orang yang peorinya buruk, moralnya jahat, sekalipun pengetahuan ada,
tetap saja gelap: gelap adalah ketiadaan. Tahukah raja kegelapan, ia itu
tanpa teori, tak bermoral dan tidak punya pengetahuan. Dia memimpin
segala golongan tersebut di atas kecuali yang pertama, yakni Bahagia
Sejati.
kebahagiaan adalah keterlepasan dari kecenderingan kepada
materi. Dunia dan materi adalah kegelapan. Bila lepas dari gelap, maka
hanya bersama cahaya. Zakat, sedekah dan infak adalah salah satu cara
melepaskan kecenderungan kepada kegelapan. Sedekah itu bukanlah
melepaskan dari apa yang tidak kita perlukan atau tidak sukai lagi,
tetapi karena tujuannya adalah melepaskan kecenderungan, maka tentunya
melepaskan dari kecenderungan pada hal-hal yang disukai. Karena materi
adalah gelap, gelap adalah tiada cahaya. Cahaya adalah Nur Allah.
Siapa yang melepaskan gelap, maka cahaya baginya. Dia adalah
muntanazzih. Muntanazzih shalat karena pengetahuan, karena dia sadar
akan cahaya. Dia berahikan (himmah) Nur. Siapa yang berahikan cahaya
maka dialah 'urafa, yakni orang yang selalu zikir akan Alla dimanapun
dia punya badan, selagi apapun dia punya pekerjaan. siang malam rindu
cahaya, pagi dan petang berharap perjum paan. tasbih dan takbir akan
Allah di hati tiada pernah lekang. Dengan dunia tiada terasing, kepada
materi tiada bergantung. Mereka adalah wali-wali Allah yang melakukan
empat perjalanan.
Dia adalah makhluk menuju Khaliq. Dalepaskan
keterikatan materi menyongsong Wujud. Dia bersama cahaya dan sentiasa
dalam cahaya. Dia bersama Wujud dan menjadi perantara menghantar cahaya
pada segenap ciptaan. Dia bersama makhluk-makhluk dan bersama
makhluk-makhluk, dia menerangi dengan Cahaya Al-Haqq.
Mereka adalah
wali-wali Allah. Karena mereka hujan masih turun dan matahari tidak
menghentikan sinarnya. Karena mereka bintang masing bergelantung di
ujung langit. Karena mereka jua jangit tidak rubuh menimpa.
Dengan
zikir: tasbih dan takbir cahaya diharap. Allah sejati tak perlu disuci
karena Dia Maha Sici, takbir kita tidak merubah keagunganNya. Apa itu
tasbih, hanya usaha hamba melepaskan diri dari noda sedari pikiran mulai
bekerja. Takbir adalah ikhtiar seorang 'abid mejuju Ilah. Kebenarang
hanya dari Allah. kebenarah hanya Dia. Dia. Dia.
ICC, 19-12'12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar