Link Download

Minggu, 22 Juli 2012

Sepuluh Tahun Bersama PII

Sepuluh tahun yang lalu, kami bermain bersama. Remaja. Usia labil, segala yang kami suka, itu artinya kami anggap baik. Jam malam diberlakukan. TNI berpatroli, GAM kesana kemari; kedua kelompok itu sulit dibedakan, kaduanya berpakaian loreng, kadua kelompok itu menyeramkan. Kami tak peduli. Kami bermain-main diantara peluru-peluru mereka yang beterbangan.
Sepuluh tahun yang lalu beberapa teman mengajak untuk ikut acara ''pesantren kilat''. Yang membuat saya tertarik adalah cuma membayar lima ribu rupiah saja dapat makan sahur dan dan menu buka puasa selama seminggu, sepanjang acara. Itu artinya cuma bayar satu kali, dapat gratis tiga belas kali. Harga nasi waktu itu adalah lima ribu rupiah. Itu luar biasa sekali. Kapan lagi dapat kesempatan hebat begitu. Kapan lagi? Maka training itupun saya ikuti. Hari pertama dan kedua tampak membosankan. Hanya gadis-gadis peserta lain yang cantik-cantik yang membuat saya bertahan, tak ada yang lain. Sore hari ke tiga semuanya tampak lain, begitu berbeda. Ada rasa yang tak terangkum kata. Sejak hari ketiga itulah, daya magis PII terus membuat saya selalu ingin dekat dengannya. PII telah mengantarkan saya keliling Indonesia, hampir saja ke liling dunia, tapi belum memiliki paspor dan sedikit alergi naik pesawat adalah alasan lain keliling dunia tertunda.
Kini telah sepuluh tahun bersama PII. Segala yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya, sudah saya raih. Esok, entah pengalaman dan pengetahuan apalagi yang akan diberikan Allah Swt melalui PII, saya tidak bisa berandai-andai. Bukankan khayalan tertinggi, imajinasi terliar, dilampaui pengalaman, itulah bersama PII.
Kadang saya pikir PII adalah kutukan, begitu sulit dilepaskan. Tapi kalau ada kutukan dalam kebaikan, hanya PII.

Antara Pulai Jawa dan Pulau Sumatera, Rabu 18 Juli 2012 pkl. 02.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar