Krueng Mane dua enam mei dua ribu empat belas
Suatu sore di seputaran tanah lapang pasar malam
Matanya terus menatap
Dari seberang jalan pancaran biru bola matanya
Khas gadis pesisi Samudra Geudong Pasae
Aku jadi terpana, kukira gadis sepertinya sudah punah
Dia adalah terakhir
Kala aku pergi dia dibalik sebuah jip hitam
Waktu aku kembali dia sudah pergi
Jipnya juga telah tiada
Padahal ingin kutanyakan pulang ke mana
Bila tiada tumpangan bolehlah Abang hantar pulang
Tidak ada kepentingan apa-apa
Ini pertolongan hanya untuk bola matamu saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar