Link Download

Selasa, 08 Januari 2013

Jam Tubuh

Budhi Prianto dalam 99 Peristiwa Menakjubkan Bukti Kekuasaan Allah mencerikatan seratus kurang satu peristiwa-peristiwa yang tidak biasa dan sangat menakjubkan. Salah satu peristiwa yang sangat menarik bagi saya adalah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa migrasi burung bukan karena musim tetapi karena waktu. Waktu tersebut disebut waktu tubuh. (h. 130-131) Saya yakin dan sadar maksud waktu tubuh ini persis seperti diri saya yang terus gelisah, darah eolah marah-marah, otot-otot meronta ronta bila waktunya tiba. Keresahan tubuh ini baru reda setelah saya shalat dengan baik karena memang mintanya adalah shalat.
Buku terbitan Zaytuna, Jakarta tahun 2011 ini juga menampilkan banyak peristiwa lain yang begitu memberi ketertarikan kepada saya. Diantaranya tentang tumbuhan yang menurut simpulan ilmuan memiliki jiwa .(h. 74-75) Ilmuan melakukan penelitian pada tanaman alba dan menemukan sensitivitas dan karakteristik tumbuhan itu seperti hawan saja. Tetapi refleks dan kecepatannya seperti kereta api. Namun dia tetap saja pohon yang tidak boleh putus dari tanah. Simpulan ilmuan adalah membenarkan para filosof. Filosof aliran manapun mengakui semua makhluk memiliki jiwa, bahkan batupun juga begitu, apalagi pohon. Tanaman alba dapat saja disebut jembatan antara tumbuhan dan hewan. Padahal ada makhluk yang manusia sama sekali tidak mampu memastikan dia tumbuhan apa hewan. Apa yang saya tuliskan tentang 'Tatapan Matamu di Ranah Minang' pada 'Garudaku Tangguh' bukanlah bualan.
Dalam buku yang memiliki tebal 164 halaman ini juga menceritakan tentang keistimewaan air zam-zam. Seperti yang dikutip dari sebuah hadits yang perawinya tidak populer, disebutkan bahwa air zam-zam adalah air suggesti. Maksudnya, bila dia diminun dengan niat menghilangkan dahaga, haus hilang. Kalau mengharap kenyang setelah minum air ini, maka anda kenya. Si sakit akan sembuh bila berharap sembuh setelah minum air yang dikatakan dari tekanan tumit Jibril. Sementara saya sendiri sedang kurang enak badan, belum sarapan dan haus pula. Karena zam-zam adalah air suggesti, maka seharusnya tidak perlu hadir di hadapan dan meneguknya, dia tidak dihadapan dan disuggestikan di hadapan lalu disuggestikan diminum. Ternyata memang benar, badan saya langsung segar, langsung kenyang dan dahaga hilang. Saya tidak tahu apakah keajaiban ini karena terlalu berlebihannya suggesti saya, atau memang air ajaib itu yang memberi suggesti. Tetapi tampaknya lebih baik menganggap karena yang saya suggesti adalah zat yang juga punya suggesti.
Kawan saya pernah mengatakan alasan air zam-zam bisa ada ditengah gurun pasir adalah karena makkah adalah pusat bumi. Dengan itu dia memiliki daya grafitasi bumi yang baik. Dengan itu dia dapat menghimpun ai-air dari mana saja di dalam perut bumi. Dengan komposisi kandungan tanah yang baik, maka dapatlah disaring itu air dengan
Awalnya saya berestimasi buku yang memiliki rupa menarik ini hanyalah kumpulan tulisan murahan yang pengarangnya tidak perlu bekerja keras tetapi cukup mengumpulkan tulisan-tulisan di koran dan internet, lalu mengalih bahasakannya. Tetapi apa boleh dikata, ''kumpulan tulisan murahan'' persembahan Zaytuna perlahan seperti hujan lalu menjadi banjir yang membuat saya kelelep tak bisa lagi mengatur nafas dengan baik. Saya seperti tenggelam dan dimainkan oleh ombak fenomena-fenomena mencengangkan. Pepatah ''Jangan menilai buku dari sampun'' benar-benar sedang menikam saya. Bahkan saya menjadi tidak berani menilai sebuah buku sekalipun telah khatam berulang-ulang. Dan saya pikir yang benar adalah buku itu sendiri yang lebih berwewenang menilai kita.
Berpetualang di dalam buku ini membuat kita air yang perlahan naik ke langit, semakin tinggi, dada semakin sesak.: setelah itu hujan. Saya sendiri menangis. Terserah teman-teman: karena bukunya, atau saya sendiri sebagai pembaca yang rapuh.
Mengenai banyaknya benda yang membentuk lafadz Allah pada halaman-halaman terakhir tidak terlalu membuat saya tertarik. Bentuk itu sangat simpel. Jadi wajar saja banyak benda berbentul lafadz itu: telinga bayi, kulit buah, awan, kobaran api, ombak di pantai, pohon kaktus, dan lain sebagainya. Kalau lafadz tersebut dapat mengetuk hati manusia, itu baik baginya. Namun bila lafadz itu menjadi standar iman, syirik hukumnya. Saya bertanya: kalau saja tiba-tiba muncul awan bertiliskan:'Muhammad penipu', apakah kita semua akan ke kantor kelurahan untuk memperbaharui KTP, mengganti tulisan: 'Agama: Islam'.
terdapat beberapa peristiwa yang diragukan keabsahannya oleh masyarakat. Seharusnya penulis buku ini sedikit mengulas beberapa fenomena yang telah menjadi kontrofersi. Saya khawatir, kalau saja ternyata peristiwa-peristiwa kontrofersi tersebut keliru, maka penulis penulis buku dianggap ikut terlibat menyebar kebohongan.

02-01-'13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar