Link Download

Minggu, 22 April 2012

Romantisme: Filsafat Barat

Seorang Profesor Fisika ketika melihat seorang bocah akan ditabrak sepeda motor akan langsung lahir secara reflek dari dirinya untuk menyelamatkan anak itu. Profesor itu tidak terlebih dahulu mengukur posisi motor dengan bosah, memperkirakan berat motor, kecapatannya, berat bocah dan seperti apa kondisi anak bila tertabrak.
    Analogi semacam ini dipakai oleh kalangan romantisme untuk membuktikan bahwa kita hidup dan mengkonstruksi dunia melalui emosi kita. Emosi, seperti yang saya paparkan dalam pembahasan tentang Berkeley, adalah yang nyata bagi realitas eksternal dan internal.
     Romantisme malah menganggap segala macam sains itu dibentuk untuk mendegradasikan manusia. Menurut mereka, Astronomi dibangun dengan tahayul. Kita kenal sekarang astrologi masih dipakai untuk memprediksi nasib manusia yang paparannya sangat abstrak atau normatif. Misalnya dikatakan Anda akan memperoleh keberuntungan minggu depan. Makna 'memperoleh keberuntungan' ini tidak dapat diukur bahkan secara kasar sekalipun: Anda ditabrak mobilpun dan kaki kiri harus diamputasi juga masih dapat disebut 'untung' karena tidak meregang kaki.
     Ilmu Geometri dikatakan kaum romantis adalah ilmu yang lahir daati ketamakan manusia. Manusia merencanakan dan melakukan pembangunan fisik menggunakan ilmu ini. Mereka memberikan ukuran-ukuran tertentu untuk mewujudkan keserakahan mereka, penurutan hawa nafsu. Bahkan geometri juga dipakai dalam memodifikasi wajah manusia dengan riasan-riasan.
       Seni Berdebat atau Dialektika adalah ilmu yang dipakai untuk mewujudkan ambisi. Dialektika dipakai untuk menjatuhkan lawan dengan terhina dan mempertahankan argumen pribadi untuk mencapai ambisi.
    Ilmu Etika adalah konstruksi daripada kesombongan. Manusia melakukan cara dan aturan makan tertentu yang mereka sebut beradap padahal untuk memaerkan menu makanan, peralatan dan perhiasan yang mereka miliki. Bagi kaum romantis, seharusnya manusia tanpil apa adanya, tidak berbohong, harus tampil alamiah dan tidak membangga-banggakan diri.
      Ilmu Fisika juga mereka sebut dilahirrkan dari kemalasan manusia. Mereka ingin cara yang mudah untuk menjawab suatu pertanyaan tentang realitas alam. Ilmu ini juga dipakai untuk menjadikan suatu pekerjaan menjadi mudah sebab faktor kemalasan.
      Romantisme punya kecenderungan supaya manusia kembali ke zaman di mana mereka pernah hidup berdamai dengan alam, tanpa eksplorasi, tidak banyak ambisi. Fritjof Capra mungkin dapat disebut kaum romantis sebab dia banyak mengusung tema-tema konservasi utamanya kearifan Timur. Belakangan dia mempopulerkan sains model Leonardi yang sangat saintifik tapi begitu konservatif melalui bukunya 'The Science of Leonardo' atau dalam edisi Indonesia ' Sains Leonardo'. Hebatnya Capra mampu memberikan argumen berbasis teori-teori sains mutakhir dalam upaya konservasinya. Bukankah dia adalah Doktor Fisika Teoritik.
     Menurut kaum romantis, emosi melampaui akal budi. Empirisme dan Romantisme sebenarnya sama-sama menganggap manusia hidup dalam cemkeraman, dalam kungkungan. Empirisme mencoba membebaskan manusia dari jeratan dengan mengajak mereka mengaktifkan akalbudi, memberinya metode penalaran sehingga dapat menuntun mereka menemukan kebenaran. Sementara romantisme berusaha menyadarkan manusia akan fitrah hakikinya sehingga mereka dapat hidup dengan baik dan layak tanpa menuai banyak masalah. 
      Sejaka Descartes, Spinoza dan Leibniz, rasionalisme semakin berkembang saja, namun seiring perkembangannya, kritik terhadap aliran ini juga semakin besar. Menurut mereka yang kemudian digolongkan sebagai kaum romantik, akal budi juga sebenarnya adalah bentuk emosi dari manusia. Romantisme ini tampaknya memiliki benih dari Berkeley yang menganggap realitas ekksternal hanyalah persepsi pikiran yang bersifat emosi. Salah satu tokoh terbesar romantisme adalah Rousseau.
     Gerakan romantisme ini tampaknya  baru meredup setelah kelahiran Kant. Immanuel  Kant. Gerakan ini tapi tetap hidup hingga hari ini. Banyak kaum romantik adalah para seniman, baik mereka pelukis, penyair maupun pegiat seni lainnya. Lukisan kaum romantik cenderung pada panorama alam sebab mereka melihat manusia sebagai bagian kecil dari alam yang amat luas, sekaligus mengajak manusi kembali memahami bahwa mereka harus menghormati alam dengan sangat baik. Puisi-puisi dan karya sastra lain dari kaum romantik mengandur unsur bahasa yang sangat menyentuh sehingga melibatkan emosional yang mendalam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar