Seruan Nabi-nabi diikuti pada siang hari. Tetapi pada malamnya mereka ingkar kembali. Lihatlah orang Arab yang sangat rajin mengikuti syariat. Orang mencuri dipotong tangan, orang berzina ditanam, tetapi pada hal-hal yang tidak tampak pada mereka, adalah busuk. Tiada sedikitpun iklash diantara mereka. Menjalani kesengsaraan dengan tenang tetapi tiada iklash. Seperti orang Jawa, Arab menerima segalanya dengan 'tulus' tetapi iklash adalah jauh dari mereka.
Demikianlah bangsa-bangsa yang tunduk pada siang hari yakni hal-hal eksoterik, tetapi busuk dalah hal esoterik.
Padahal Allah (QS. Yunus: 67) menjadikan malam untuk lanjutan bagi siang. Demikianlah al-Rahman menjadikan batun jiwa sebagai kediaman yang teduh (sakan) dan dengannya raga menjadi molek (basyr) sebagaimana Dia menjadikah hati sebagai kebahagiaan yang dengannya pikiran jadi cemerlang.
*
Dia adalah sekaligus bukan Dia. Karena ketika Dia dapat disebutkan berarti bukan Dia karena Dia tiada dapat dibatasi dengan kata-kata. Ketika dapat mengatakan 'Huwa' atau 'Hu' maka terpisahkan antara 'aku' dengan 'Dia'.
*
Fusus Ibrahim
Menjadi Sahabat adalah Menjadi Kekasih. Bila telah menembus dua syarat ini itulah Khalil. Sahabat adalah yang dapat melihat esensi dan Kekasih adalah menyentuhnya. Esensi Kekasih adalah Suatu titik yang bila disentuh maka akan melarutkan diri secara total yang dengannya kekasih menjadi hilang seutuhnya.
*
Kota ragu mengeku Esensi tidak dapat diketahui karena Dia begitu agung orang diri yang kecil. Ahlul Yakin mengakui Esensi tidak dapat diketahui. Ahlul Yakin tidak dapat mengetahui Tuhan karena dirinya telah hilang. Untuk memiliki sifat, yakni mengetahui, tentunya ada zat yang menyandang sifat itu. Tetapi Ahlul Yakin mengaku diri mereka tiada, jadi jangankan mengetahui, diri saja tidak ada. Demikianlah penjelasan tentang ketidaktahuan pengetahuan ahlul yakin tentang Esensi.
*
Fusus Ishak
Ibn 'Arabi melihat Ibrahim tidak mengerti bahwa anaknya dilihat dalam bentuk domba. Maka yang ingin disembelih adalah anaknya, bukan domba. Tetapi anaknya itu mengatakan kepada ayahnya untuk melakukan apa yang Allah perintahkan, bukan apa yang ayahnya lihat.
Pengorbabanbukanlah penembusan. Itulah maksud Ibn 'Arabi. Jadi Tuhan bukan mengganti seorang Rasul dengan seekor kambing sebagai penebusan, tetapi mensahih apa yang Dia sampaikan kepada Ibrahim.
*
Fusus Uzayr
Kerja pikiran ada dua. Satu sedang berpikir dan dua sedang tidak berpikir. Ketika sedang berpikir maka ada gambar-gambar yang muncul. Ketika sedang tidak berpikir tidak ada gambar apapun. Demikian juga bila sedang mengingat Allah dan mengingat apapun selain Allah. Ada ingatan tentang Allah dan ada ingatan tentang apapun selain Allah. Engingat Allah sama dengan berpikir, mengingat selain Allah sama dengan tidak sedang berpikir.
*
Apapun yang terpikirkan adalah Dia. Karena pikiran kita adalah Dia. Apa yang kita ingat adalah Dia. Pikiran kita terbatas. Dia adalah terbatas. Batas Dia adalah Dia. Apakah Dia terbatas?
*
Al-Salam alaykum wa Rahmat Alla wa Barakatuh
*
Masa ini Ibn 'Arabi telah pergi. Hari ini dengar kan baik-baik, baik-baik dari saya. Ketika semua orang tidur, Allah membangukan saya dan mengajak berbicara sampai ayam di langit berkokok. Maka tanyakan saya apa isi pembicaraan Kami.
*
Manusia berpikir terbatas. Pikiran manusia adalah Dia. Dia terbatas pada apa-apa yang kita pikirlkan.
*
Pikiran lemah tidak mampu berpikir Allah. Dia akan meluncur untuk berpikir hal-hal selain Allah.
*
Tidak bisa setan menyerupai Rasul Saw. Dalam mimpi. Alasannya karena setan tidak bisa menyerupai Beliau. Tetapi mungkin setan bisa mempengaruhi imajinasi dan estimasi sang pemimpi untuk mengakui sepenuhnya bahwa sosok bukan Rasul yang ditemui dalam mimpi sebagai Rasul.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar