Bila mengambil yang sebagian, maka
tentunya yang keseluruhan tidak terhimpun di dalamnya. Namun bila
mengambil keseluruhannya, tentunya yang sebagian sudahlah berada di
sana. Mengambil yang sebagian, tentu tidak dapat memastikan yang inti
telah diambil. Kalau saya mengatakan ''saya melihat hewan'' maka boleh
juga saya mengatakan ''saya tidak melihat kambing'', tapi saya
tidak mungkin mengatakan ''saya tidak melihat makhluk yang bergerak''.
Seseuatu yang lebih spesifik bila ditunjuk pastilah telah melalui
sesuatu yang tidak lebih spesifik darinya. Sesuatu yang lebih spesifik
bila ditunjuk memunginkan pengabaian hal yang lebih spesifik setara
terabaikan.
Aksoma ini menuntut kita mencari sesuatu yang tidak
memiliki kesamaan. Yang diperlukan adalah suatu mahiyah yang sama
sekali tidak memiliki kesamaan dengannya. Kalau kita mengambil sebuah
genus benda hidup, maka dia punya beberapa kesamaan dengan genus lain
yaitu benda mati. Kalau mengambil spesies kambing, maka kambing punya
beberapa persamaan dengan mahiyah lain seperti sapi. Seterusnya
menghentikan kita pada kategori aksiden yang disepakati saja sepuluh
jumlahnya di sini, yakni: substansi, kuantitas, kualitas, relasi,
postur, akara spasial (aina), akasa temporal (mata), posesi (hubungan
dengan di sekitar), aksi dan pasi. Bila suatu mahiyah yang paling
sederhana masih memiliki yang lain yang identik, yaitu sama-sama
sederhana, maka itu artinya mahiyah tersebut belum sederhana. Karena itu
perlu dicari lagi sehingga ditemukan satu mahiyah yang paling
sederhana. Dari mahiyah yang sederhana itu kita dapat mencari apakah
mahiyah atau wujud yang lebih mendasar?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar