Karena ibu menginginkan saya untuk hadir dan bersama-sama di rumah dalam rangka bulan suci Ramadhan, jadi saya harus berusaha mencari jalan pulang.
Saya sadar saya sedang memanjat sebuah gunung. Jadi saya harus segera sampai di puncak dengan segera. Bila tidak, maka bebatuan dapat kapan saja menghantam kepala. Dapat saja dengan mudah saya terpeleset dan tercampak ke bawah. Di saat seperti ini, debu-debu dengan mudah selalu mengganggu pandangan dan mengotori badan. Saat sedang memanjat sebuah gunung, tidak ada pilihan lain kecuali segera sampai di puncak dan meneriakkan takbir.
Aa katanya "Saya dari Jawa Barat, jadi bila dalam kompetisi ini saya kalah, saya dapat dengan mudah kembali ke rumah. Tapi bila seseorang datang dari Papua, jalan pulangnya tidaklah mudah." Karena itu orang Papua pastinya harus punya naluri bertahan lebih kuat. Saya juga tidak berbeda dengan orang Papua. Saya juga datang dari tempat yang jauh, sama-sama menempuh jalan yang terjal untuk tiba ke mari dan jalan pulang saya juga berliku-liku, berkelok-kelok.
Kata Bang Sayed, di sini yang dipentingkan adalah kualitas, jadi siapa yang punya kepabelitas, dialah yang dapat bertahan. Katanya juga bila pulang saya kalah. Jadi saya tidak boleh kalah.
Saya teringat serial "Azumi" yang membunuh siapa saja guna mencapai sebuah misi. Saya dan kita semua punya misi dalam hidup kita. Jadi semua penghalang dan potensi pengganggu misi itu harus kita bunuh. Dianya termasuk rindu, kenangan masa lalu dan bahkan itu cinta.
Saya teringat serial "Azumi" yang membunuh siapa saja guna mencapai sebuah misi. Saya dan kita semua punya misi dalam hidup kita. Jadi semua penghalang dan potensi pengganggu misi itu harus kita bunuh. Dianya termasuk rindu, kenangan masa lalu dan bahkan itu cinta.
Saya pulang hanya untuk sementara saja. Sejenak melepaskan rindu bersama keluarga, orang-orang yang sebenarnya mencintai saya. Di sini? Orang-orang di sini bukan mecintai, tapi membutuhkan. Meskipun kata pepatah ketika kamu dibutuhkan dan kamu berkarya untuk mereka, di sanalah letaknya kamu berguna; dan dalam berkaryalah kita ada; namun manusia membutuhkan cinta: sejenak kembali kepada pelukan cinta. Sebagai tempat menghilangkan penat dan lelah. Seumpama shalat dhuha di tengah kesibukan bekerja. Seperti oasis di tengah gurun. Sepeti Ramadhan di antara bulan-bulan lainnya. Semarak hari raya mengalahkan hari-hari lainnya.
Sejenak kembali untuk cinta, mengumpulkan semangat untuk kembali berkarya. Semangat baru guna peningkatan karya, supaya karya semakin berkualitas biar semakin berguna bagi manusia. Kurang-lebih inilah gunanya hidup.
Mentra 58, 30 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar