Link Download

Rabu, 30 Desember 2015

singkatku okyober sampai desember 2015

Post Modernisme

KARAKTReristik

Istilah Postmodernisme pertama kali di kemukakan oleh Frederico de Onis sekitar dasawarsa ketiga abad duapuluh.
Postmodernisme menolak segala pengkultusan dan kemapanan. Mazhab ini menekankan pentingnya ekspresi pandangan individu. Postmodern mengkritik pengkultusan untuk bidang apapun yang ada hubungannya dengan manusia. Sehingga mungkin dapat dikatakan menyentuh semua bidang.

 Fredric Jamerson mengatakan Postmodernisme adalah bencana. Dia melihatnya sebagai budaya kedangkalan-kedangkalan,  kepura-puraan atau kelesuan emosi, hilangnya kesejahteraan akibat merambatnya kapitalisme hingga seni dan budaya dan pengahambaan diri manusia terhadap produk-produk pasar sebagai cara mencari identitas yang telah dicabut oleh kapital yang telah menhancurkan budaya yang merupakan identitas. Jean Baudrillard mempertegas dengan menyatakan bahwa  konsumsi masyarakat postmodernis telah dikendalikan oleh produksi.
 Postmodernisme menolak kemapanan ide-ide Modern. Namun ide-ide itu telah menjadi aktual. Sehingga, saat Postmodernisme sedang mendakwahkan anti dominasi, dominasi sedang terjadi. Tidak akan ada hukum baku dalam sosial. Ilmu-ilmu sosial tidak mengakui kepastian. Ilmu ini tidak memiliki bahasa yang sama. Sehingga, sekalipun memiliki cara kerja dan tujuan yang sama sekalipun, tetap akan dilihat berbeda karena instrumennya tidak sama.
Ilmu fisika termasuk sains murni lainnya, tidak ada yang benar-benar relatif. Sebab, mereka punya bahasa yang sama yakni matematika. Sayangnya, ilmu-ilmu sosial tidak mengakui bahasa yang satu.
 Ilmu fisika termasuk sains murni lainnya, tidak ada yang benar-benar relatif sekalipun ada ttteori relativitas. Sebab, mereka punya bahasa yang sama yakni matematika. Sayangnya, ilmu-ilmu sosial tidak mengakui bahasa yang satu. Padahal mereka punya itu, yakni logika. Penolakan sebagian ilmuan sosial untuk menjadikan logika sebaga bahasa adalah karena mereka mengira retorika, dialektika dan kegalatan berpikir adalah bagian dari logika. Padahal itu semua bukan logika tetapi adalah bagian penting yang tidak boleh ditinggalkan dalam kajian logika. Tugas filosof adalah menetapkan hukum logika yang tetap untuk ilmu-ilmu sosial. Kalapun haru ada beberapa modivikasi untuk subdisiplin tertentu, itu harus dipenuhi. Tujuannya adalah agar teori-teori tentang ilmu-ilmu sosial tidak sembarang didengungkan sebelum dapat diuji dengan baik.  Sehingga, tidak terjadi tutup lubang gali lubang dalam ilmu-ilmu sosial.
 Memang benar teori-teori akan berdialektika sehingga mengeluarkan satu atau beberapa teori sebagai unggulan yang akan dijadikan pegangan. Namun penetapan logika akan lebih menghemat apapun dan yang ikuT berdialektika adalah teori-teori yang memiliki fondasi kuat dan matang supaya menghasilkan sintesa yang bagus untuk masyarakat.
 Kalangan postmodernis mungkin akan menolak penerapan bahasa yang satu untuk membangun fondasi teori sosial. Mereka akan menuduh tawaran ini sebagai dominasi ilmu murni atas ilmu sosial. Padahal tawaran ini adalah tawaran untuk berpegang kepadaa prinsip-prinsip hakiki manusia yakni akal sehat.
 Timbul tenggelamnya masalah-masalah yang dihadapi masyarakat Barat adalah karena mereka tidak memiliki sebuat sintesa yang matang. Mereka bagaikan orang-orang yang sedang terjebak di dalam sumur indra dan rasio.


SASTRA
 Sastra menjadi bagian yang dianggap vital oleh Postmodernis untuk menyebarkan gagasan-gagasan mereka. Seni, khususnya sastra, dalam era Postmodernisme menawarkan kebebasan kepada masyarakat. Postmodernisme menciptakan kesan bahwa berkarya itu mudah sehingga membuat masyarakat tidak sulitt mengaktualisasikan bakat tanpa perlu takut atau canggung dengan strata atau hal-hal sejenisnya yang terlalu dipertimbangkan kaum Modern. Seiring dengan itu, sastra Postmodernisme menuntut deskipsi yang benar tentang hal-hal yang berkaitan dengan realitas empirik. Tuntutan ini muncul untuk menghindarkan dari kebingungan publik. Sehingga, umumnya penulis sasttra memulai dengan observasi bahkan penelitian sebelum bekerja. Namun ketika dilakukan secara berlebihan, karya sastra belakangan menjadi sulit dibedakan dengan karya ilmiah. Parahnya lagi ketika data yang disuguhkan keliru karena sang sastrawan memang bukan konsen di bidang saintifik dan akibat data yang disuguhkan telah ditolak seiring penemuan mutakhir dalam perjalanan waktu. Parahnya lagi, bahasa yang disuguhkan terlalu kaku, r,ef?cmvlai tidak mampu menggugah perasaan. 
 Ciri sastra Postmodernisme tidak menjadikan tokoh sebagai orang yang serba bisa dan serba tahu. Namun tokoh dijadikan sebagai sosok yang introspektif. Namun belakangan tokoh sering tampak sebagai orang yang melankolis.


Hermeunetika Posmo

Gereja dan seni susah dipisahkan. Wilhem Dilthey (1833-1911) didesak untuk terus belajar teologi dan diapresiasi untuk terus menggeluti seni hingga menerbitkan sebuah buku tentang puisi dan musik Jerman. Pemikiran hermeunetika Dilthey tidak jauh berbeda dengan Friedrick Schleiermacher (1768-1834). Bila nama terakhir ini mengatakan sebuah teks tidak boleh dibiarkan menjadi alien sihingga penafsir harus kembali ke masa teks di tulis lalu merekonstruksi hal-hal terkait teks supaya  maksud pengarang dapat dihayati sehingga menjadi didipahami. Sementara Dilthey mengatakan menghayati kondisi pengarang itu mustahil, tetapi kita dapat membayangkannya.
 Kritik-kritik Gadamer sebenarnya tidak terlalu penting. Anjurannya bahwa teks selain reproduktif tetapi juga harus produktif adalah hal yang niscaya. Sehingga Schleiermacher tidak perlu membahas itu. Dia sendiri sebenarnya sudah bermaksud reproduksi atas teks adalah supaya teks itu produktif.

 


Falsifikasi POPPER

Karl Popper menilai, sebuah teori, perlu anggap layak untuk sebuah realitas, barulah difalsifikasi. Bila tidak tahan uji ini, maka ia ditinggalkan lalu dicari lagi kesesuaian teori-relitas, difalsifikasi kembali; dan seterusnya. Menurutnya, suatu teori baru dapat dianggap sebagai kebenaran, bila telah menemukan kesalahannya. Hanya kesalahan yang ditemukan saja sesuatu dapat dibuk tikan kekeliruannya. Misalnya, untuk membuktikan bahwa tidak semua angsa putih, maka cukup hadirkan satu angsa bewarna hitam.
 Popper menampakkan dirinya beraliran Posmodernisme dengan menunjukkan keluasan dunia dalam diri manusia yang dihayati dari dunia eksternal dengan dunia internal manusia. Menurutnya, dunia yang dihayati adalah dunia yang benar. Yang dihayati itu adalah dunia eksternal dan dunia psikis di dalam diri. 


IMRE  LAKATOS

Imre Lakatos (1922-1979) mengatakan, sebuah teori memiliki inti teori (hard cover) yang tidak bisa membuat antar teori diperbandingkan. Menurutnya, sains yang benar dapat menciptakan ramalan-ramalan baru. Hard cover menurutnya bersifat sebagai penentu riset sebagai hipotesa yang menentukan suatu program pengembangan. Untuk melindungi hard cover, ia menciptakan lingkaran pelindung (protective belt) yang tampaknya istilah ini berguna untuk melindungi Lakatos sendiri atas serangan teori-teorinya. Selanjutnya dia membuat sebuah rangkaian teori, yang dimaksud sebagai koherensi dan tuntutan untuk menghasilkan penemuan baru.
  Teori epistemologi Lakator dapat ditolak secara keseluruhannya karena hard cover yang menjadi esensi teori adalah sebuah hipotesa. Suatu hipotesa tentunya hanya suatu asumsi, atau hanya suatu kebenaran logis yang belum tentu benar karena belum terbukti secara empiris. sistenyang dibangun dengan model demikian adalah karena Lakatos adalah seorang penganut rasionalis.   

ANTIMETODE
Feyerabend Adalah pemikir yang berencana menjadi asisten Ludwig Wittgensten dan Karl Popper. Meski gagal, namun ia berbahagia karena dapat menerangkum Philosophycal Investigation karya Wittgenstein dan menerjemahkan Open Society and its Enemy karya Popper. 
Dalam pandangan Feyerabend, semakin ketat sebuah teori, maka ia akan semakin besar kemungkinan untuk keliru karena landasannya empirik yang diandalkan. Kerena itu, dia berpandangan, sistem penentuan kebenaran melalui metode saintifik yang populer malah menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Sehingga, ia berpandangan, segala cara pandang, termasuk hal-hal yang dianggap dongeng atau mitos adalah bagian dari metode pengetahuan. Feyerabend mengkhawatirkan sikap monopoli positivisme-logis yang menghambat perkembangan ilmu pengetahuaan.


dekonstruksi  DERRIDA

Sebagaimana Feyerabend yang menyusun sistem anti-metode untuk membebaskan idividu untuk merumuskan sistem pengetahuan yang bebas dari monopoli positivisme-logis, Derrida juga berpandangan hampir serupa terkait perlakuan terhadap teks.   


FENOMENOLOGI  EDMUN HUSSERL

Berangkat dari pernyataan Immanuel Kat yang mengatakan manusia hanya dapat mengetahui fenomena, Edmun Husserl (1859-1938) berfokus untuk mengkaji tentang fenomena. Menurutnya, setiap fenomen tidak parsial, tetapi selalu terikat dengan sejarah. Umpama filsafat Mulla Sadra yang takkan terpahami tanpa sebelumnya memahami filsafat Ibn Sina. Atau takkan memahami teori Einstein tanpa memahami teori Newton.
 Husserl mengingatkan supaya diskursus alam sebagaimana adanya tidak perlu dipersoalkan. Sebab, mustahil mengetahui keseluruhan sesuatu secara menyeluruh sekaligus mendetail. Sehingga yang perlu adalah, memahami fragmen secara filosofis. Dengan cara ini, sesuatu yang sama sekali merugikan, yakni skeptis, dapat dibuang.
***

Kritik-Kritik Untuk POSTMODERNISME


SENJAKALA FILSAFAT


Karl Popper, Imre Lakatos, Paul Feyerabend dan Thomas Kuhn adalah filosof postmodernis yang mendapat serangan dari Theocharis dan Psimopoulos. Mereka menilai para filosof itu merusak ilmu dengan melahirkan pesimisme objektivitas ilmu. (John Horgan, The End of Science: Senjakala Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Teraju, 2005, h. 43)
 Popper menentang suatu teori yang dapat diterima sebagai sebuah objektivitas karena alasan dapat menghentikan minat pencarian empirik. Ia menegaskan bahwa objektivitas itu berada pada ketidaktahuan. 'Makna' dan 'tujuan' dianggapnya sebagai bagian epistemologi. Ini adalah bagian dari alasannya mendukung subjektivitas dan menolak objektivitas ilmu. Padahal kedua istilah itu tidak berada pada ranah epistemologis yang dianggap kaum positivis-logis, tetapi pada ranah aksiologis, yang hanya dapat diobjektivkan pada prinsip-prinsip dasar dan niscaya subjektif pada segmen-segmen khusus. 
 Ketika Popper menyuguhkan falsifikasi yang merupakan sistem pertemuan antara sebuah teri dengan realitas yang sesuai, dia sedang menawarkan kesesuaian antara rasio dengan realitas. Kerena demikiannya layaknya ilmu dibangun.
 Popper memiliki masalah yang mirip dengan Thomas Kuhn. Mereka menginginkan masalah makna dan nilai diselesaikan dalam renah epistemologis. Popper secara tersirat menyadari kemustahilan ini dengan mengatakan fansifikasi adalah filsafat, bukan ilmu pengetahuan. Kuhn sendiri mengakui pernyataan ini dengan mengatakan suatu 'makna' yang ditangkap lalu dilaporkan dengan berbeda sebagai bukti matematika bukan bahasa universal. Bahasa universal, seperti matematika dan logika dasar, hanya efektif pada ranah epistemologis. Masalah yang dihadapi para pemikir yang menolak bahasa universal adalah karena mereka memaksakannya pada ranah eksiologis-praktis. Ranah ini bukan lagi ranah epistemologis.  
 Filosof pasca Nietzsche umumnya sulit mengidentivikasi tugasnya sendiri. Seperti Popper dan Kuhn, Feyerabend juga tidak sadar bahwa teori yang masing-masing mereka tempah adalah epistemologi, filsafat ilmu, bukan filsafat itu sendiri. Mereka merasa yang sedang mereka tempah adalah filsafat sehingga mereka memaksakan aksiologi masuk kedalam sistem epistemologi yang mereka bangun sehingga mereka merasa bingung sendiri. Mereka merasa dapat menjawab segala persoalan termasuk makna dan nilai. Padahal epistemologi tidak bisa untuk itu. Akhirnya mereka berakhir dengan ironisme masing-masing tergantung teori yang dibangun.

SENJAKALA  FISIKA

Kelupaan pembedaan epistemologi dengan filsafat menghasilkan epistemolog abad ke-20 yang bangga dengan kelupaan. Lebih parah lagi, fisikawan pada masa yang sama. Mereka juga mencari nilai. Yang dimaksud 'lebih parah' adalah karena nilai itu mereka cari dalam fisika. Padahal fisika seharusnya dapat menjadi harapan terbaik karena dianggap sebagai disiplin yang paling objektif. Sayangnya, pada masa Postmodernisme, fisika tidak lagi menjadi objektif. Einstein mulai melakukan pendekatan fisika secara subjektif dengan teri relativitasnya. Selanjutnya Hessenberg memperparahnya dengan mekanika kuantum. Hingga saat ini, penyakit subjketivitas itu semakin menjadi-jadi dengan populernya teori superstring.
 Anehnya, parafisikawan tidak menyadari kekeliruan ini. Malah mereka berusaha keras untuk mendapatkan sebuah teori yang mampu menggabungkan seluruh teori fisika. bayangkan saja, bagaimana bisa mendapatkan satu teori yang dapat menjawab ragam persoalan dengan pendekatan subjektif, padahal hal-hal yang benar-benar objektif saja seperti logika murni saja diperdebatkan.
 Fisika mutakhir semakin konyol ketika ilmuannya hanya subuk dengan estetika quark dan entah subjektivitas-subjektivitas apalagi yang mereka dakan dapatkan kemudian hari.Mistikus, mungkin juga teolog, merasa gembira dengan sistem yang dimainkan fisikawan hari ini, mereka merasa capaian fisika telah membenarkan keyakinan mereka. Seyogiyanya kita dapat membedakan antara sains yang benar yang merupakan hasil dari kesesuaian rasio dan empirik dengan 'cita rasa' yang merupakan sesuatu yang tidak datang dari rasio maupun indera.



SENJAKALA  ILMU  PENGETAHUAN?


John Horgan, wartawan sain, berkelana mencari sesuatu yang disebut sebagai 'Jawaban', yang merupakan penyingkap segala realitas. Dia tertarik dengan 'Zahir' yang merupakan ''... tanda dari segala sesuatu.... bisa berupa kompas, seekor macan, batu, atau apa-pun. Sekali di pandang, tak bisa dilupakan. Zahir menggenggam pikiran orang yang memandangnya sampai semua aspek kenyataan menjadi tidak penting.'' Deskripsi Horgan (h. 79) tentang Zahir diberi semangat oleh, Jorge Luis Borges. Penyair Argentina ini banyak mengetahui tentang tradisi Timur-Tengah hingga tradisi mistiknya. Sehingga, besar kemungkinan teori 'Zahir' yang dalam bahasa Arab berarti 'Jelas' Konep ini, dari ciri yang disampaikan Horgan yang dikutup di atas, mirip dengan konsep 'Wujud' dalam tradisi filsafat dan mistisme Islam.       






Teori Relativitas Einstein

Termodinamika dan statistika adalah landasan mengenal teori Relativitas. Termodinamika adalah transformasi panas suatu benda ke benda lain yang lebih dingin hingga tingkat panasnya sama. Gas molekul yang tidak bisa diukur membuat teori Neuton diragukan. Kesulitan ini memaksa ilmuan untuk menerapkan sistem probabilitas.  


NILAI POSITIF POSTMODERNISME
 Aktualitas manusia di zaman perkembangan teori-teori Postmodernisme adalah pemikiran modernisme. Postmodernisme akan memberi aktualitas yang lebih kacau daripada Modernisme. Karena itu, Postmodernisme harus lebih cepat diatasi sebelum terjadi aktualisasi. Dan ini hanya bisa diatasi oleh filosof, bukan epistemolog atau teolog.
 Dengan efek sosial yang lebih buruk yang diberikan Postmodernisme, dia juga memiliki beberapa teori yang akan berguna secara positif, seperti membedakan pseudo sains dengan sains yang benar. Dan daftar-daftar pseudosains yang dikemukakan postmodernis seperti Emre Lakatos dan teman-temannya, adalah mazhab-mazhab yang telah memberi aktualitas yang sangat buruk, seperti Freudian dan Darwinisme. Kesesatan teori-teori ini adalah karena tidak memiliki akurasi antara teori dengan realitas, tidak memiliki refer. Namun perlu diingatkan bahwa penentang-penentang Darwinian dan Freudian adalah epistemolog sofis. Sehingga efek dari pseusoteori mereka jauh lebih berbahaya daripada Darwinisme.  

****

Ulon Setia

Malam uroe hai Mando hatee lon peutheun
Keu sidroe ureung nyang sabee than ulon cinta
Teuka rihoen lam jantoeng ulong meujangeun
 Leupie lam dada
*
 Teungang hai Joni Gata meunyoe peuteumuen
 Bak abah rimueng lon rupah lon jok keu gata
 Beuthat nyawoeng rap abeh ulon peuteheun
 Ulon seutia
 *
 Hatee long nyoe hai bang teutap meusareung
 Adak meuribee thoen teutap ulon sabaa
 Gaseh ngoen sayang han mungken leukang
 Ulon seutia
 *
 Yusniar gata dara trang nibak beuleuen
 Gaseh tanyoe hana restu ureung tuha
 Ulon usaha, ulon pih rela tetutap seutia

Joni-Mandoe-Yusniar
*
 ''Sabuk hitam kehidupan adalah menertawakan kesudahan.'' (AH)
*
 Pendidikan dimulai sebelum ayah dan ibu bertemu. Pendidikan ditentukan oleh asupan makanan ayah dan ibu sebelum bercampur. Asupan makanan ayah dan ibu adalah fondasi penentu watak anak. Bila kualitas spiritual sumber makanan ayah dan ibu tidak baik, maka watak anak akan buruk. Padahal partikel-partikel atom yang dimakan ibu dan ayah itu menyatu menjadi senyawa dengan jiwa. Sehingga jiwa tidak akan sempurna misi penyatuannya dengan jasad bila kualitas jasad ittu kurang baik. Padahal esensi pendidikan adalah melempangkang proses kesempurnaan jiwa.
 *
 Lihatlah yang tua-tua, kaya raya, jabatan tinggi, tetap rajin berlama-lama di masjid. Mereka takut akan Allah.
 Lihatlah yang lumpuh, berpayah-payah, tua renta. Tak tinggal ke masjid. Apa yang dipikirkan anak muda yang sehat wal afiat melihat mereka?s
*
 Membuat surat permohonan pembuatan surat keterangan izin belajar. (6.11.15)
 Membuat surat keterangan aktif sebagai dosen.
 *
 Sangat banyak metodologi pendekatan yang lahir belakangan ini. Hampir semuanya adalah anak kandung positivisme. Karena penasaran, saya baca sebuah laporan penelitian. Ternyata pendekatan yang kebetulan belim memiliki nama. Pendekatan itu tampak sebagai sebuah pendekatan untuk menganalisa fenomena empiris. Maka digunakanlah pendekatan itu untuk melaporkan situasi dan kondisi sebuah pesantren.
 Hasilnya?
 Sebuah laporan jurnalisme yang diselingi dengan pengkaitan dengan metode pendekatan yang belum memiliki nama itu. Jadi, saat sedang melaporkan kondisi dan kejadian sebuah pesantren, diselangi dengan uraian tentang metode yang tidak jelas itu.  
 *
    
Sadru, qalbu, fuad, sirr.
*
 Dulu induktif, artinya, kontekstual. Qur'an merespon langsung fenomena.
 Kini deduktif, post power symdrom.
 *
 Saya bermimpi mendapat penemuan ilmiah tentang sistem perolehan pengetahuan inderawi. Seperti melihat suguhan objek oleh kaca pembesar. Apa ta'wilnya?
 Sadar adalah sama dengan Ibn 'Arabi, tetapi dengan cara penjelasan yang berbeda.
 *
 aku tidak mengerti apa itu cinta
 malah aku melihatnya sebagai ketiadaan semata. Sampai secara perlahan aku tiba di sebuah bukIt. Melihatmu. menatap wajahmu.
 Wajahmu adalah mimbar untuk sebuah khutbah.
 Khutbah cinta yang segala gerakmu adalah khatibnya.
 Segala perjuangan mu, semua pengorbananmu.
 Mengetuk hatiku.

 Perjuanganmu, pengorbananmu, kesetiaanmu.
 Adalah satu-satunya guru yang sebenar-benar guru bagiku di dalam kehidupanku.
 Ketenanganmu, keteduhanmu. Semuanya.
 Kau menyadarkan bahwa cinta itu ada. 

 Kau menjadikan aku sebenar-benar manusia.
 Dirimu mengajarkan, bukan melalui lisan, bukan pula perbuatan.
 Semua sikap, perjuangan dan pengorbananmu telah menjadi guru bagiku.
 Guru yang tidak hanya memperkenalkan tetapi menjadikan.
 Menjadikan aku sebenar-benar manusia.

Jangan buru-buru menagih cinta dariku.
 Aku masih belajar mengenalnya.
 Biarkan aku belajar berkorban,belajar setia,  belajar menjadi orang yang tenang dengan tidak mematikan semua mimpi dan cita-cita

*
Ya Allah, kami tidak siap, Engkaulah yang menjadikan kesiapan. Ya, Allah kami tiada kuasa, Engkaulah yang melingkupi segala. Ya Allah, jadikan segala daya kami, segala upaya kami dari dan kepada Engkau semata.
*
 Tanpa dirimu, aku bagaikan berjalan dengan satu kaku
 Tanpa kamu, dunia terasa sepi
 Belum pernah aku menemukan kesetiaan seperti itu
 Kau melakukan apapun untuk diriku
 Bagi kamu, akulah segalanya
 Aku rindu padamu
 Kenapa harus kamu?
 Kenapa kita harus bertemu?
 Dunia mengatakan menjauh dariku adalah kebebesan bagi dirimu
 Tetapi dunia tidak tahu bahwa ini penjara bagi diriku
 *
 Kamu lihat?
 Hanya dia yang konsisten saja yang berhasil meraih impiannya.
 Siang malam dia merajut benang impian untuk dijadikan sebagai pakaian kenyataan.
 Karena kerja keras tidak pernah berbohong.
*
 521769E0

###
Singkattku Desember



 Sebelum ruh menjadi jiwa, tidak ada Tuan dan sahaya
 Menjadi dua adalah aktualisasi rindu
 Segala persepsi dan inteleksi adalah kerinduan
 Hudhuri yang dialami sufi harus diakui sebagai kerinduan
 Bukan pertemuan

Di uganda?
Di pimggir laut
dipahatnya pegunungan battu
Dibuatnya sekolah dengan gedung raksasa
Jumlah ruangan belajarnya mungkin puluhan ribu
Sangatt mewah
Artistik
Sistemik
*

Timphan
Keukarah
Gring
Loyang
Haluwa ek mie
boy
bada reuteuk
meuseukat
adee
*
 Ada satu detik dalam hidup. Semuanya terjadi tidak lebih dari satu detik. Dan hanya terjadi sekali, cuma sekali. Mungkin ini dialami setiap orang. Itulah esnsi dari hidup. Bila kehidupan adalah sebuah artikel, maka momen tersebut adalah abstraknya.
 Momen-momen lain dalam hidup hanyalah seperti catatn kaki bagi momen esensial tersebut. Dan setiap orang pasti menggambarkannya secara berbeda. Karena gambaran adalah kerja pikiran. Sementara pikiran adalah penafsir. Setiap tafsir pasti berbeda.
 Momen tersebut seperti sebuah mutiara. Niscaya bagi setiap mata dan pada setiap sudut yang berbeda, akan menangkap kilau yang berbeda. Kilau inilah gambaran.
 Saya menggambarkannya seperti sebuah tangga yang tiba-tiba mengangkat diri ini hingga menjulang ke angkasa. Sempat melihat keindahan-keindahan di langit. Lalu seketika tangga itu patah. Aku patah hati.
***
Aku punya dunia, sangat indah: di dalam diriku.
Aku kecewa dengan dunia luar, sering tampak indah: tetapi selalu berakhir kecewa. (Atau karena selalu diakhiri saat sedang kecewa)
Aku suka dunia dalam diriku: sangat indah mimpi-mimpiku, begitu syahdu imajinasiku. Aku menyayangi kalian semua.
  ***
 
Ulon Setia

Malam uroe hai Mando hatee lon peutheun
Keu sidroe ureung nyang sabee than ulon cinta
Teuka rihoen lam jantoeng ulong meujangeun
 Leupie lam dada
*
 Teungang hai Joni Gata meunyoe peuteumuen
 Bak abah rimueng lon rupah lon jok keu gata
 Beuthat nyawoeng rap abeh ulon peuteheun
 Ulon seutia
 *
 Hatee long nyoe hai bang teutap meusareung
 Adak meuribee thoen teutap ulon sabaa
 Gaseh ngoen sayang han mungken leukang
 Ulon seutia
 *
 Yusniar gata dara trang nibak beuleuen
 Gaseh tanyoe hana restu ureung tuha
 Ulon usaha, ulon pih rela tetutap seutia

Joni-Mandoe-Yusniar
*
 ''Sabuk hitam kehidupan adalah menertawakan kesudahan.'' (AH)
*
 Pendidikan dimulai sebelum ayah dan ibu bertemu. Pendidikan ditentukan oleh asupan makanan ayah dan ibu sebelum bercampur. Asupan makanan ayah dan ibu adalah fondasi penentu watak anak. Bila kualitas spiritual sumber makanan ayah dan ibu tidak baik, maka watak anak akan buruk. Padahal partikel-partikel atom yang dimakan ibu dan ayah itu menyatu menjadi senyawa dengan jiwa. Sehingga jiwa tidak akan sempurna misi penyatuannya dengan jasad bila kualitas jasad ittu kurang baik. Padahal esensi pendidikan adalah melempangkang proses kesempurnaan jiwa.
 *
 Lihatlah yang tua-tua, kaya raya, jabatan tinggi, tetap rajin berlama-lama di masjid. Mereka takut akan Allah.
 Lihatlah yang lumpuh, berpayah-payah, tua renta. Tak tinggal ke masjid. Apa yang dipikirkan anak muda yang sehat wal afiat melihat mereka?s
*
 Membuat surat permohonan pembuatan surat keterangan izin belajar. (6.11.15)
 Membuat surat keterangan aktif sebagai dosen.
 *
 Sangat banyak metodologi pendekatan yang lahir belakangan ini. Hampir semuanya adalah anak kandung positivisme. Karena penasaran, saya baca sebuah laporan penelitian. Ternyata pendekatan yang kebetulan belim memiliki nama. Pendekatan itu tampak sebagai sebuah pendekatan untuk menganalisa fenomena empiris. Maka digunakanlah pendekatan itu untuk melaporkan situasi dan kondisi sebuah pesantren.
 Hasilnya?
 Sebuah laporan jurnalisme yang diselingi dengan pengkaitan dengan metode pendekatan yang belum memiliki nama itu. Jadi, saat sedang melaporkan kondisi dan kejadian sebuah pesantren, diselangi dengan uraian tentang metode yang tidak jelas itu.  
 *
    
Sadru, qalbu, fuad, sirr.
*
 Dulu induktif, artinya, kontekstual. Qur'an merespon langsung fenomena.
 Kini deduktif, post power symdrom.
 *
 Saya bermimpi mendapat penemuan ilmiah tentang sistem perolehan pengetahuan inderawi. Seperti melihat suguhan objek oleh kaca pembesar. Apa ta'wilnya?
 Sadar adalah sama dengan Ibn 'Arabi, tetapi dengan cara penjelasan yang berbeda.
 *
 aku tidak mengerti apa itu cinta
 malah aku melihatnya sebagai ketiadaan semata. Sampai secara perlahan aku tiba di sebuah bukIt. Melihatmu. menatap wajahmu.
 Wajahmu adalah mimbar untuk sebuah khutbah.
 Khutbah cinta yang segala gerakmu adalah khatibnya.
 Segala perjuangan mu, semua pengorbananmu.
 Mengetuk hatiku.

 Perjuanganmu, pengorbananmu, kesetiaanmu.
 Adalah satu-satunya guru yang sebenar-benar guru bagiku di dalam kehidupanku.
 Ketenanganmu, keteduhanmu. Semuanya.
 Kau menyadarkan bahwa cinta itu ada. 

 Kau menjadikan aku sebenar-benar manusia.
 Dirimu mengajarkan, bukan melalui lisan, bukan pula perbuatan.
 Semua sikap, perjuangan dan pengorbananmu telah menjadi guru bagiku.
 Guru yang tidak hanya memperkenalkan tetapi menjadikan.
 Menjadikan aku sebenar-benar manusia.

Jangan buru-buru menagih cinta dariku.
 Aku masih belajar mengenalnya.
 Biarkan aku belajar berkorban,belajar setia,  belajar menjadi orang yang tenang dengan tidak mematikan semua mimpi dan cita-cita

*
Ya Allah, kami tidak siap, Engkaulah yang menjadikan kesiapan. Ya, Allah kami tiada kuasa, Engkaulah yang melingkupi segala. Ya Allah, jadikan segala daya kami, segala upaya kami dari dan kepada Engkau semata.
*
 Tanpa dirimu, aku bagaikan berjalan dengan satu kaku
 Tanpa kamu, dunia terasa sepi
 Belum pernah aku menemukan kesetiaan seperti itu
 Kau melakukan apapun untuk diriku
 Bagi kamu, akulah segalanya
 Aku rindu padamu
 Kenapa harus kamu?
 Kenapa kita harus bertemu?
 Dunia mengatakan menjauh dariku adalah kebebesan bagi dirimu
 Tetapi dunia tidak tahu bahwa ini penjara bagi diriku
 *
 Kamu lihat?
 Hanya dia yang konsisten saja yang berhasil meraih impiannya.
 Siang malam dia merajut benang impian untuk dijadikan sebagai pakaian kenyataan.
 Karena kerja keras tidak pernah berbohong.
*
 521769E0


Tidak ada komentar:

Posting Komentar