Analogi semacam
ini dipakai oleh kalangan romantisme untuk membuktikan bahwa kita hidup dan
mengkonstruksi dunia melalui emosi kita. Emosi, seperti yang saya paparkan dalam
pembahasan tentang Berkeley, adalah yang nyata bagi realitas eksternal dan
internal.
Romantisme malah
menganggap segala macam sains itu dibentuk untuk mendegradasikan manusia.
Menurut mereka, Astronomi dibangun dengan tahayul. Kita kenal sekarang astrologi
masih dipakai untuk memprediksi nasib manusia yang paparannya sangat abstrak
atau normatif. Misalnya dikatakan Anda akan memperoleh keberuntungan minggu
depan. Makna 'memperoleh keberuntungan' ini tidak dapat diukur bahkan secara
kasar sekalipun: Anda ditabrak mobilpun dan kaki kiri harus diamputasi juga
masih dapat disebut 'untung' karena tidak meregang kaki.
Ilmu Geometri
dikatakan kaum romantis adalah ilmu yang lahir daati ketamakan manusia. Manusia
merencanakan dan melakukan pembangunan fisik menggunakan ilmu ini. Mereka
memberikan ukuran-ukuran tertentu untuk mewujudkan keserakahan mereka,
penurutan hawa nafsu. Bahkan geometri juga dipakai dalam memodifikasi wajah
manusia dengan riasan-riasan.
Seni Berdebat
atau Dialektika adalah ilmu yang dipakai untuk mewujudkan ambisi. Dialektika
dipakai untuk menjatuhkan lawan dengan terhina dan mempertahankan argumen
pribadi untuk mencapai ambisi.
Ilmu Etika adalah
konstruksi daripada kesombongan. Manusia melakukan cara dan aturan makan tertentu
yang mereka sebut beradap padahal untuk memaerkan menu makanan, peralatan dan
perhiasan yang mereka miliki. Bagi kaum romantis, seharusnya manusia tanpil apa
adanya, tidak berbohong, harus tampil alamiah dan tidak membangga-banggakan
diri.
Ilmu Fisika juga
mereka sebut dilahirrkan dari kemalasan manusia. Mereka ingin cara yang mudah
untuk menjawab suatu pertanyaan tentang realitas alam. Ilmu ini juga dipakai
untuk menjadikan suatu pekerjaan menjadi mudah sebab faktor kemalasan.
Romantisme punya
kecenderungan supaya manusia kembali ke zaman di mana mereka pernah hidup
berdamai dengan alam, tanpa eksplorasi, tidak banyak ambisi. Fritjof Capra
mungkin dapat disebut kaum romantis sebab dia banyak mengusung tema-tema
konservasi utamanya kearifan Timur. Belakangan dia mempopulerkan sains model
Leonardi yang sangat saintifik tapi begitu konservatif melalui bukunya 'The Science of Leonardo' atau dalam
edisi Indonesia ' Sains Leonardo'.
Hebatnya Capra mampu memberikan argumen berbasis teori-teori sains mutakhir
dalam upaya konservasinya. Bukankah dia adalah Doktor Fisika Teoritik.
Menurut kaum
romantis, emosi melampaui akal budi. Empirisme dan Romantisme sebenarnya
sama-sama menganggap manusia hidup dalam cemkeraman, dalam kungkungan.
Empirisme mencoba membebaskan manusia dari jeratan dengan mengajak mereka
mengaktifkan akalbudi, memberinya metode penalaran sehingga dapat menuntun
mereka menemukan kebenaran. Sementara romantisme berusaha menyadarkan manusia
akan fitrah hakikinya sehingga mereka dapat hidup dengan baik dan layak tanpa
menuai banyak masalah.
Sejaka
Descartes, Spinoza dan Leibniz, rasionalisme semakin berkembang saja, namun
seiring perkembangannya, kritik terhadap aliran ini juga semakin besar. Menurut
mereka yang kemudian digolongkan sebagai kaum romantik, akal budi juga
sebenarnya adalah bentuk emosi dari manusia. Romantisme ini tampaknya memiliki
benih dari Berkeley yang menganggap realitas ekksternal hanyalah persepsi
pikiran yang bersifat emosi. Salah satu tokoh terbesar romantisme adalah
Rousseau.
Gerakan
romantisme ini tampaknya baru meredup
setelah kelahiran Kant. Immanuel Kant.
Gerakan ini tapi tetap hidup hingga hari ini. Banyak kaum romantik adalah para
seniman, baik mereka pelukis, penyair maupun pegiat seni lainnya. Lukisan kaum
romantik cenderung pada panorama alam sebab mereka melihat manusia sebagai
bagian kecil dari alam yang amat luas, sekaligus mengajak manusi kembali
memahami bahwa mereka harus menghormati alam dengan sangat baik. Puisi-puisi
dan karya sastra lain dari kaum romantik mengandur unsur bahasa yang sangat
menyentuh sehingga melibatkan emosional yang mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar