Link Download

Selasa, 22 Maret 2011

Bank sebagai Penyebab Pembunuha

"Hanya karena korban menolak diajak berhubungan intim" kata pembaca berita. Begitu sepelenya perkara itu dalam kesan yang disampaikan media massa. "Karena enggak dikasih itu" diikuti "hahaha" tertawa lapas oleh seorang warga tetanga bersama beberapa lainnya. 

Begitu remehnya anggapan mereka itu. Mereka mengggap suami yang membunuh istri dengan tikaman benda tajam bertubi-tubi karena menolak berhubungan intim adalah sebab pembunuhan sepele. Padahal ini adalah perkara besar. Untuk apa diberi makan setiap hari, bekerja dari pagi untuk menutup tubuh isri biar tidak telanjang, diberi rumah biar tidak kena hujan, kalau satu kewajiban utamanya tidak dilakukannya. 

Apa jadinya kalau suami keluar mencari penjaja seks komersial lalu membawa pulang virus untuknya. Bagaimana kalau dia pergi berselingkuh hingga punya anak tidak punya ayah, menambah manusia menderita psikologis, merusak tatanan sosial. Bagaimana bisa seorang istri menolak kewajiban utama buat suami. Mereka kataka alasan pembunuhan ini sepela, sementara Allah Sang Pencipta memerintahkan para malaikat-Nya mengutuk wanita itu sampai pagi tiba. 

Semuanya karena akumulasi kekecewaan kepada istri. Kemungkinan besar sebab pertama dan terbesar karena mendapatkan istri tidak utuh lagi. Masalah-masalah lainnya sepanjang perjalanan rumah tangga yang selalu muncul adalah karena persoalan ekonomi. Persoalan ekonomi yang menjadikan mereka sebagai salahsatu dari jutaan rakyat negara miskin terlindas kapitalisme liberal. Bank-bank adalah penyebab kejadian itu terjadi. Terkesan mustahil, namun diba diterawang secara sistematis baru dipercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar