Link Download

Senin, 19 September 2011

jangan Seperti Gus Dur

Dengan istri melakukan apa saja boleh kecuali yang dilarang. Tapi jangan di depan orang. Bagi kita yang telah menikah melihat adegan romantis yang dilakukan orang miskin moral di depan umum tidak terlalu menggoda syahwat. Tapi bagi orang yang masih lajang yang masih menganggap zina adalah haram adalah masalah besar.

Inilah yang sering dilupakan mereka yang telah menikah dan para pezina. Apalagi para pengatur kebijakan umum. Mereka menganggap adegan romantis dan pakaian terbuka adalah hal biasa, jadi tv dibolehkan memutarnya.

Mereka yang di KPI adalah yang telah menikah atau yang belum menikah namun biasa berzina. Jadi bagi mereka adegan romantis dan aurat terbuka bukan masalah. Kita hidup jangan seperti Gus Dur. Dia menganggap goyang Inul biasa-biasa saja karena matanya buta. Lagi pula dia dia bukan lajang, lumpuh dan sudah tua renta pula. Jadi pantat Inul sama sekali tidak mempengaruhi syahwatnya. Dia menganggap standar syahwatnya sama seperti pemuda-pemuda yang menjadi konsumer lagu dangdut.

Padahal alur hidup dahulu lajang baru punya pasangan hidup atau bahasa kasarnya baru punya tempat pelampiasan syahwat. Seharusnya orang KPI, Gus Dur atau siapapun harus paham bagaimana rasanya mengumbar aurat atau adegan romantis di tempat umum sangat mengganggu lajang yang belum menikah dan tahu zina itu dosa besar--karena mereka sudah mengalaminya sebelumnya. Jadi standarisasinya jangan subjektif, harus objektif.

Kota Juang, 17 Sept. 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar