Kebebasan pers memang diperlukan. Tapi yang tampak pada kita hari ini
adalah kebablasan pers. Negara punya suatu otoritas yang perlu menjamin
eksistensinya dalam menjaga rakyatnya. Rakyat memang perlu informasi
yang tepat dan akurat, tapi bila kebebasan pers justru menjadi sarana
provokasi masyarakat ini justru merugikan negara dan masyarakat itu
sendiri.
Kalau saja Karl Marx masih hidup, dia...
akan menambahkan jurnalisme atau media massa sebagai penopang
kapitalisme di samping hukum dan politik. Ya, informasi memang telah
menjadi sarana ampuh untuk menopang pundi-pundi harta yang dimiliki
segelintir orang di negara ini. Mereka memiliki sarana penunjang baru
untuk terus memperbanyak pundi-pundi uang mereka.
Suara-suara
mereka bukanlah suara rakyat. Suara-suara media massa adalah suara uang,
suara kekayaan, suara hasrat menguasai. Rakyat sendiri tidak pernah
memiliki kesempatan untuk bersuara. Kalaupun ada ruang untuk rakyat
bersuaram maka itu hanya diapresiasi sejauh kepentingan besar mereka itu
mendapat keuntungan.
Melalui media mereka melakan provokasi
sesuka hati. Bayangkan bila beberapa orang ini bersepakat untuk
merekayasa sesuatu dan menampilkannya sebagai kebenaran, maka seluruh
masyarakat akan teroengaruh oleh provokasi itu. Apa mungkin mereka
bersepakat? Tentunya mereka akan bersepakat dan sedang bekerja sama.
Mereka tidak akan saling menjatuhkan satu sama lain. Mereka punya tujuan
dan cita-cita yang sama: kapital.
Kebebasan yang
diperjuangkan rakyat mereka manfaatkan untuk mengibuli rakyat sendiri.
Mereka selalu membawa nama rakyat untuk kepentungan sendiri. Mereka
bukan bertujuan untuk menjadi penyambung lidah rakyat, mereka adalah
mulut besar yang menyumbat telinga nurani rakyat dengan jeritan-jeritan
kapital mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar