Link Download

Jumat, 14 Januari 2011

Abu tidak Menulis Lagi?

“Abu kenapa tidak menulis lagi?”
“Penaku patah”
‘Iya, kah?”
“Dia tidak hadir, hatiku sepi”
“Benarkah?”
“Tidak ada inspirasi tanpanya”
“Ya, Allah. Duka seorang penyair”
“Aku membutuhkannya.
Aku merindukannya.
Tanpanya hatiku mati.
Jiwaku rapuh.
Ada yang hancut berkeping-keping tanpa dia”
“Subhanallah”
“Aku hancur tanpanya.
Hadirkan dia padaku.
Aku membutuhkannya.
Satu senyumnya seribu nafas kehidupan bagiku.
Menatap wajahnya meraut penaku:
Tintaku kan mengalir kembali di atas kanvas.
Warna-warna indah, kan berpadu dalam sebuah lukisan.
Sebuah lukisan tentang mimpi,
 tentang cinta,
tentang rindu.
Tentang sesuatu dari dalam sini;
dari dalam dada.
Tolong bawalah dia padaku.
Nafasku akan berhenti.
Dukaku kan membawa mati”
“Kasihan sang penyair kita’
“Kasihan pahlawan jiwa kita”
“Karena itu hadurkan dia padaku.
 Hadirkan dia untuk seribu nafas bagiku dan sejuta harapan untuk kalian”

Mentra 58, 08 Januari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar