Ilmu terbagi dua: tashawur dan tasydiq. Kata terbagi beberapa: (1) mukhtas, yang berarti khusus. Mis, ketika memakai kata 'spidol'
maka makna yang dimaksud tetap spidol. (2)
Musytaroh, adalah satu kata yang bermakna ganda. Mis, kata 'bisa' dapat
bermakna 'racun' dan bisa pula bermakna 'dapat'. (3) Mangkul, adalah kata yang punya makna dasar berbeda dengan makna
yang lazim dikenal. Mis, 'Shalat' yang artinya 'doa' dipakai untuk
'sembahyang'. Selanjutnya (3) murtajal, yaitu kata yang dipakai
sebagai istilah lain. Mis, 'Juventus' adalah nama klub bola: dipakai oleh
seorang ayah sebagai nama anaknya. Berikutnya (4) majaz, kata yang dipakai untuk yang lain. Biasanya karena kesamaan
ciri seperti kata yang dipinjam. Mis, ''Wajahnya seperti rembulan''.
Dari lafad memberikan makna. Makna terbagi dua: (1) mahfum, yaitu kata
cuma ada dalam konsep tapi tidak ada dalam realitas. Mis, kata 'universal. (2)
Misydaq, yaitu kata yang ada dalam konsep dan dapat dijumpai pula pada realitas
eksternal. Mis, 'kursi': 'Rembulan' dapat ditemikan pada realitas eksternal.
Artinya ini misydaq. Tapi 'wajah seperti rembilan' hanya mahfum.
Mahfum terbagi menjad dua. Pertama, kulli (universal). Mis, manusia.
Kedua, jism, yaitu partikular. Mis, Wanto. Disebut jism karena Wanto terdiri
dari tangan, kaki, perut, tangan dan lainnya.
Selanjutnya tangan juga jism
sebab dia terdiri dari siku, jari-jari dan lainnya. Jari juga menjadi jism, dan
seterusnya. Jus'iy baru ada ketika menjadikannya universal.
Tasawi yaitu dua kata yang
bermaksud sama. Mis, 'manusia' dan 'hewan berakal'. Dalam gambar, ini adalah
dua lingkaran pada tempat dan ukuran yang sama sehingga tampak satu lingkaran sebab kesamaannya tidak
bisa dipisahkan. Tabayun yaitu dua kata yang tidak berhubungan sama sekali.
Mis, 'batu' dan 'manusia'. Dalam gambar, ini adalah dua lingkatang yang
berpisah sama sekali, satu sama lain. Umam wa khusus mutlaq adalah satu kata
yang menghimpun atau dihimpun kata lain. Mis, 'hewan' yang berada di garis luar
lingkaran bila dalam bentuk gambar dan 'manusia dalam longkaran kecil di dalam
lingkara: manusia adalah bagian dari hewan. Selanjutnya umam wa khusus muthlaq,
yaitu dua makan universal yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Mis,
'salju' dan 'putih'. Salju tidak bisa melepaskan diri dari putuh dan pastinya
salju itu bewarna putih. Dalam gambar, adalah dua lingkatran yang masing-masing
melingkupi separuh lingkaran lain.
Kulliy terbagi dua, zaati dan aradh. Zaati terbagi dua, genus (mis, hewan) dan spesies (mis, manusia).
Genus itu meniscayakan lahirnya spesies. Aradh juga terbagi dua umam (mis, yang
berjalan) dan khusu (mis, yang tertawa); yang tertawa hanya spesies manusia
saja. Sebagai catatan, zaati tidak memerlukan arad; tapi aradh meniscayakan adanya
zaati.
Bila 'Wanto' adalah genus, maka 'manusia' adalah spesies. Genus dari
'manusia' adalah 'hewan'. Genus dari 'hewan' adalah 'benda hidup'. Demikian
seterusnya hingga substansi.
Disebut makkulatul awwal bila
sesuatu dapat ditemukan perbedaannya baik di realitas eksternal maupun dalam
pikiran. Makkulatul awwal dapat dianalitik dan disintesiskan kembali. Misalnya
'sebuah bendera merah putih'. Kita dapat membedakan 'merah' dan 'putih' pada
realitas eksternal maupun dalam konsep. Selanjutnya 'merah' dan 'putih'
diabstraksikan menjadi quiditas 'bendera merah putih'. Contoh lain: 'putih' dan
'manis' dapat dibedakan di realitas
eksternal maupun dalam konsep. Saat di abstraksikan, jadilah 'gula'.
Makkulatus tsani terbagidu a: falsafi dan mantiqi. Disebut makkulatul
tsani falsafi bila sesuatu itu dapat dibedakan dalam pikiran, tapi tidak bisa
dibedakan di realitas eksternal karena sebab beserta aksidennya muncul secara
bersamaan(sekaligus). Misalnya, di alam eksternal kita tidak dapat membedakan
antara 'kursi' dengan 'tukang kursi' atau aksiden kursi sebab yang tampak di
hadapan kita hanya kursi. Tapi pikiran kita langsung mengetahui penyebab kursi;
dan di dalam konsep, antara 'kursi' dan 'pembuat kursi' langsung dapat
dibedakan. Tapi bila kita dapat melihat si tukang kursi dan kursinya secara
sekaligus, maka itu tidak bisa disebut makkulatul tsani, tapi makkulatul awaal.
Ketika menemukan menemukan suatu benda, maka dua pertanyaan yang
langsung muncul pada diri kita. Pertama 'adakah kursi itu'. Kedua, 'apakah
kursi itu'.Yang bisa dikenal (diketahui) dalam realitas eksternal hanya
'adakah'. Tetapi di dalam konsep pikiran, konsep 'apakah' juga bisa dikenal dan
antara kedua pertanyaan ini dapat dibedakan.
Mantiqi adalah universalisasi partikular-partikular. 'Wanto', 'Azzam',
ketika diabstraksikan menjadi 'manusia'. 'Manusia' tidak dapat dijumpai di
realitas eksternal, dia cuma ada dalam konsep. Sementara di realitas eksternal,
kita cuma bisa menemukan partikularnya: 'Wanto', 'Joko' dan partikular lainnya.
Peripatetik mengakui 'wujud' terdapat pada realitas eksternal dan
internal (konsep). Tapi dalam filsafat Isyraqi, Suhrawardi Mengatakan 'wujud'
tidak ada pada alam eksternal. Katanya, di alam eksternal hanya ada
'mahiyah-mahiyah'. Mahiyah adalah pembeda yang menyebabkan 'wujud' itu muncul.
Tapi bila kita mengakui 'partikular' juga adalah sebenarnya abstraksi dari
partikular yang lain, hingga seterusnya, maka benarlah Suhrawardi.
Peripatetik mengenal beberapa
internal sense: 1. Common sense, yaitu pengenalan sesuatu yang senyatanya
sesuatu itu tidak seperti di kenal. Misalnya kita melihat baling-baling
helikopter tampak spiral, padahal sebenarnya tidak. 2. Imagination, yang
terbagi dua (a) sensual perception, yaitu sesuatu yang dikenal saat sedang
diinderai dan (b) imagilal perception, yaitu sesuatu yang dikenal saat diingat.
3. Memori, yang bekerja untuk menganalisis atau mendekonstruksi sesuatu (think,
yang biasanya jamak: thinks) dan mengkonstruksi, yaitu menyusun kembali apa
yang dianalisa untuk menjadi sebuah pemahaman (yang biasanya menjadi pemahaman
baru). 4. Estimasi, adalah fakultas atau tempat munculnya rasa seperti 'cinta'
dan 'takut'. 5. Memori, hampir mirip seperti estimasi, memori adalah sebagai
pemaknaan. 6. Intelek, (reason) yang
bekerja menguniversalkan partikular
setelah dibuat judgement. Sering
orang membuat judgement melalui
estimasi. Ini kurang valid sebab apa yang terkesan di 'rasa' bukanlah simpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar