Kawan, engkau letih di samudera dunia, aku tau itu
Kutahu kalian lelah dengan di samudera akal pikiran
Mari merdeka,
Mari lepaskan segalanya
Mari menuju samudera sunyi
Mari mendekat, dan tenggelamlah
Mari menuju samudera hati
Mari menuju samudera hati
Di sana ada kemenangan tanpa peperangan
Mari menuju samudera hati
Di sana ada tarian tanpa iring-iringan musik
Mari menuju samudera hati
Di sana ada nalar tanpa akal
Mari menuju samudera hati
Di sana ada bahagia tanpa pengorbanan
Mari menuju samudera jiwa
Di sana ada cinta tanpa sengsara
Mari menuju samudera jiwa
Di sana ada rasa tanpa sentuhan
Duhai mari,
Akarmu menancap bumi
Rantingmu langit-langit
Buahmu adalah surga
Engkau lebih tinggi dari ratusan galaksi
Jiwamu suci hingga malaikat-malaikat suci merunduk padamu
Engkau tinggi hingga Jibril tinggal terpaku di sana
Duhai manusia-manusia suci
Kenapa Intanmu kau ganti arang
Duhai ciptaan tertinggi
Mengapa berlianmu kau rubah karang
Duhai mengapa,
Tahukah engkau hargamu?
Engkau adalah cermin Tuhan
Mendekatlah kemari
Kemari lebih dekat lagi
Mari, duhai kemari
Masuklah samudera hati
Kau tahu siapa dirimu?
Engkau tinggi, dirimu suci
Kamulah rahasia Tuhan
Pada dunia kau abaikan
Jangan ganti madumu dengan racun
Jangan ubah lagumu menjadi teriakan
Jangan, tahukah siapa dirimu
Engkaulah lengking seruling yang ditiupkan Tuhan pada suatu malam yang syahdu,
jauh sebelum langit dan bumi tegak berdiri
Mentra 58, 15 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar