Link Download

Selasa, 23 April 2013

Hancur Hati Marvvvvvvvv


Ya Allah, apa yang Engkau inginkan tentang hati Ahmad. Kau ingin hanya diriMu yang ada di hatinya. Tetapi karena itu, kiranya, Kau telah menghancurkan banyak hati.
*
   Mar membawa pulang barang-barangnya berangsur-angsur. Saat berpamitan terakhir keparda Pon, sempat Mar bertanya, unvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvqatuk terakhir kalinya.
   ''Apakah ada berkomunikasi dengan Ahmad?''
  ''Tidak ada, Kak.'' Berat sekali pon menjawab pertanyaan itu. Suaranya setengah tertelan. Dia menunduk.
     Ternyata Pon tahu semua kisahku dengan Mar. Setiap berjumpa, Pon selalu menyinggung tentang Mar. Tetapi hanya kutanggap biasa. Aku tidak tahu Pon mengetahui semuanya, hingga aku berkunjung ke rumahnya. Di lantai atas kamar rumah Pon, baru Pon mengatakan bahwa dia mengetahui semuanya, bahkan dia tahu Mar ke tempat Ahmad di rantau untuk menemuinya. Ahmad kaget dengan pengakuan Pon. Kalau saja dari dulu Pon mengatakan dia mengetahui hubungan Mar dengan Ahmad, tidak akan sungkan Ahmad bertanya tentang Mar. Tetapi saat ini, hari itu, semuanya telah terlambat. Mar telah menikah. Ahmad hanya terlambat tiga hari. Mar telah menikah tiga hari sebelum Ahmad ke rumah Pon.
      Pon menceritakan Mar membawa pulang barang-barangnya sedikit demi sedikit ke kampungnya. Dia tidak lagi kerja di kota tempat Pon tinggal. Mantan tunangannya Din selalu datang ke tempat dia bekerja dan selalu memarahinya. Dia merasa tidak enak. Akhirnya dia berhenti bekerja.
       Setelah mentunangkan Mar, Din menjadi tidak jelas. Sudah empat tahun Din menggantung Mar. Ini sangat buruk bagi Mar: diikat dengan tunangan lalu diabaikan: sangat buruk bagi semua wanita. Mau menjalin hubungan asmara dengan orang lain sudah tidak boleh. Tetapi laki-laki tidak masalah dengan ikatan itu: seperti Din yang menjalin asmara di mana-mana.
    Dalam kegalauannya Mar sering berkominikasi melaluiangit dan udara dengan Ahmad. Mar menceritakan semua keluhnya kepada Ahmad. Ahmad sangat kasihan dengan Mar: sekaligus sebagai laki-laki yang kesepian, Ahmad memanfaatkan kondisi. Ahmad meminta Mar ketampatnya merantau. Setelah berpikir panjang dan memang saat itu pikiran Mar sedang tidak jernih, dia bersedia. Mereka tinggal di sana. Tetapi hanya dua minggu. Mar sudah terlanjur cinta kepada Ahmad. Tetapi setelah mengetahui ternyata Ahmad telah berkeluarga dan memiliki satu orang anak, Mar menjadi sangat kecewa dan memutuskan kembali. Mar kembali bekerja di tempatnya bekerja semula. Kepulangan Mar sangat membuat Ahmad terpukul. Mereka masih tetap berkomunikasi. Mar masih sangat mencintai Ahmad. Ahmad juga sangat membutuhkan Mar karena Ahmad sebenarnya sudah lama berpisah dengan Istrinya.
        Kalau saja Ahmad mencegah dan menceritakan kondisinya dengan keluarganya sekarang, Mar tidak akan pulang. Tetapi entah kenapa Ahmad tidak melakukannya. Tetapi dia sangat menyesal tidak melarang Mar pulang.
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar