Penjelasan yang paling jelas yang pernah saya pahami selama
belajar filsafat Islam adalah melalui Pak Musa Kazim. Beliau menerangkan bahwa
ilmu itu terbagi dua, hudhuri dan hushuli. Ilmu hushuli terbagi menjadi
tashawur dan tasydiq. Tashawur adalah yang menghasilkan konsep-konsep primer
(keapaan, Whatness, kemahiyahan) di alam eksternal. Konsep yang kita maksudkan
bukanlah dalam bentuk gambar atau pemahaman akan makna secara vokal melainkan
tentang kemahiyahan itu sendiri. Misalnya 'kursi': bukan makna kursi secara
kata, bukan pula gambar sebuah kursi di dalam pikiran melainkan 'ke-kursi-an'
itu sendiri. Inilah yang disebut 'mahiyah'. Ini disebut 'makkulatul awwaliyah mantiqiyyah'. Mahiyah adalah konsep yang
paling sederhana (simple, basith)
karena dia dapat dipahami dengan sendirinya dan tidak bisa direduksi.
Sementara tasydiq
tidak bisa berdiri sendiri. Dia harus terdiri lebih dari satu konsep. Tasydiq
terbagi menjadi makkulatul sanawiyah
falsasiyah dan makkulatul sanawiyah
mantiqiyyah. Makkulatul sanawiyah falsafiyah Cuma ada pada konsep, tidak
ada pada realitas eksternal. Misalnya konsep 'cantik' ada di dalam konsep,
tetapi tidak bisa ditemukan di eksternal. Karena tidak dapat berdiri dengan
satu konsep, maka Makkulatul sanawiyah
falsafiyah seperti 'cantik' harus digabungkan dengan konsep lain misalnya
'kursi itu cantik'. Konsep ini baru muncul ketika konstruksi pikiran ketika dia
membandingkan partikular-partikular. Kursi itu baru disebut cantik ketika ada
kursi lain tidak cantik.
Makkulatul sanawiyah mantiqiyyah pembentukan
konsepnya hanya ada di dalam pikiran dan juga pensifatannya di dalam benak.
Misalnya 'universal', tidak bisa dikonfirmasi di eksternal dan pensifatannya
juga hanya bisa di dalam pikiran.
Wujud bukan konsep di dalam pikiran
itu. Yang di pikiran itu mahiyahnya. Wujud itu dimiliki oleh semua hal. Semua
mahiyah itu mewujud. 'Ada itu ada': simpel, sangat sederhana. Sebelum segala
mahiyah ada, ada itu sendiri telah ada. Bahkan 'ketiadaan' itu sendiri ada
sebagai konsep. Sekali lagi: 'konsep' yang kita maksud bukanlah gambar objek
eksternal, bukan pula sebuah makna yang dibentuk setelah gambar bentuk di
pikiran muncul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar