Kalian sedang mengasah pisau untuk mekim perut anak-anak kalian sendiri. Maka kuminta hentikan tindakan-tindakan kekanak-kanakan yang membahayakan diri kalian. Kalian s
eperti bayi yang menyetir mobil: membahayakan diri dan orang lain.
Anak-anak kalian tidak kalian besarkan dengan makanan yang halal, bagaimana bisa kalian mengharap mereka bisa menjadi sosok dalam imajinasi. Kamu memaksa supaya tangan dipotong bagi pencuri. Ini berarti kalian tidak hanya telah berhenti memberi makan bocah-bocah miskin, tetapi telah menyumbat mulut mereka.
Sadarlah wahai rakyat bangsaku, setiap gejolak agama selalu provokasi. Kamu ingin merejam yang bercinta. Tetapi kemarin aku mendengar kalian berkata: lebih baik banjir bandang daripada banjir setengah bayi di selokan-selokan pinggir jalan.
Kalian selalu biang air kecil sembari berdiri. Tapi memaksakan diri menjadi imam. Kalian berdiri di tengah jalan untuk memungut uang dari belas kasihan pengguna jalan untuk membangun masjid besar dan megah. Supaya kalian dianggap serambi makkah dan gemar beribadah. Kalian seperti monyet yang mengemis makanan di pinggir jalan pegunungan Seulawah.
Kalian beragama seperti kambing tua yang naik sepeda sementara matanya sudah dicongkel dua-dua kemarin sore oleh anak-anak kalian di sela-sela waktu sibuknya seharian bersekolah dan belajar bahasa Inggris sepanjang malam.
Anak-anak kalian tidak kalian besarkan dengan makanan yang halal, bagaimana bisa kalian mengharap mereka bisa menjadi sosok dalam imajinasi. Kamu memaksa supaya tangan dipotong bagi pencuri. Ini berarti kalian tidak hanya telah berhenti memberi makan bocah-bocah miskin, tetapi telah menyumbat mulut mereka.
Sadarlah wahai rakyat bangsaku, setiap gejolak agama selalu provokasi. Kamu ingin merejam yang bercinta. Tetapi kemarin aku mendengar kalian berkata: lebih baik banjir bandang daripada banjir setengah bayi di selokan-selokan pinggir jalan.
Kalian selalu biang air kecil sembari berdiri. Tapi memaksakan diri menjadi imam. Kalian berdiri di tengah jalan untuk memungut uang dari belas kasihan pengguna jalan untuk membangun masjid besar dan megah. Supaya kalian dianggap serambi makkah dan gemar beribadah. Kalian seperti monyet yang mengemis makanan di pinggir jalan pegunungan Seulawah.
Kalian beragama seperti kambing tua yang naik sepeda sementara matanya sudah dicongkel dua-dua kemarin sore oleh anak-anak kalian di sela-sela waktu sibuknya seharian bersekolah dan belajar bahasa Inggris sepanjang malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar