Link Download

Jumat, 25 Mei 2012

George Friedrich Wilhelm Hegel


Saya kenal Hegel melalui guru besar saya Sir Muhammad Iqbal dalam karya besarnya 'The Reconstruction of Relegious Thought in Islam'. Selanjutnya saya mencoba mengenal murid Immanuel Kant ini melalui karya kecil Paul Stratern. Yang mengesankan saya adalah sikap hormatnya yang begitu besar pada Kant. Dia selalu angkat topi setiap keluar karya Kant. Pada masa hidupnya kondisi Jerman sedang tidak stabil. Revolusi Prancil sudah menjalar hingga Prussia. Sekalipun begitu Hegel pada beberapa sisi dia mendukung rovolusi ini.
    Hegel adalah pemikir besar. Saat saya sedang menulis ini, belum ada pemikir Barat yang lebih besar sesudahnya. Pemikirannya dijadikan asas resmi Negara Jerman hingga saat ini. Katanya, manusia seutuhnya adalah manusia yang mengabdi pada negaranya. Menurut Hegel. Negara yang lebih baik adalah negara yang otoriter. Ini bukan berarti dia mengabaikan pentingnya tugas negara untuk memberi ruang pada setiap warganya untuk mengapresiasikan potensi mereka. Hegel mengatakan negara wajib memfasilitasi warganya dalam mengembangkat bakat dan kemampuan mereka.
    Salah satu kalimat Hegel yang terkenal adalah: ''Mereka yang tidak mempelajari Sejarah akan dipaksa mengulangnya''.  Hegel lahir pada 1770 dan meninggal pada 1831. Pemikiran Hegel paling penting adalah mengenai tesis-antitesis-sintesis. Setiap informasi ataupun wacana dijadikan sebuah tesis, tesis ini dibenturkan dengan antitesis. Kombinasi kedua ini melahirkan sintesis. Sintesis kemudian dijadikan tesis baru lagi. Demikian seterusnya. Dengan cara seperti ini, sejarah terus bergerak hingga mencapai pengetahuan absolut. Sayangnya, dalam realitas, yang absolut ini dikatakan Hegel adalah revolusi Prancis.
    Saya sendiri amat yakin hingga tidak terlihat celah sedikirpun bahwa secara idea, Ide yang Absolut itu adalah Kitab Suci Al-Qur'an. Sementara dari segi individu manusia adalah Muhammad Saw. Dan dari segi gerakan sosial adalah pembukaan kota Mekkah. Bila Selanjutnya setelah Absolut ini tercapai, maka selanjutnya adalah riak-riak kecil. Kitab-kitab suci sebelum Al-Qur'an, para nabi sebelumnya, dan segala kondisi setiap sepeninggalan nabi-nabi adalah proses sintesis tersebut.  Kebesaran Dinasti Abbasiyah, para filosof Muslim yang cemerlang dan karya karya para sarjana muslim yang begitu mencengangkan, adalah riak riak kecil itu.
    Ada pula, yang mengait-ngaitkan Ide Absolut itu sebagai alam akhirat. Mengait-ngaitkan ini dengan eskatologi Ibn Rusyd yang rasional itu menarik juga. Kita juga dapat mengaitkan Ide Absolut tersebut dengan Yang Maha Mutlak. Dalam pemikiran dan perenungan pikikiran kita, Yang Tunggal pasti akan ditemukan. Ada yang mengkritik sistem Hegel, katanya bila salah satu atau kedua dari tesis dan antitesi keliru, maka mustahil melahirkan sebuah sintesis yang benar. Tapi bila cara pandang kita adalah teori kebenaran Ganda Ibn Rusyd, maka persoalan ini terjawab. Lagi pula teori Hegel ini saya kira cuma sebuah sistem, jadi dianya tidak perlu terburu-buru dikaitkan dengan isi dari sistem.
      Hegel menolak pernyataan Kant yang menganggap materi itu partikular, parsial, terpisah satu dengan yang lainnya dan membaginya ke dalam dua belas kategori aksiden. Bagi Hegel, segala hal yang ada itu berhubungam satu dengan yang lainnya, tidak mungkin terpisah. Teorinya ini mirip teori kuantum yang baru dikenal pada abad kedua puluh.
     Filsafat Hegel memang terlalu abstrak. Karena memang semakin abstrak sesuatu, semakin dia mengandung misteri. Misteri-misteri inilah yang selalu mengundang rasa ingin tahu orang setelahnya untuk menyingkap apa yang belum tersingkap dari pemikiran tokoh besar ini. Konon ada yang mengatakan bahwa filsafat pasca Hegel hanya berjuang untuk merobohkan filsafat kokoh yang dibangun Hegel.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar