Link Download

Minggu, 22 Juli 2012

Sembilan Aksioma Isyraqi (I)

1. Penanda intensi adalah keseluruhah, penanda implisit adalah penanda sebagian dan penanda simultan adalah kebersambungan. Bila menyebut keseluruhan, maka pastilah mengikutkan yang sebagian, tapi bila menyebutkan sebagian, tidak membawa keseluruhan.

2. Antara konsepsi dengan afirmasi perlu dibedakan. Konsepsi adalah sesuatu yang belum punya isi atau dianya hanya sebuah wadah yang siap diisi. Sementara afirmasi adalah konfirmasi dari konsepsi sehingga konsepsi itu jadi berisi. Konsepsi mustahil dapat diberi makna karena dia belum pusa sesuatu untuk diidentifikasi, yakni afirmasi.

3. Baru bisa disebut 'sesuatu' (thing) kalau dia telah diberi aksiden. Apakah kategori yang lebih dahulu, atau sesuatu itu yang membentuk kategorinya sendiri kategorinya barulah dianya dapat dikenali? Jawaban saya adalah akal membentuk asiden untuk 'sesuatu' bersamaan dia membentuk aksiden bagi dirinya. Karena itulah sesuatu itu selalu tampak relatif.

4. 'Sesuatu' (thing) adalah aksiden yang dibuat oleh pikiran, bukan sesuatu itu sendiri yang membuat aksidennya. Karena bila tidak, maka dari sudut manapun kita memandang sesuatu, maka tetap akan sama.

5. Pada dasarnya intelek memiliki sifat yang sangat simpel, lalu turun pada ranah genus, lalu spesies dan differensia. 'Differansia' disematkan pada realitas partikular. Yang partikular musti punya aksiden sendiri, hingga menjadi berbeda dengan partikular lainnya; dia bergantung pada spesies; yang, spesies bergantung pada genus.

6. Semua hukum yang berlaku pada alam adalah hukum yang ada di pikiran. Realitas eksternal adalah perwujudan dari yang ada di dalam pikiran.

7. Sesuatu hanya dapat dikonfirmasi di realitas eksternal bila sudah diberi aksiden. Untuk menerangkan sesuatu pada orang yang belum pernah melihatnya, yang paling penting adalah memperjelas isi tiap-tiap aksiden sehingga dia dapat digambarkan dalam pikiran orang yang diberi tahu.

8. Realitas dalam pikiran sudah mengada dengan sendirinya. Maka untuk menghadirkan realitas itu kepada pemahaman pribadi, akal melimitasinya dan memisahkannya dengan realitasnya yang lebih mendalam. Setelah diberi pembatasan subjektif, maka dicesuaikanlah dengan pembatasan yang telah dibuat orang lain. Di sinilah objektivitasnya.

9. Sesuatu baru melekat di ingatan bila telah dibentuk aksiden partikularnya. Partikularitas atau spesies adalah manifes dari universalia atay genus. Universalia dimiliki semua akal manusia. Dan semua partikularitas adalah turunan dari yang genus, sehingga semua orang punya potensi ini. Maka untuk menerangkan suatu partikularitas bagi seseorang, cukup dengan menurunkan secara bertahap dari genus, spesien hingga differensia. Karena bila didemonstrasikan secara langsung di realitas eksternal, itu namanya bukan perjelasan atau pemberitahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar