Post Modernisme
KARAKTReristik
Istilah Postmodernisme pertama kali di
kemukakan oleh Frederico de Onis sekitar dasawarsa ketiga abad duapuluh.
Postmodernisme menolak segala pengkultusan
dan kemapanan. Mazhab ini menekankan pentingnya ekspresi pandangan individu.
Postmodern mengkritik pengkultusan untuk bidang apapun yang ada hubungannya
dengan manusia. Sehingga mungkin dapat dikatakan menyentuh semua bidang.
Fredric Jamerson mengatakan Postmodernisme
adalah bencana. Dia melihatnya sebagai budaya kedangkalan-kedangkalan, kepura-puraan atau kelesuan emosi, hilangnya
kesejahteraan akibat merambatnya kapitalisme hingga seni dan budaya dan
pengahambaan diri manusia terhadap produk-produk pasar sebagai cara mencari
identitas yang telah dicabut oleh kapital yang telah menhancurkan budaya yang
merupakan identitas. Jean Baudrillard mempertegas dengan menyatakan bahwa konsumsi masyarakat postmodernis telah
dikendalikan oleh produksi.
Postmodernisme
menolak kemapanan ide-ide Modern. Namun ide-ide itu telah menjadi aktual.
Sehingga, saat Postmodernisme sedang mendakwahkan anti dominasi, dominasi
sedang terjadi. Tidak akan ada hukum baku dalam sosial. Ilmu-ilmu sosial tidak
mengakui kepastian. Ilmu ini tidak memiliki bahasa yang sama. Sehingga,
sekalipun memiliki cara kerja dan tujuan yang sama sekalipun, tetap akan
dilihat berbeda karena instrumennya tidak sama.
Ilmu fisika termasuk sains murni lainnya,
tidak ada yang benar-benar relatif. Sebab, mereka punya bahasa yang sama yakni
matematika. Sayangnya, ilmu-ilmu sosial tidak mengakui bahasa yang satu.
Ilmu
fisika termasuk sains murni lainnya, tidak ada yang benar-benar relatif
sekalipun ada ttteori relativitas. Sebab, mereka punya bahasa yang sama yakni
matematika. Sayangnya, ilmu-ilmu sosial tidak mengakui bahasa yang satu.
Padahal mereka punya itu, yakni logika. Penolakan sebagian ilmuan sosial untuk
menjadikan logika sebaga bahasa adalah karena mereka mengira retorika,
dialektika dan kegalatan berpikir adalah bagian dari logika. Padahal itu semua
bukan logika tetapi adalah bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam
kajian logika. Tugas filosof adalah menetapkan hukum logika yang tetap untuk
ilmu-ilmu sosial. Kalapun haru ada beberapa modivikasi untuk subdisiplin
tertentu, itu harus dipenuhi. Tujuannya adalah agar teori-teori tentang
ilmu-ilmu sosial tidak sembarang didengungkan sebelum dapat diuji dengan
baik. Sehingga, tidak terjadi tutup
lubang gali lubang dalam ilmu-ilmu sosial.
Memang benar teori-teori akan berdialektika
sehingga mengeluarkan satu atau beberapa teori sebagai unggulan yang akan
dijadikan pegangan. Namun penetapan logika akan lebih menghemat apapun dan yang
ikuT berdialektika adalah teori-teori yang memiliki fondasi kuat dan matang
supaya menghasilkan sintesa yang bagus untuk masyarakat.
Kalangan postmodernis mungkin akan menolak
penerapan bahasa yang satu untuk membangun fondasi teori sosial. Mereka akan
menuduh tawaran ini sebagai dominasi ilmu murni atas ilmu sosial. Padahal
tawaran ini adalah tawaran untuk berpegang kepadaa prinsip-prinsip hakiki
manusia yakni akal sehat.
Timbul tenggelamnya masalah-masalah yang
dihadapi masyarakat Barat adalah karena mereka tidak memiliki sebuat sintesa
yang matang. Mereka bagaikan orang-orang yang sedang terjebak di dalam sumur
indra dan rasio.
SASTRA
Sastra menjadi bagian yang dianggap vital oleh
Postmodernis untuk menyebarkan gagasan-gagasan mereka. Seni, khususnya sastra,
dalam era Postmodernisme menawarkan kebebasan kepada masyarakat. Postmodernisme
menciptakan kesan bahwa berkarya itu mudah sehingga membuat masyarakat tidak
sulitt mengaktualisasikan bakat tanpa perlu takut atau canggung dengan strata
atau hal-hal sejenisnya yang terlalu dipertimbangkan kaum Modern. Seiring
dengan itu, sastra Postmodernisme menuntut deskipsi yang benar tentang hal-hal
yang berkaitan dengan realitas empirik. Tuntutan ini muncul untuk menghindarkan
dari kebingungan publik. Sehingga, umumnya penulis sasttra memulai dengan
observasi bahkan penelitian sebelum bekerja. Namun ketika dilakukan secara
berlebihan, karya sastra belakangan menjadi sulit dibedakan dengan karya
ilmiah. Parahnya lagi ketika data yang disuguhkan keliru karena sang sastrawan
memang bukan konsen di bidang saintifik dan akibat data yang disuguhkan telah
ditolak seiring penemuan mutakhir dalam perjalanan waktu. Parahnya lagi, bahasa
yang disuguhkan terlalu kaku, r,ef?cmvlai tidak mampu menggugah perasaan.
Ciri
sastra Postmodernisme tidak menjadikan tokoh sebagai orang yang serba bisa dan
serba tahu. Namun tokoh dijadikan sebagai sosok yang introspektif. Namun
belakangan tokoh sering tampak sebagai orang yang melankolis.
Hermeunetika Posmo
Gereja dan seni susah dipisahkan. Wilhem
Dilthey (1833-1911) didesak untuk terus belajar teologi dan diapresiasi untuk
terus menggeluti seni hingga menerbitkan sebuah buku tentang puisi dan musik
Jerman. Pemikiran hermeunetika Dilthey tidak jauh berbeda dengan Friedrick
Schleiermacher (1768-1834). Bila nama terakhir ini mengatakan sebuah teks tidak
boleh dibiarkan menjadi alien sihingga penafsir harus kembali ke masa teks di
tulis lalu merekonstruksi hal-hal terkait teks supaya maksud pengarang dapat dihayati sehingga
menjadi didipahami. Sementara Dilthey mengatakan menghayati kondisi pengarang
itu mustahil, tetapi kita dapat membayangkannya.
Kritik-kritik Gadamer sebenarnya tidak terlalu
penting. Anjurannya bahwa teks selain reproduktif tetapi juga harus produktif
adalah hal yang niscaya. Sehingga Schleiermacher tidak perlu membahas itu. Dia
sendiri sebenarnya sudah bermaksud reproduksi atas teks adalah supaya teks itu
produktif.
Falsifikasi POPPER
Karl Popper menilai, sebuah teori, perlu
anggap layak untuk sebuah realitas, barulah difalsifikasi. Bila tidak tahan uji
ini, maka ia ditinggalkan lalu dicari lagi kesesuaian teori-relitas,
difalsifikasi kembali; dan seterusnya. Menurutnya, suatu teori baru dapat
dianggap sebagai kebenaran, bila telah menemukan kesalahannya. Hanya kesalahan
yang ditemukan saja sesuatu dapat dibuk tikan kekeliruannya. Misalnya, untuk
membuktikan bahwa tidak semua angsa putih, maka cukup hadirkan satu angsa
bewarna hitam.
Popper menampakkan dirinya beraliran
Posmodernisme dengan menunjukkan keluasan dunia dalam diri manusia yang
dihayati dari dunia eksternal dengan dunia internal manusia. Menurutnya, dunia
yang dihayati adalah dunia yang benar. Yang dihayati itu adalah dunia eksternal
dan dunia psikis di dalam diri.
IMRE LAKATOS
Imre Lakatos (1922-1979) mengatakan, sebuah
teori memiliki inti teori (hard cover) yang tidak bisa membuat antar teori
diperbandingkan. Menurutnya, sains yang benar dapat menciptakan ramalan-ramalan
baru. Hard cover menurutnya bersifat sebagai penentu riset sebagai hipotesa
yang menentukan suatu program pengembangan. Untuk melindungi hard cover, ia
menciptakan lingkaran pelindung (protective belt) yang tampaknya istilah ini
berguna untuk melindungi Lakatos sendiri atas serangan teori-teorinya.
Selanjutnya dia membuat sebuah rangkaian teori, yang dimaksud sebagai koherensi
dan tuntutan untuk menghasilkan penemuan baru.
Teori epistemologi Lakator dapat ditolak secara keseluruhannya karena
hard cover yang menjadi esensi teori adalah sebuah hipotesa. Suatu hipotesa
tentunya hanya suatu asumsi, atau hanya suatu kebenaran logis yang belum tentu
benar karena belum terbukti secara empiris. sistenyang dibangun dengan model
demikian adalah karena Lakatos adalah seorang penganut rasionalis.
ANTIMETODE
Feyerabend Adalah pemikir yang berencana
menjadi asisten Ludwig Wittgensten dan Karl Popper. Meski gagal, namun ia
berbahagia karena dapat menerangkum Philosophycal Investigation karya
Wittgenstein dan menerjemahkan Open Society and its Enemy karya Popper.
Dalam pandangan Feyerabend, semakin ketat
sebuah teori, maka ia akan semakin besar kemungkinan untuk keliru karena
landasannya empirik yang diandalkan. Kerena itu, dia berpandangan, sistem
penentuan kebenaran melalui metode saintifik yang populer malah menghambat
perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga, ia berpandangan, segala cara pandang,
termasuk hal-hal yang dianggap dongeng atau mitos adalah bagian dari metode
pengetahuan. Feyerabend mengkhawatirkan sikap monopoli positivisme-logis yang
menghambat perkembangan ilmu pengetahuaan.
dekonstruksi DERRIDA
Sebagaimana Feyerabend yang menyusun sistem
anti-metode untuk membebaskan idividu untuk merumuskan sistem pengetahuan yang
bebas dari monopoli positivisme-logis, Derrida juga berpandangan hampir serupa
terkait perlakuan terhadap teks.
FENOMENOLOGI EDMUN HUSSERL
Berangkat dari pernyataan Immanuel Kat yang
mengatakan manusia hanya dapat mengetahui fenomena, Edmun Husserl (1859-1938)
berfokus untuk mengkaji tentang fenomena. Menurutnya, setiap fenomen tidak
parsial, tetapi selalu terikat dengan sejarah. Umpama filsafat Mulla Sadra yang
takkan terpahami tanpa sebelumnya memahami filsafat Ibn Sina. Atau takkan
memahami teori Einstein tanpa memahami teori Newton.
Husserl mengingatkan supaya diskursus alam
sebagaimana adanya tidak perlu dipersoalkan. Sebab, mustahil mengetahui
keseluruhan sesuatu secara menyeluruh sekaligus mendetail. Sehingga yang perlu
adalah, memahami fragmen secara filosofis. Dengan cara ini, sesuatu yang sama
sekali merugikan, yakni skeptis, dapat dibuang.
***
Kritik-Kritik Untuk POSTMODERNISME
SENJAKALA FILSAFAT
Karl Popper, Imre Lakatos, Paul Feyerabend
dan Thomas Kuhn adalah filosof postmodernis yang mendapat serangan dari
Theocharis dan Psimopoulos. Mereka menilai para filosof itu merusak ilmu dengan
melahirkan pesimisme objektivitas ilmu. (John Horgan, The End of Science:
Senjakala Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Teraju, 2005, h. 43)
Popper menentang suatu teori yang dapat
diterima sebagai sebuah objektivitas karena alasan dapat menghentikan minat
pencarian empirik. Ia menegaskan bahwa objektivitas itu berada pada
ketidaktahuan. 'Makna' dan 'tujuan' dianggapnya sebagai bagian epistemologi.
Ini adalah bagian dari alasannya mendukung subjektivitas dan menolak
objektivitas ilmu. Padahal kedua istilah itu tidak berada pada ranah
epistemologis yang dianggap kaum positivis-logis, tetapi pada ranah aksiologis,
yang hanya dapat diobjektivkan pada prinsip-prinsip dasar dan niscaya subjektif
pada segmen-segmen khusus.
Ketika Popper menyuguhkan falsifikasi yang
merupakan sistem pertemuan antara sebuah teri dengan realitas yang sesuai, dia
sedang menawarkan kesesuaian antara rasio dengan realitas. Kerena demikiannya
layaknya ilmu dibangun.
Popper memiliki masalah yang mirip dengan
Thomas Kuhn. Mereka menginginkan masalah makna dan nilai diselesaikan dalam
renah epistemologis. Popper secara tersirat menyadari kemustahilan ini dengan
mengatakan fansifikasi adalah filsafat, bukan ilmu pengetahuan. Kuhn sendiri
mengakui pernyataan ini dengan mengatakan suatu 'makna' yang ditangkap lalu
dilaporkan dengan berbeda sebagai bukti matematika bukan bahasa universal.
Bahasa universal, seperti matematika dan logika dasar, hanya efektif pada ranah
epistemologis. Masalah yang dihadapi para pemikir yang menolak bahasa universal
adalah karena mereka memaksakannya pada ranah eksiologis-praktis. Ranah ini
bukan lagi ranah epistemologis.
Filosof pasca Nietzsche umumnya sulit
mengidentivikasi tugasnya sendiri. Seperti Popper dan Kuhn, Feyerabend juga
tidak sadar bahwa teori yang masing-masing mereka tempah adalah epistemologi,
filsafat ilmu, bukan filsafat itu sendiri. Mereka merasa yang sedang mereka
tempah adalah filsafat sehingga mereka memaksakan aksiologi masuk kedalam
sistem epistemologi yang mereka bangun sehingga mereka merasa bingung sendiri.
Mereka merasa dapat menjawab segala persoalan termasuk makna dan nilai. Padahal
epistemologi tidak bisa untuk itu. Akhirnya mereka berakhir dengan ironisme
masing-masing tergantung teori yang dibangun.
SENJAKALA FISIKA
Kelupaan pembedaan epistemologi dengan
filsafat menghasilkan epistemolog abad ke-20 yang bangga dengan kelupaan. Lebih
parah lagi, fisikawan pada masa yang sama. Mereka juga mencari nilai. Yang
dimaksud 'lebih parah' adalah karena nilai itu mereka cari dalam fisika.
Padahal fisika seharusnya dapat menjadi harapan terbaik karena dianggap sebagai
disiplin yang paling objektif. Sayangnya, pada masa Postmodernisme, fisika
tidak lagi menjadi objektif. Einstein mulai melakukan pendekatan fisika secara
subjektif dengan teri relativitasnya. Selanjutnya Hessenberg memperparahnya
dengan mekanika kuantum. Hingga saat ini, penyakit subjketivitas itu semakin
menjadi-jadi dengan populernya teori superstring.
Anehnya, parafisikawan tidak menyadari
kekeliruan ini. Malah mereka berusaha keras untuk mendapatkan sebuah teori yang
mampu menggabungkan seluruh teori fisika. bayangkan saja, bagaimana bisa mendapatkan
satu teori yang dapat menjawab ragam persoalan dengan pendekatan subjektif,
padahal hal-hal yang benar-benar objektif saja seperti logika murni saja
diperdebatkan.
Fisika mutakhir semakin konyol ketika
ilmuannya hanya subuk dengan estetika quark dan entah
subjektivitas-subjektivitas apalagi yang mereka dakan dapatkan kemudian
hari.Mistikus, mungkin juga teolog, merasa gembira dengan sistem yang dimainkan
fisikawan hari ini, mereka merasa capaian fisika telah membenarkan keyakinan
mereka. Seyogiyanya kita dapat membedakan antara sains yang benar yang
merupakan hasil dari kesesuaian rasio dan empirik dengan 'cita rasa' yang
merupakan sesuatu yang tidak datang dari rasio maupun indera.
SENJAKALA ILMU PENGETAHUAN?
John Horgan, wartawan sain, berkelana
mencari sesuatu yang disebut sebagai 'Jawaban',
yang merupakan penyingkap segala realitas. Dia tertarik dengan 'Zahir' yang
merupakan ''... tanda dari segala sesuatu.... bisa berupa kompas, seekor macan,
batu, atau apa-pun. Sekali di
pandang, tak bisa dilupakan. Zahir menggenggam pikiran orang yang memandangnya
sampai semua aspek kenyataan menjadi tidak penting.'' Deskripsi Horgan (h. 79)
tentang Zahir diberi semangat oleh, Jorge Luis Borges. Penyair Argentina ini
banyak mengetahui tentang tradisi Timur-Tengah hingga tradisi mistiknya.
Sehingga, besar kemungkinan teori 'Zahir' yang dalam bahasa Arab berarti
'Jelas' Konep ini, dari ciri yang disampaikan Horgan yang dikutup di atas,
mirip dengan konsep 'Wujud' dalam tradisi filsafat dan mistisme Islam.
Teori Relativitas Einstein
Termodinamika dan statistika adalah
landasan mengenal teori Relativitas. Termodinamika adalah transformasi panas
suatu benda ke benda lain yang lebih dingin hingga tingkat panasnya sama. Gas
molekul yang tidak bisa diukur membuat teori Neuton diragukan. Kesulitan ini
memaksa ilmuan untuk menerapkan sistem probabilitas.
NILAI POSITIF POSTMODERNISME
Aktualitas manusia di zaman perkembangan
teori-teori Postmodernisme adalah pemikiran modernisme. Postmodernisme akan
memberi aktualitas yang lebih kacau daripada Modernisme. Karena itu, Postmodernisme
harus lebih cepat diatasi sebelum terjadi aktualisasi. Dan ini hanya bisa
diatasi oleh filosof, bukan epistemolog atau teolog.
Dengan efek sosial yang lebih buruk yang
diberikan Postmodernisme, dia juga memiliki beberapa teori yang akan berguna
secara positif, seperti membedakan pseudo sains dengan sains yang benar. Dan
daftar-daftar pseudosains yang dikemukakan postmodernis seperti Emre Lakatos
dan teman-temannya, adalah mazhab-mazhab yang telah memberi aktualitas yang
sangat buruk, seperti Freudian dan Darwinisme. Kesesatan teori-teori ini adalah
karena tidak memiliki akurasi antara teori dengan realitas, tidak memiliki refer. Namun perlu diingatkan bahwa
penentang-penentang Darwinian dan Freudian adalah epistemolog sofis. Sehingga
efek dari pseusoteori mereka jauh lebih berbahaya daripada Darwinisme.
****
Ulon Setia
Malam uroe hai Mando hatee lon peutheun
Keu sidroe ureung nyang sabee than ulon
cinta
Teuka rihoen lam jantoeng ulong meujangeun
Leupie lam dada
*
Teungang hai Joni Gata meunyoe peuteumuen
Bak
abah rimueng lon rupah lon jok keu gata
Beuthat nyawoeng rap abeh ulon peuteheun
Ulon
seutia
*
Hatee long nyoe hai bang teutap meusareung
Adak
meuribee thoen teutap ulon sabaa
Gaseh ngoen sayang han mungken leukang
Ulon
seutia
*
Yusniar gata dara trang nibak beuleuen
Gaseh tanyoe hana restu ureung tuha
Ulon
usaha, ulon pih rela tetutap seutia
Joni-Mandoe-Yusniar
*
''Sabuk hitam kehidupan adalah menertawakan
kesudahan.'' (AH)
*
Pendidikan dimulai sebelum ayah dan ibu
bertemu. Pendidikan ditentukan oleh asupan makanan ayah dan ibu sebelum bercampur.
Asupan makanan ayah dan ibu adalah fondasi penentu watak anak. Bila kualitas
spiritual sumber makanan ayah dan ibu tidak baik, maka watak anak akan buruk.
Padahal partikel-partikel atom yang dimakan ibu dan ayah itu menyatu menjadi
senyawa dengan jiwa. Sehingga jiwa tidak akan sempurna misi penyatuannya dengan
jasad bila kualitas jasad ittu kurang baik. Padahal esensi pendidikan adalah
melempangkang proses kesempurnaan jiwa.
*
Lihatlah yang tua-tua, kaya raya, jabatan
tinggi, tetap rajin berlama-lama di masjid. Mereka takut akan Allah.
Lihatlah yang lumpuh, berpayah-payah, tua
renta. Tak tinggal ke masjid. Apa yang dipikirkan anak muda yang sehat wal
afiat melihat mereka?s
*
Membuat surat permohonan pembuatan surat
keterangan izin belajar. (6.11.15)
Membuat surat keterangan aktif sebagai dosen.
*
Sangat banyak metodologi pendekatan yang lahir
belakangan ini. Hampir semuanya adalah anak kandung positivisme. Karena
penasaran, saya baca sebuah laporan penelitian. Ternyata pendekatan yang kebetulan
belim memiliki nama. Pendekatan itu tampak sebagai sebuah pendekatan untuk
menganalisa fenomena empiris. Maka digunakanlah pendekatan itu untuk melaporkan
situasi dan kondisi sebuah pesantren.
Hasilnya?
Sebuah laporan jurnalisme yang diselingi dengan
pengkaitan dengan metode pendekatan yang belum memiliki nama itu. Jadi, saat
sedang melaporkan kondisi dan kejadian sebuah pesantren, diselangi dengan
uraian tentang metode yang tidak jelas itu.
*
Sadru, qalbu, fuad, sirr.
*
Dulu
induktif, artinya, kontekstual. Qur'an merespon langsung fenomena.
Kini
deduktif, post power symdrom.
*
Saya
bermimpi mendapat penemuan ilmiah tentang sistem perolehan pengetahuan
inderawi. Seperti melihat suguhan objek oleh kaca pembesar. Apa ta'wilnya?
Sadar adalah sama dengan Ibn 'Arabi, tetapi
dengan cara penjelasan yang berbeda.
*
aku
tidak mengerti apa itu cinta
malah aku melihatnya sebagai ketiadaan semata.
Sampai secara perlahan aku tiba di sebuah bukIt. Melihatmu. menatap wajahmu.
Wajahmu adalah mimbar untuk sebuah khutbah.
Khutbah cinta yang segala gerakmu adalah
khatibnya.
Segala perjuangan mu, semua pengorbananmu.
Mengetuk hatiku.
Perjuanganmu, pengorbananmu, kesetiaanmu.
Adalah satu-satunya guru yang sebenar-benar
guru bagiku di dalam kehidupanku.
Ketenanganmu, keteduhanmu. Semuanya.
Kau
menyadarkan bahwa cinta itu ada.
Kau
menjadikan aku sebenar-benar manusia.
Dirimu mengajarkan, bukan melalui lisan, bukan
pula perbuatan.
Semua sikap, perjuangan dan pengorbananmu
telah menjadi guru bagiku.
Guru
yang tidak hanya memperkenalkan tetapi menjadikan.
Menjadikan aku sebenar-benar manusia.
Jangan buru-buru menagih cinta dariku.
Aku
masih belajar mengenalnya.
Biarkan aku belajar berkorban,belajar
setia, belajar menjadi orang yang tenang
dengan tidak mematikan semua mimpi dan cita-cita
*
Ya Allah, kami tidak siap, Engkaulah yang
menjadikan kesiapan. Ya, Allah kami tiada kuasa, Engkaulah yang melingkupi
segala. Ya Allah, jadikan segala daya kami, segala upaya kami dari dan kepada
Engkau semata.
*
Tanpa dirimu, aku bagaikan berjalan dengan
satu kaku
Tanpa kamu, dunia terasa sepi
Belum pernah aku menemukan kesetiaan seperti
itu
Kau
melakukan apapun untuk diriku
Bagi
kamu, akulah segalanya
Aku
rindu padamu
Kenapa harus kamu?
Kenapa kita harus bertemu?
Dunia mengatakan menjauh dariku adalah
kebebesan bagi dirimu
Tetapi dunia tidak tahu bahwa ini penjara bagi
diriku
*
Kamu
lihat?
Hanya dia yang konsisten saja yang berhasil
meraih impiannya.
Siang malam dia merajut benang impian untuk
dijadikan sebagai pakaian kenyataan.
Karena kerja keras tidak pernah berbohong.
*
521769E0
###
Singkattku Desember
Sebelum ruh menjadi jiwa, tidak ada Tuan dan
sahaya
Menjadi dua adalah aktualisasi rindu
Segala persepsi dan inteleksi adalah kerinduan
Hudhuri yang dialami sufi harus diakui sebagai
kerinduan
Bukan pertemuan
Di uganda?
Di pimggir laut
dipahatnya pegunungan battu
Dibuatnya sekolah dengan gedung raksasa
Jumlah ruangan belajarnya mungkin puluhan
ribu
Sangatt mewah
Artistik
Sistemik
*
Timphan
Keukarah
Gring
Loyang
Haluwa ek mie
boy
bada reuteuk
meuseukat
adee
*
Ada
satu detik dalam hidup. Semuanya terjadi tidak lebih dari satu detik. Dan hanya
terjadi sekali, cuma sekali. Mungkin ini dialami setiap orang. Itulah esnsi
dari hidup. Bila kehidupan adalah sebuah artikel, maka momen tersebut adalah
abstraknya.
Momen-momen lain dalam hidup hanyalah seperti
catatn kaki bagi momen esensial tersebut. Dan setiap orang pasti
menggambarkannya secara berbeda. Karena gambaran adalah kerja pikiran.
Sementara pikiran adalah penafsir. Setiap tafsir pasti berbeda.
Momen tersebut seperti sebuah mutiara. Niscaya
bagi setiap mata dan pada setiap sudut yang berbeda, akan menangkap kilau yang
berbeda. Kilau inilah gambaran.
Saya
menggambarkannya seperti sebuah tangga yang tiba-tiba mengangkat diri ini
hingga menjulang ke angkasa. Sempat melihat keindahan-keindahan di langit. Lalu
seketika tangga itu patah. Aku patah hati.
***
Aku punya dunia, sangat indah: di dalam
diriku.
Aku kecewa dengan dunia luar, sering tampak
indah: tetapi selalu berakhir kecewa. (Atau karena selalu diakhiri saat sedang
kecewa)
Aku suka dunia dalam diriku: sangat indah
mimpi-mimpiku, begitu syahdu imajinasiku. Aku menyayangi kalian semua.
***
Ulon Setia
Malam uroe hai Mando hatee lon peutheun
Keu sidroe ureung nyang sabee than ulon
cinta
Teuka rihoen lam jantoeng ulong meujangeun
Leupie lam dada
*
Teungang hai Joni Gata meunyoe peuteumuen
Bak
abah rimueng lon rupah lon jok keu gata
Beuthat nyawoeng rap abeh ulon peuteheun
Ulon
seutia
*
Hatee long nyoe hai bang teutap meusareung
Adak
meuribee thoen teutap ulon sabaa
Gaseh
ngoen sayang han mungken leukang
Ulon
seutia
*
Yusniar gata dara trang nibak beuleuen
Gaseh tanyoe hana restu ureung tuha
Ulon
usaha, ulon pih rela tetutap seutia
Joni-Mandoe-Yusniar
*
''Sabuk hitam kehidupan adalah menertawakan
kesudahan.'' (AH)
*
Pendidikan dimulai sebelum ayah dan ibu
bertemu. Pendidikan ditentukan oleh asupan makanan ayah dan ibu sebelum bercampur.
Asupan makanan ayah dan ibu adalah fondasi penentu watak anak. Bila kualitas
spiritual sumber makanan ayah dan ibu tidak baik, maka watak anak akan buruk.
Padahal partikel-partikel atom yang dimakan ibu dan ayah itu menyatu menjadi
senyawa dengan jiwa. Sehingga jiwa tidak akan sempurna misi penyatuannya dengan
jasad bila kualitas jasad ittu kurang baik. Padahal esensi pendidikan adalah
melempangkang proses kesempurnaan jiwa.
*
Lihatlah yang tua-tua, kaya raya, jabatan
tinggi, tetap rajin berlama-lama di masjid. Mereka takut akan Allah.
Lihatlah yang lumpuh, berpayah-payah, tua
renta. Tak tinggal ke masjid. Apa yang dipikirkan anak muda yang sehat wal
afiat melihat mereka?s
*
Membuat surat permohonan pembuatan surat
keterangan izin belajar. (6.11.15)
Membuat surat keterangan aktif sebagai dosen.
*
Sangat banyak metodologi pendekatan yang lahir
belakangan ini. Hampir semuanya adalah anak kandung positivisme. Karena
penasaran, saya baca sebuah laporan penelitian. Ternyata pendekatan yang kebetulan
belim memiliki nama. Pendekatan itu tampak sebagai sebuah pendekatan untuk
menganalisa fenomena empiris. Maka digunakanlah pendekatan itu untuk melaporkan
situasi dan kondisi sebuah pesantren.
Hasilnya?
Sebuah laporan jurnalisme yang diselingi dengan
pengkaitan dengan metode pendekatan yang belum memiliki nama itu. Jadi, saat
sedang melaporkan kondisi dan kejadian sebuah pesantren, diselangi dengan
uraian tentang metode yang tidak jelas itu.
*
Sadru, qalbu, fuad, sirr.
*
Dulu
induktif, artinya, kontekstual. Qur'an merespon langsung fenomena.
Kini
deduktif, post power symdrom.
*
Saya
bermimpi mendapat penemuan ilmiah tentang sistem perolehan pengetahuan
inderawi. Seperti melihat suguhan objek oleh kaca pembesar. Apa ta'wilnya?
Sadar adalah sama dengan Ibn 'Arabi, tetapi
dengan cara penjelasan yang berbeda.
*
aku
tidak mengerti apa itu cinta
malah aku melihatnya sebagai ketiadaan semata.
Sampai secara perlahan aku tiba di sebuah bukIt. Melihatmu. menatap wajahmu.
Wajahmu adalah mimbar untuk sebuah khutbah.
Khutbah cinta yang segala gerakmu adalah
khatibnya.
Segala perjuangan mu, semua pengorbananmu.
Mengetuk hatiku.
Perjuanganmu, pengorbananmu, kesetiaanmu.
Adalah satu-satunya guru yang sebenar-benar
guru bagiku di dalam kehidupanku.
Ketenanganmu, keteduhanmu. Semuanya.
Kau
menyadarkan bahwa cinta itu ada.
Kau
menjadikan aku sebenar-benar manusia.
Dirimu
mengajarkan, bukan melalui lisan, bukan pula perbuatan.
Semua sikap, perjuangan dan pengorbananmu
telah menjadi guru bagiku.
Guru
yang tidak hanya memperkenalkan tetapi menjadikan.
Menjadikan aku sebenar-benar manusia.
Jangan buru-buru menagih cinta dariku.
Aku
masih belajar mengenalnya.
Biarkan aku belajar berkorban,belajar
setia, belajar menjadi orang yang tenang
dengan tidak mematikan semua mimpi dan cita-cita
*
Ya Allah, kami tidak siap, Engkaulah yang
menjadikan kesiapan. Ya, Allah kami tiada kuasa, Engkaulah yang melingkupi
segala. Ya Allah, jadikan segala daya kami, segala upaya kami dari dan kepada
Engkau semata.
*
Tanpa dirimu, aku bagaikan berjalan dengan
satu kaku
Tanpa kamu, dunia terasa sepi
Belum pernah aku menemukan kesetiaan seperti
itu
Kau
melakukan apapun untuk diriku
Bagi
kamu, akulah segalanya
Aku
rindu padamu
Kenapa harus kamu?
Kenapa kita harus bertemu?
Dunia mengatakan menjauh dariku adalah
kebebesan bagi dirimu
Tetapi dunia tidak tahu bahwa ini penjara bagi
diriku
*
Kamu
lihat?
Hanya dia yang konsisten saja yang berhasil
meraih impiannya.
Siang malam dia merajut benang impian untuk
dijadikan sebagai pakaian kenyataan.
Karena kerja keras tidak pernah berbohong.
*
521769E0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar